Desa Terdekat dari Gunung Ibu Bakal Dipasang EWS

Kubah lava muncul di bagian barat kawah Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, Kamis (13/6/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Merahputih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan survei di sejumlah desa dekat Gunung Ibu untuk pemasangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) banjir lahar dingin. EWS itu rencanaya akan dipasang juga di wilayah sungai di Halmahera Barat, Maluku Utara yang berhulu dari Gunung Ibu.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyatakan, survei pertama dimulai dari Desa Togoreba Sungi, Kecamatan Tabaru. Desa tersebut merupakan desa terdekat dari kawah Gunung Ibu yang ini merupakan wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) I. Jaraknya sekitar 5 kilometer dari bibir kawah pada sisi sebelah barat laut Gunung Api itu.
Selanjutnya, tim BNPB didampingi personel Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyisir Desa Borona, Todoke, Tuguis, Soasangaji, Tukuoku, Duono, hingga Togowo di Kecamatan Tabaru yang juga berpotensi menerima luncuran lahar dingin Gunung Ibu.
Baca juga:
Gunung Ibu Masih berstatus Siaga Usai Alami Erupsi Pagi Tadi
Rencananya, sensor EWS akan dipasang sejauh tiga kilometer dari permukiman warga di desa tersebut dengan asumsi kecepatan aliran lahar dingin 6 menit per 1 kilometer.
“Jika lokasi sensor berjarak tiga kilometer untuk menginformasikan bahaya lahar dingin, maka warga memiliki waktu 18 menit untuk evakuasi,” ujar Muhari dikutip Antara, Jumat (26/7).
Abdul menyebutkan, pemasangan EWS tersebut tidak lepas dari aktivitas Gunung Ibu yang masih terus mengalami erupsi skala kecil sejak Februari 2024.
PVMBG melaporkan erupsi terbaru terjadi pada Kamis malam pukul 23.57 WIT. Gunung api berketinggian 1.325 mdpl itu menghembuskan abu setinggi 300 meter dari puncak dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi lebih kurang 51 detik.
Aktivitas ini menyebabkan kawah gunung diduga telah terisi penuh material erupsi yang mudah runtuh, dan berpotensi membawa bahaya bagi masyarakat jika terbawa dari hulu oleh hujan berintensitas deras menjadi banjir lahar dingin, seperti yang terjadi pada Gunung Marapi di Sumatera Barat pada Mei 2024.
Potensi bahaya tersebut telah terdeteksi di Gunung Ibu karena menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat menerima laporan warga bahwa pada tanggal 9 Juli 2024 telah terjadi limpasan air Sungai Duono yang berhulu di Gunung Ibu dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah Halmahera Barat selama dua hari berturut-turut.
Baca juga:
“Dari survei didapati aliran air yang cukup deras tersebut membawa material pasir vulkanik hingga meluap ke jalan raya,” katanya.
Tim mengasumsikan volume material 300 ribu hingga 500 ribu meter kubik tidak hanya terjadi di sepanjang aliran sungai, namun melimpas hingga ke area perkebunan yang memiliki morfologi seperti lembah sungai dan melanda lokasi-lokasi yang telah ada bangunan.
Atas kondisi tersebut, katanya, BNPB mengimbau pemerintah daerah setempat juga dapat segera mengupayakan pengerukan atau pembersihan aliran di Sungai Duono dan beberapa sungai mati lainnya sebagai langkah mitigasi banjir lahar dingin selagi hasil survei pemasangan EWS dirampungkan.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

254 Rumah Warga Rusak Akibat Gempa Poso, Tersebar di 19 Desa

Tidak Ada Korban Jiwa, BNPB Minta Warga Tetap Waspada Efek Gempa Susulan di Bekasi

Korban Gempa Poso Dijanjikan Bantuan Rumah Rusak Rp 15-30 Juta, Plus Bansos Tunai Rp 600 Ribu 3 Bulan

Operasi Terpadu Bikin Penanganan Karhutla Efektif, BNPB Siaga Sampai September 2025

BNPB Pantau Kondisi Kekeringan di Indonesia, Ribuan Liter Air Dikirim ke Berbagai Desa

Minta 10 Pantai Dikosongkan, BNPB: Tsunami 50 cm Bisa Membunuh

5 Provinsi Diminta Kosongkan Pantai, Pengalaman 2011 Saat Tsunami Jepang di Papua Capai 3,8 Meter Dalam Teluk

Sikapi Karhutla Riau, Gibran Bakal Ketatkan Regulasi Hingga Pengawasan Pembukaan Lahan

Sudah 4.400 Hektare Hutan dan Lahan Terbakar di Sumatera Utara, Polisi Tangkap 12 Orang
