Disdukcapil Jakarta Nonaktifkan 213.831 NIK Warga, ini Respons Heru Budi


Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Foto: ANTARA/Siti Nurhaliza
MerahPutih.com - Program penataan administrasi kependudukan masih menjadi prioritas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) DKI Jakarta. Di antaranya adalah penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang tidak sesuai domisili.
Kebijakan ini dilakukan demi ketertiban administrasi penduduk, mengurangi potensi kerugian daerah, serta potensi penyalahgunaan dokumen kependudukan.
Sejauh ini, Disdukcapil telah melakukan pendataan pemindahan kependudukan bagi warga yang tidak tinggal di Jakarta, yakni sebanyak 213.831 warga.
Jumlah tersebit diprediksi masih akan terus bertambah. Hal itu mengingat banyak warga yang memiliki KTP Jakarta, tetapi sudah tidak tinggal di sana.
Baca juga:
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, memberi perhatian khusus terkait hal ini. Kata dia, siapapun boleh datang ke Jakarta dan mencari kerja, karena memang kota ini hadir untuk Indonesia. Namun, hal yang tidak boleh adalah memanfaatkan KTP yang tidak sesuai aturan.
"Penataaan dan penertiban yang dilakukan oleh Disdukcapil adalah dalam rangka menjaga keakuratan data kependudukan sehingga stakeholder pengguna KTP dalam layanannya dapat tervalidasi dengan baik," ujar Heru, dalam acara silaturahmi Dukcapil DKI di Gedung Graha Bhakti Budaya TIM Jakarta Pusat, Selasa (28/5).
Sejalan dengan arahan Gubernur, Kepala Disdukcapil DKI Jakarta, Budi Awaluddin, menekankan urgensi dari dijalankannya program penataan dan penertiban adminduk saat ini.
Menurut Budi, sosialisasi dan koordinasi juga dilakukan dengan pihak-pihak yang selama ini menjadi pemanfaat data kependudukan.
Baca juga:
"Hal ini dilakukan untuk menjamin keakuratan data kependudukan bagi institusi pengguna layanan dasar melalui NIK," ucap Budi.
Adapun, KTP dimanfaatkan dan digunakan dalam berbagai layanan, seperti layanan BPJS, Pendidikan, surat kendaraan bermotor, surat ijin mengemudi, perbankan, kepemilikan paspor dan lain-lain. Jadi, keakuratan data kependudukan tersebut dianggap sangat penting demi menjaga keamanan dan validasi kepemilikannya. (Asp).
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pramono Tegaskan Lokasi Baru Pedagang Pasar Burung Barito Tempat Berhenti Banyak Orang

Heboh Tanggul Beton Laut di Cilincing, Pramono Segera Panggil PT KCN

Rencana Pramono Anung Ubah Badan Hukum PAM Jaya Dapat Penolakan dari Legislator Kebon Sirih

Target Ambisius Pemprov DKI untuk Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga Jakarta Hingga 2029

Gulkarmat Jakarta Beri Peringatan Keras tentang Bahaya Kebakaran Perkantoran pada Akhir Pekan

Pramono Pastikan Jakarta Aman dan Normal Kembali, Layanan Transjakarta Hingga MRT Masih Gratis Hingga 8 September

Hindari Kericuhan Aksi Demo, Pemprov DKI Pulangkan para Pegawai

Pemprov DKI Jakarta Bertanggung Jawab Penuh atas Kerusakan Pasca Demo Rusuh di Depan Gedung DPR

Jakarta Menuju Kota Global, Tidak Terpisahkan Kawasan Tanpa Rokok Termasuk di Gerbong Kereta

Macet di Jalan TB Simatupang tak Terbendung, Pramono Mau Terapkan Sistem Ganjil-Genap
