Diplomasi Indonesia Tumpul Akibat Kekosongan Dubes Diberbagai Negara
Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2001-2009 Hassan Wirajuda di Beijing, China pada Rabu (2/7). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
MerahPutih.com - Indonesia mengalami kekosongan Duta Besar di berbagai negara, Misalnya, posisi Dubes AS telah kosong lama, yakni sejak 2023 setelah Rosan Roeslani meninggalkan posisi tersebut.
Sementara posisi dubes RI untuk Jerman juga belum terisi sejak Oktober 2024 karena Arif Havas Oegroseno yang sebelumnya memegang jabatan tersebut menjadi Wakil Menteri Luar Negeri.
Pemerintah mengakui ada kesalahan yang membuat dubes RI untuk beberapa negara kosong seperti yang ia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR.
Mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyampaikan, tiga hal yang perlu diperhatikan untuk mengisi posisi duta besar (dubes) di berbagai negara.
Baca juga:
Terima Surpres Calon Dubes RI, DPR Masih Rahasiakan Nama-namanya
"Saya tidak hanya bicara dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tapi juga sebelumnya Presiden Joko Widodo, pertama adalah perlu menempatkan orang yang memadai untuk tugasnya, sesuai dengan medan yang dihadapi," kata Hassan Wirajuda.
Ia mengatakan, pengalamannya saat dirinya dan presiden menetapkan dalam penugasan dubes, menyepakati terlebih dahulu apa misi di satu negara untuk 3-5 tahun ke depan.
"Kondisi negara tujuan itu pasti berubah jadi kami analisa apa kepentingan nasional kita untuk 3-5 tahun ke depan," tambah Hassan.
Kedua, pemerintah perlu menetapkan kepentingan nasional yang harus dicapai termasuk analisis kriteria dubes seperti apa yang diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut.
"Ketiga baru kita bicara orangnya siapa. Jadi sangat sistematis, dan tentu perlu memahami misi Indonesia di negara tersebut," ungkap Hassan.
Dengan kekosongan posisi dubes, hal itu dapat menumpulkan ujung tombak diplomasi Indonesia.
"Ujung tombak diplomasi ada di perwakilan-perwakilan Indonesia di berbagai negara," kata Hassan.
Kekosongan dubes Indonesia di AS, ungkap Hassan, mengakibatkan tumpulnya diplomasi Indonesia terhadap AS apalagi saat menghadapi penerapan tarif unilateral AS seperti saat ini.
Pada Senin (30/6), Menteri Luar Negeri Sugiono dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI dikritik karena banyaknya dubes di berbagai negara penting yang masih kosong.
Sejumlah posisi dubes Indonesia yang kosong berada di Amerika Serikat, Jerman, Korea Utara, Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Markas PBB Jenewa dan Markas PBB New York. Kemudian, Dubes RI untuk Meksiko, Afghanistan, Azerbaijan, Libya, Madagaskar, Myanmar dan Polandia. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Nasib 76 WNI di Wang Fuk Cour Hong Kong Masih Gelap, Waktu Pemulangan Jenazah ke RI Belum Pasti
Kebakaran di Hong Kong, 2 WNI Dinyatakan Tewas
Kemenlu Pulangkan Pengantin Pesanan Dari China, Korban Asal Jawa Barat
300 WNI Pekerja Migran di Malaysia Dipulangkan, Ada 8 Anak Difasilitasi Pulang
Indonesia Kedatangan 12 Duta Besar Baru, Prabowo Terima Surat Kepercayaan
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Menko Airlangga dan Menlu Sugiono Dampingi Presiden di KTT ASEAN
Berawal dari Kamboja, Kemenlu Temukan 10 Ribu WNI Jadi Korban TPPO di 10 Negara Asia
Baliho Prabowo ‘Sejajar’ dengan PM Benjamin Netanyahu, Kemenlu RI Pastikan belum ada Pengakuan Normalisasi Hubungan dengan Israel
57 Dari 78 WNI di Nepal Sudah Pulang ke Indonesia, Kondisi Ibu Kota Sudah Kondusif