Djarot: Hindari Isu SARA, Agar Tragedi Mei 98 Tidak Terulang


Djarot sedang menaburkan bunga di makam para korban Tragedi 98. (MP/Ponco Sulaksono)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat berharap kerusuhan dan konflik sosial seperti yang terjadi pada tahun 1998 tidak terulang kembali.
Pasalnya, peristiwa itu menimbulkan luka yang mendalam bagi para korban dan juga warga Indonesia.
Hal itu disampaikan Djarot kepada awak media usai menghadiri peringatan 19 tahun Tragedi Mei 98 di kuburan massal korban Tragedi Mei 98 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (8/5).
Djarot menjelaskan, perjalanan bangsa ini pernah ternoda dengan konflik sosial yang dipicu oleh konflik politik pada tahun 1998.
Menurut dia, hal itu menimbulkan banyak korban tidak hanya nyawa dan harta benda tetapi juga pelecehan seksual terhadap kaum perempuan.
"Kita ke sini dalam rangka untuk mengingatkan kembali supaya jangan sampai terjadi peristiwa Mei 98. Kemudian peristiwa-peristiwa kerusuhan yang lain yang mana itu berdasarkan kepada persoalan-persoalan SARA," kata Djarot.
"Ini mengingatkan kembali supaya jangan terulang. Lukanya itu pasti meninggalkan bekas. Sekarang bekas itu, 'kan belum tentu sembuh. Kalau bisa jangan tergores kena baru lagi, sangat-sangat berbahaya apalagi kalau memainkan isu-isu SARA," katanya.
Berkaca dari Tragedi Mei 98, Djarot menilai, kepentingan politik yang dibalut dengan isu SARA sangat berbahaya jika terus diembuskan. Ia mengingatkan, agar isu SARA tidak massif didengungkan untuk menghindari peristiwa serupa pada Mei 98.
"Kita sudah mengikuti pilkada. Saya berharap betul Pilkada 2018 nanti itu jangan sampai memainkan isu-isu SARA, politisasi agama, politisasi tempat-tempat ibadah, ujaran-ujaran kebencian yang menusuk hati dan menyakiti," ujarnya.
Politisi PDI perjuangan ini mengimbau, jika ingin menjadi bangsa Indonesia yang seutuhnya, untuk tidak lagi membeda bedakan suku, ras, dan agama. Menurut dia, perbedaan itu justru yang membuat bangsa Indonesia menjadi besar.
"Kita semua sama sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sekali lagi, jangan sampai terulang kejadian seperti Mei 98," tandasnya. (Pon)
Baca berita terkait Djarot lainnya di: Djarot Semangati Relawan
Bagikan
Berita Terkait
PDI Perjuangan Desak Penulisan Ulang Sejarah Berdasarkan Fakta, Bukan Fiksi Penguasa

Djarot, Ribka Tjiptaning, hingga Oegroseno Hadir di Sidang Hasto

Ketua DPP DPIP Minta Publik Bersabar Wacana Pertemua Prabowo dan Mega

PDIP Beberkan Kecurangan di Pilkada Sumut
Djarot Sebut IKN Proyek Tergesa-gesa, Grace Natalie: Silakan Datang Sendiri

Soal Pilkada Sumatera Utara, PDIP: Biarkan Semut Lawan Gajah

PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas V
Djarot Naik Sisingaan ke Acara Kampanye Damai Sambil Salam 3 Jari

Djarot Sebut Megawati Tak Dahulukan Keluarga dengan Pilih Ganjar

Djarot Saiful Hidayat Merasa Gagal ketika Gibran Jadi Cawapres Prabowo
