Cacing Sutra Jadi Sumber Penghasilan Warga Bantaran Sungai Cisadane
Kolam tempat memisahkan cacing sutra dari lumpur Sungai Cisadane.(MP/Derry Ridwansyah)
Tangerang - Cacing sutra merupakan sumber penghasilan masyarakat urban yang tinggal di bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di Kampung Cacing, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.
Saat ini ada sekitar 40 kepala keluarga di Kampung Cacing yang menggantungkan hidupnya dari binatang berkelamin ganda, dan hidup bergerombol di lumpur dasar Sungai Cisadane tersebut. Cacing sutra yang mempunyai nama lain cacing darah, cacing rambut atau orang Jawa menyebut cacing lur ini digunakan sebagai pakan ikan hias dan sejenisnya.
Edi (22), salah seorang pencari cacing sutra di Sungai Cisadane mengungkapkan, dalam satu hari, ia bersama warga lain yang mencari cacing sutra di Sungai Cisadane rata-rata bisa mendapatkan 10 hingga 20 gayung cacing sutra siap jual. Harga jual pergayung cacing sutra dari Sungai Cisadane ini adalah Rp 9ribu.
"Kalau jualnya, tidak perkilo, tapi pertakar. Satu takar itu satu gayung. Harganya Rp 9ribu," ujar Edi kepada merahputih.com, Rabu (18/1).
Untuk bisa mendapatkan kuwalitas cacing sutra yang bagus dan siap jual, ada beberapa tahan yang harus dilalui. Yaitu, setelah diambil dari Sungai Cisadane, ditempatkan dalam bak pemisah, agar cacing-cacing sutra ini timbul naik keatas. Setelah cacing-cacing ini timbul ke atas, lalu dipindahkan kembali ke dalam bak penyaringan yang berisi air bersih.
"Di bak penyaringan, serkulasi airnya juga harus bagus. Karena dari sirkulasi ini kotoran atau lumpur yang masih melekat pada cacing sutra akan terpisah terbawa arus air. Kalau semua sudah bersih, baru bisa dujual. Prosesnya bisa memakan waktu sekitar empat zaman, sampai bersih tuntas," paparnya.
Para pencari cacing sutra di Sungai Cisadane ini mulai turun menggunakan perahu sekitar pukul 8:00 WIB, dan kembali sekitar pukul 11:00 WIB. Dan, setelah ia memisahkan cacing-cacing sutra tangkapan pagi hari itu, kembali turun ke sungai sekitar pukul 16:00 WIB hingga magrib. Sedangkan proses penjualannya, para pembeli datang sendiri ke Kampung Cacing.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Peringati Hari Penglihatan Dunia Rohto Bagikan 1.200 Kacamata Gratis bagi Anak Sekolah
Piddle Hidupkan Kembali Semangat Musik Agresif di Tangerang Lewat Mini Album 'Step Up!!'
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Masih Diburu, Siswa Tetap Belajar Saat Kejadian
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Minta Tebusan US$ 30 Ribu
Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular
Tol Bogor–Serpong via Parung Segera Dibangun, Bakal Habiskan Dana Rp 12,3 Triliun
Progres MRT Jakarta Sampai Tangerang Masih Tahap Hitung-hitungan dengan Swasta
Groundbreaking Pembangunan Cluster Allurea Perumahan Premium Dekat Bandara Soekarno-Hatta
4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem
Tabung Gas hingga Kompor Disita dari TKP, Polisi Butuh 4 Hari untuk Pastikan Penyebab Ledakan di Pondok Cabe Pamulang