Cuaca Ekstrem Picu Potensi Bencana Alam di Sejumlah Wilayah Indonesia

Ilustrasi. (pixabay.com)
Merahputih.com - Hasil analisis dinamika atmosfer-laut dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menunjukkan bahwa fenomena La Nina di tanah air dapat berlangsung hingga Mei 2021. Yakni dengan intensitas lemah hingga normal.
Kondisi tersebut masih dapat berkontribusi pada peningkatan massa udara basah dan lembab di sekitar wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Ini Jalan-Jalan Tergenang Banjir di Jakarta, Arus Lalu Lintas Terganggu
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, fenomena Monsun Asia masih cukup aktif yang mengakibatkan aliran massa udara dari wilayah Belahan Bumi Utara (BBU) dapat berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.
Monsun Asia mulai memasuki periode pelemahan pada akhir Maret 2021 yang mengindikasikan bahwa periode puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai berakhir. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021.
Menurut Guswanto, salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat. Dimana pada pagi-siang umumnya cerah-berawan dengan kondisi panas cukup terik yang diikuti dengan pembentukan awan yang signifkan.
"Namun terjadi hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari," urai Guswanto lewat keterangan persnya, Jumat (12/3).
Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu : Hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, Puting beliung, Waterspout dan Hujan es.

Fenomena hujan es merupakan fenomena yang umum terjadi selama periode peralihan musim, hal tesebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.
Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan Cumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi. Dengan kondisi labilitas udara yang signifikan sehingga dapat membentuk kristal es di awan dengan ukuran yang cukup besar.
Fenomena downdraft (aliran massa udara turun dalam sistem awan) yang terjadi di sistem awan Cb terutama pada saat fase matang dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar. Dalam sistem awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan menjadi fenomena hujan es.
Kecepatan downdraft dari awan Cb tersebut cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan sampai jatuh ke permukaan bumi masih dalam bentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.
Guswanto meminta masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem. Seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dan dampak yang dapat ditimbulkannya.
Baca Juga:
75 RW di Jakarta Tergenang Banjir akibat Hujan Deras Sejak Jumat Malam
Diantaranya anjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Selain itu hujan intensitas lebat juga terjadi di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam
