Digitalisasi Pasar Bisa Atasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Lebaran
Ketua Umum Asparindo Y. Joko Setiyanto dalam sesi konfrensi pers dengan awak media. (MP/Asropih).
MerahPutih.com - Momentum bulan suci Ramadan sampai Lebaran membuat harga bahan pokok acap kali mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan adanya permintaan masyarakat yang tinggi.
Selama puasa dan menjelang Lebaran Idulfitri 2024 harga beras masih belum terkendali. Kenaikan beras pun berimbas pada melonjak harga komoditas lain seperti telur hingga sayur mayur.
Baca Juga:
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) Y. Joko Setiyanto mengatakan, tidak bisa dipungkiri memang komoditas beras ini harganya akan naik pada hari besar keagamaan, khususnya puasa dan Lebaran.
"Saya bukan orang politik, tapi memang untuk beras ini sangat berat ya," kata Y. Joko Setiyanto usai meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rhyne Technologies LLC bertajuk ‘Empowering Digital Growth’ di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).
Untuk kondisi itu, pemerintah harusnya menyiapkan antispasi yang lebih panjang. Tak bisa juga menyalahkan cuaca yang diklaim menyebabkan tertundanya musim panen.
"Kita tidak bisa salahkan cuaca atau apalah, semua itu kan mesti dipertimbangkan. Kami Asparindo selalu berusaha membantu pemerintah kapanpun," urainya.
Meski lonjakan harga terus terjadi, Y. Joko menuturkan, bahwa ketersediaan pangan masih aman. Tidak terkecuali, di daerah Jakarta.
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa dalam waktu dekat mereka akan menyiapkan digitalisasi terkait data pangan. Dengan begitu, selama ini kesulitan mendapatkan akses data pangan bisa diatasi.
Baca Juga:
Peminat Mudik Gratis BUMN Naik Bus Baru 30 Persen dari Kuota
"Kita sangat penting digitalisasi karena jika tidak, data itu sangat susah. Misalnya, data padi untuk beras detailnya seperti apa," jelasnya.
Dengan digitalisasi, lanjutnya, seluruh kegiatan transaksi yang menggunakan pena dan kertas di pasar-pasar bisa dipermudah dengan digitalisasi.
Dia mencontohkan selama ini pedagang yang berbelanja ke Pasar Induk Kramatjati sekitar pukul 03.00 hingga 04.00 untuk mengisi kiosnya. Dengan digitalisasi itu, para pedagang tidak perlu ke Pasar Induk Kramatjati.
"Itu yang sedang kami mulai. Dengan digitalisasi itu akan mempermudah distribusi juga," tutupnya. (Asp)
Baca Juga:
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Harga Pangan Strategis Terbaru 11 Desember: Cabai Rawit, Bawang Merah Hingga Beras Meroket
Harga Pangan Merangkak Naik, Ini Alasan Kemendag
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru 2025/2026, Mendag Waspadai Faktor Cuaca
Makan Bergizi Gratis Diklaim Tidak Berpengaruh ke Lonjakan Harga Pangan, Kenaikan Akibat Hujan
PSI Jakarta Tolak Pemotongan Subsidi Pangan, Warga Juga Disebut Sulit Akses
Kepala Bapanas Amran Janjikan Semua Pulau di Indonesia Swasembada Pangan
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Kabar Gembira di Akhir Pekan! Harga Beras Medium dan Cabai Rawit Merah Kompak Anjlok Signifikan
Harga Pangan Hari Ini, 25 September 2025: Beras, Cabai, Hingga Minyak Goreng Turun Drastis