Daya Beli Dikabarkan Turun, Kemenkeu Cari Cara Investasi Serap Tenaga Kerja

Suasana Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa (2/4/2024) atau sekitar kurang dari dua pekan menjelang Lebaran 2024. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
MerahPutih.com - Dalam empat bulan terakhir terjadi deflasi. Kondisi ini disinyalir sebagai melemahnya daya bekli masyarakat. Tapi, Badan Pusat Statistik tidak mengaitkan data deflasi dengan dugaan penurunan daya beli masyarakat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, indikasi pelemahan daya beli masyarakat perlu mengkaji berbagai indikator.
"Indikator daya beli masyarakat kita harus lihat banyak hal," kata Sri Mulyani di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (4/10).
Salah satu indikator yang sering digunakan adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Selama tidak ada koreksi yang tajam, maka aktivitas perekonomian masih cukup konstan dan stabil.
Baca juga:
Penyaluran Bantuan Pangan Beras Jadi Kunci Tekan Inflasi
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI), IKK Agustus 2024 tercatat sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya. Peningkatan IKK didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tetap optimis dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang menguat, masing-masing 114,0 dan 134,9.
Ia mengatakan, soal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Meski kelas menengah mengalami penurunan jumlah hingga mencapai 9,48 juta orang, namun kelompok miskin juga mencatatkan penurunan. Sementara kelas rentan miskin menunjukkan peningkatan.
"Jadi, kami melihat ada dua indikator, yang miskin naik, tapi yang kelas menengah turun. Penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, maka garis kemiskinan naik, dan mereka tiba-tiba jatuh ke bawah," kata Menkeu.
Sri Mulyani memastikan pihaknya tetap mendengarkan aspirasi masyarakat, misalnya soal pemutusan hubungan kerja (PHK). Pihaknya akan mencari peluang serapan tenaga kerja.
Baca juga:
Ancaman Terhadap Ekonomi Kelas Menengah, Pengamat: Gunakan Tabungan untuk Bertahan Hidup
"Sebagai contoh, banyak dana aliran masuk asing (foreign direct investment/FDI) pada sektor hilirisasi dan sektor teknologi terus bertumbuh. Maka, kedua sektor ini bisa didorong untuk menciptakan banyak lowongan pekerjaan," katanya.
"Kita akan terus memperhatikan agar masyarakat yang paling rentan mendapat dukungan, apakah itu dalam bentuk bantuan sosial atau pelatihan. Di sisi lain, bisa memperbaiki iklim investasi sehingga muncul lapangan kerja baru," katanya.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Agar Dipercaya Rakyat, Pemerintah Harus Jaga Daya Beli Warga Usai Demo Berujung Rusuh di Berbagai Daerah

Daya Beli Rakyat Belum Pulih dan Penghasilannya Pas-pasan, Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Dianggap Bukan Prioritas !

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Viral Istilah Rojali dan Rohana, Ini Pandangan Istana Kepresidenan

Menko Airlangga Bantah Penurunan Daya Beli, Klaim Belanja Online Terus Naik

Menteri Keuangan Pastikan Ada Stimulus Buat Dongkrak Daya Beli Saat Natal dan Tahun Baru 2026

Komisi XI DPR: Fenomena Rojali Cermin Lemahnya Daya Beli

Diskon Tiket dan Padat Karya Tunai Bakal Diopotimalkan di Semester 2 2025 Demi Dongkrak Daya Beli

Penyusutan Kelas Menengah dan Pelemahan Daya Beli Masyarakat Bikin Penyaluran Kredit Menurun

Gaji ke-13, Subsidi Transportasi Dan Bansos Jadi Daya Ungkit Konsumsi Rumah Tangga
