DPR Kritik Keras Pejabat Minim Empati di Tragedi Banjir Sumatra

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 02 Desember 2025
DPR Kritik Keras Pejabat Minim Empati di Tragedi Banjir Sumatra

Evakuasi Korban Bencana Alam di Sumatra. (Foto: dok. Polri)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Anggota DPR RI, Yanuar Arif Wibowo menyesalkan serangkaian pernyataan yang disampaikan oleh sejumlah pejabat pemerintah yang dinilai tidak empatik dan justru memantik kemarahan publik. Pernyataan ini muncul di tengah kesedihan mendalam akibat tragedi banjir dan longsor besar yang melanda Sumatra dan Aceh.

Yanuar mendesak pemerintah, mulai dari para menteri hingga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk menunjukkan kehati-hatian dan sensitivitas yang lebih tinggi saat berkomunikasi dengan masyarakat yang sedang berduka.

Yanuar menilai beberapa pejabat terkesan defensif dan meremehkan skala bencana yang terjadi. Salah satu isu yang ia soroti adalah tanggapan pejabat mengenai temuan kayu gelondongan dalam jumlah besar yang hanyut terbawa arus banjir.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Efek Banjir Sumatra Barat, Ikan Hiu Sampai Masuk ke Pemukiman Warga di Padang

“Jangan defensif dengan statement yang membuat masyarakat marah. Ada (pejabat) yang bilang (akar pohonnya) tercabut karena hujan deras, tercabut karena nggak ada akarnya. Ini kan membuat orang bertanya dan marah,” ujar Yanuar, Selasa (2/12).

Pada kesempatan yang sama, Yanuar juga menyoroti pernyataan Kepala BNPB yang sebelumnya menganggap kondisi di lapangan tidak seekstrem yang digambarkan di media sosial. Menurutnya, komentar tersebut gagal menunjukkan empati di saat ratusan warga kehilangan nyawa.

“Masa iya 700 meninggal dunia dianggap biasa-biasa saja? Menurut saya enggak (etis). Ini anak bangsa,” serunya.

Pentingnya Refleksi dan Perbaikan Komunikasi Kebencanaan

Politisi Fraksi PKS ini juga menyebutkan adanya laporan dari Aceh tentang dua desa yang hilang akibat bencana. Fakta ini, menurutnya, harus menjadi alarm serius bagi pejabat agar lebih berhati-hati dalam menarasikan situasi di lapangan.

Meskipun melayangkan kritik, Yanuar tetap memberikan apresiasi terhadap tindakan cepat Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang mengirimkan bantuan menggunakan pesawat khusus, serta partisipasi aktif berbagai fraksi dan partai di lapangan.

"Itu bagian dari empati. Jadi jangan sampai pejabat publik malah membuat statement yang memicu amarah, apalagi ketika bicara soal kehilangan jiwa dan harta benda yang tidak sedikit,” ujar Mantan Anggota Komisi V DPR RI ini.

Menurut Yanuar, komunikasi pejabat publik dalam situasi krisis harus membawa keteduhan, bukan memancing kemarahan. Korban dan relawan membutuhkan rasa diperhatikan, bukan cemoohan atau narasi yang mendiskon kenyataan di lapangan.

Oleh karena itu, ia menekankan bahwa momentum bencana ini harus menjadi refleksi bagi pemerintah untuk memperbaiki komunikasi kebencanaan.

“Seluruh pejabat di republik ini harus berbenah. Komunikasi para pejabat dalam situasi seperti ini juga harus berbenah,” tandasnya.

Baca juga:

Banjir Bandang Sumatera Bawa Batang Pohon, Menhut Akui Ada Kesalahan Kelola Lingkungan

Yanuar mengingatkan bahwa pola bencana besar yang terus berulang setiap akhir tahun menuntut pemerintah untuk mengambil pelajaran. Ia menilai, kondisi alam di Indonesia menunjukkan pola yang semakin ekstrem dan membutuhkan kebijakan mitigasi yang lebih bijaksana dan kesiapsiagaan yang lebih matang.

Permintaan Perhatian Ekstra untuk Daerah Terdampak

Di samping itu, Yanuar meminta pemerintah pusat untuk memberikan perhatian ekstra terhadap daerah yang terdampak. Hal ini penting mengingat kondisi fiskal banyak pemerintah daerah saat ini berada di bawah tekanan besar dan APBD mereka tidak akan sanggup menanggung beban bencana sebesar ini.

“Keterbatasan beban yang ditanggung gubernur dan bupati itu nyata. APBD mereka tidak sanggup. Jadi kalaupun belum ditetapkan sebagai bencana nasional, saya berharap pemerintah pusat punya perhatian lebih terhadap saudara-saudara kita yang sedang dilanda bencana,” pungkasnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat data tragis korban tewas akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat per Selasa (2/12) siang bertambah menjadi 659 orang.

Sementara itu, korban hilang mencapai 475 orang di tiga provinsi terdampak, dan korban luka-luka mencapai 2.600 orang. Total warga yang terdampak banjir besar di Aceh, Sumut, dan Sumbar telah menembus 3,2 juta jiwa.

#Banjir Bandang #Bencana Hidrometeorologi #DPR #DPR RI
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
DPR Kritik Keras Pejabat Minim Empati di Tragedi Banjir Sumatra
Keterbatasan beban yang ditanggung gubernur dan bupati itu nyata
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 Desember 2025
DPR Kritik Keras Pejabat Minim Empati di Tragedi Banjir Sumatra
Indonesia
Selain Kerahkan 14 Mobil Tangki ke Bencana Sumatra, Pertamina Kirimkan Bantuan Lewat Jalur Laut
Setiap langkah operasional mulai dari pengecekan armada, persiapan teknis pelayaran, hingga penentuan jalur distribusi, dilakukan secara terstruktur dan berbasis data.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
Selain Kerahkan 14 Mobil Tangki ke Bencana Sumatra, Pertamina Kirimkan Bantuan Lewat Jalur Laut
Indonesia
Pemerintah Kirimkan 40 Ton Bantuan Dari Donatur ke Daerah Bencana Sumatra
Penyaluran tersebut diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan mendesak, memperlancar proses penanganan bencana
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
 Pemerintah Kirimkan 40 Ton Bantuan Dari Donatur ke Daerah Bencana Sumatra
Indonesia
BNPB Kantongi Rp 500 Miliar Operasi Tanggap Darurat, Kemenkeu Siap Tambah
Mekanisme penambahan anggaran melalui Anggaran Belanja Tambahan (ABT) siap diaktifkan kapan saja sesuai kebutuhan di lapangan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
BNPB Kantongi Rp 500 Miliar Operasi Tanggap Darurat, Kemenkeu Siap Tambah
Indonesia
Data dan Fakta Banjir Bandang Landa Sumut, 290 Meninggal Dunia Per Selasa 1 Desember 2025
Berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan masing-masing wilayah dan sejumlah pemangku kebijakan terkait
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
Data dan Fakta Banjir Bandang Landa Sumut, 290 Meninggal Dunia Per Selasa 1 Desember 2025
Indonesia
Setelah Cuaca Ektrem Bikin Banjir Bandang, Rob Bakal Terjang Sumbar
Dampak yang berpotensi terjadi, ialah genangan air laut yang diperkirakan tiga hingga 10 sentimeter dengan sebaran 20 hingga 100 meter dari bibir pantai.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
Setelah Cuaca Ektrem Bikin Banjir Bandang, Rob Bakal Terjang Sumbar
Indonesia
Kemensos Telah Dirikan 30 Titik Dapur Umum, Bantuan Sudah Mulai Menjangkau Daerah Terisolir
Selain bantuan logistik bufferstock, Kemensos melalui juga menggerakkan layanan Bantuan Bahan Natura melalui dapur umum dan dapur mandiri dengan nilai sekitar Rp 4,5 miliar
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 02 Desember 2025
Kemensos Telah Dirikan 30 Titik Dapur Umum, Bantuan Sudah Mulai Menjangkau Daerah Terisolir
Indonesia
Aktivitas Tambang Dituduh Jatam Penyebab Banjir Bandang, Wakil Menteri ESDM Membantah
“Katanya wilayah kerjanya jauh,” ujar Yuliot.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 Desember 2025
Aktivitas Tambang Dituduh Jatam Penyebab Banjir Bandang, Wakil Menteri ESDM Membantah
Indonesia
Perintah Prabowo Tangani Banjir Sumatra, Penanganan Harus Cepat, Tepat, dan Menyeluruh
Presiden Prabowo bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB menuju Bandara Raja Sisingamangaraja XII, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 Desember 2025
Perintah Prabowo Tangani Banjir Sumatra, Penanganan Harus Cepat, Tepat, dan Menyeluruh
Indonesia
MPR: Penetapan Status Bencana Nasional Bergantung Keputusan Presiden Prabowo
situasi bencana yang terjadi di sebagian lokasi di Pulau Sumatera sudah tertangani setelah melihat kemampuan sinergi antara sejumlah pemerintah daerah.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 Desember 2025
MPR: Penetapan Status Bencana Nasional Bergantung Keputusan Presiden Prabowo
Bagikan