Sains

Cara Bedakan Kebohongan Biasa dengan Kebohongan Patologis

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 11 November 2023
Cara Bedakan Kebohongan Biasa dengan Kebohongan Patologis

Kebohongan patologis bisa sangat sulit dideteksi dan diungkap. (Foto: Freepik/Standret)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HAMPIR mustahil menjalani hidup tanpa berbohong. Entah itu kebohongan demi kebaikan atau penipuan yang diperhitungkan. Kita semua berada dalam spektrum tersebut.

Namun, kebohongan yang patologis melebihi ketidakbenaran dalam kebohongan biasa. Ini adalah pola fabrikasi tanpa henti yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah.

"Karena pembohong biasanya berpengalaman dalam seni mengubah atau memperbaiki kebenaran, kebohongan patologis bisa sangat sulit dideteksi dan diungkap," ujar Psikolog Mark Travers dari Cornell University dan University of Colorado Boulder, AS.

Namun, penelitian terbaru mempermudah untuk mengenali, menilai, dan memahami perilaku ini.

Kebohongan biasa memiliki bentuk yang berbeda-beda. Beberapa bentuknya relatif tidak berbahaya, sementara bentuk kebohongan lain bisa lebih menipu dan menyesatkan. Menurut penelitian, kebohongan sesekali dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori:

1) Kebohongan putih

Ini adalah kebohongan yang tidak berbahaya dan sering kali bertujuan baik untuk menghindari perasaan seseorang atau menghindari konflik atau ketidaknyamanan yang tidak perlu.

2) Kebohongan abu-abu

Kebohongan abu-abu tidak termasuk dalam kategori kebohongan putih atau kebohongan nyata. Kebohongan ini belum tentu sama berbahayanya dengan kebohongan nyata, tapi lebih serius daripada kebohongan putih.

Kebohongan abu-abu dapat digunakan untuk menghindari konflik atau ketidaknyamanan yang tidak perlu, tetapi mungkin tidak selalu bertujuan untuk kebaikan.

Baca juga:

3 Alasan Hwang Min-hyun Hidup Penuh Kebohongan di ‘My Lovely Liar’

kebohongan
Kebohongan patologis adalah kelainan yang ditandai dengan dorongan untuk selalu mengarang informasi. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

3) Kebohongan yang nyata

Kebohongan nyata adalah kepalsuan yang lebih menipu dan disengaja yang dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, menyembunyikan kesalahan, atau memanipulasi orang lain.

Ini biasanya jarang terjadi tapi direncanakan dan dilaksanakan karena alasan tertentu, dan dapat menimbulkan konsekuensi sosial dan hukum yang negatif.

Mengenali kebohongan patologis

Di luar ketiga bentuk tersebut, ada kebohongan patologis. Kebanyakan pembohong patologis melaporkan ketidakmampuan mereka untuk berhenti berbohong bahkan ketika mereka menginginkannya.

"Selain itu, perilaku ini bersifat kompulsif, artinya pembohong sering kali tidak mampu menyebutkan motivasi yang jelas atas kebutuhan mereka untuk berbohong berulang kali," ujar Travers.

Menurut sebuah penelitian, kebohongan patologis adalah kelainan yang ditandai dengan dorongan untuk selalu mengarang informasi, seringkali tanpa alasan yang jelas. Pembohong patologis merasa sulit mengendalikan ketidakjujuran mereka, dan berbohong bisa menjadi bagian rutin dari kehidupan mereka.

Para peneliti menyatakan bahwa pembohong patologis dicirikan oleh lima ciri:

1) Mereka adalah pendongeng hebat dengan fiksi yang hidup, dramatis, fantastis, dan mendetail,

2) Kebohongan mereka bisa meyakinkan karena mereka cenderung menggambarkan diri mereka sebagai orang yang tampil natural,

3) Mereka cenderung menggambarkan diri mereka sebagai korban atau pahlawan dalam kebohongan mereka,

4) Dengan menceritakan kembali kebohongannya secara berulang-ulang, mereka cenderung mempercayai kebohongannya sebagai kenyataan,

5) Ketika dihadapkan atau terlibat dalam percakapan, mereka cenderung berbicara dengan gelisah tanpa menjawab pertanyaan secara spesifik dan bertindak tidak proporsional tanpa menyatakan tujuan yang jelas, menghindari jawaban langsung dan berperilaku tidak memiliki maksud yang jelas.

Baca juga:

Kim So-hyun Deteksi Kebohongan di 'My Lovely Liar'

keohongan
Perilaku ini bersifat kompulsif, pembohong sering kali tidak mampu menyebutkan motivasi yang jelas. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)

Mengenali kebohongan patologis bisa jadi sangat menantang, tapi penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Psychiatric Research and Clinical Practice bertujuan mengembangkan skala penilaian diri yang mengukur perilaku ini.

"Untuk melakukan penilaian, seseorang dapat mempertimbangkan ketujuh hal dalam kuesioner dan seberapa kuat mereka setuju atau tidak setuju," ujar salah satu penulis penelitian Drew A. Curtis dari Angelo State Universit, AS.

Tujuh hal yang disebutkan para peneliti yaitu:

1) Perilaku berbohong mengakibatkan gangguan pada pekerjaan, hubungan sosial, keuangan, dan konteks hukum

2) Kebohongan membuat sangat tertekan

3) Kebohongan telah membahayakan diri tau orang lain

4) Kebohongan adalah sesuatu di luar kendali

5) Setelah berbohong, rasa cemas berkurang

6) Kebohongan cenderung bertambah besar dari kebohongan awal

7) Kebanyakan kebohongan yang disampaikan terjadi tanpa alasan

Kebohongan patologis, dengan kebutuhan yang terus-menerus untuk mengarang informasi, dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.

Dalam kasus yang parah, kebohongan patologis dapat menyebabkan masalah hukum dan ketidakstabilan keuangan, yang semakin memperburuk dampaknya terhadap kesehatan emosional, sosial, dan bahkan fisik seseorang.

Mengenali dan mengatasi kebohongan patologis sangat penting untuk menjaga kesejahteraan seseorang dan membina hubungan yang lebih sehat dan otentik. (aru)

Baca juga:

Hati-hati Sindrom Mythomania, Kebohongan Berlebih

#Kesehatan Mental #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Kemenkes membuka layanan healing 119.id bagi warga yang mengalami stres, depresi atau memiliki keinginan bunuh diri.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Indonesia
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Tercatat, ada sekitar 20 juta rakyat Indonesia didiagnosis mengalami gangguan kesehatan mental dari data pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang dilakukan.
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Dunia
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Sepuluh terdakwa menyebarkan apa yang oleh jaksa digambarkan sebagai ‘komentar jahat’ mengenai gender dan seksualitas Brigitte.
Dwi Astarini - Kamis, 30 Oktober 2025
  Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Bagikan