Cacing Sutra Jadi Sumber Penghasilan Warga Bantaran Sungai Cisadane

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Rabu, 18 Januari 2017
Cacing Sutra Jadi Sumber Penghasilan Warga Bantaran Sungai Cisadane

Kolam tempat memisahkan cacing sutra dari lumpur Sungai Cisadane.(MP/Derry Ridwansyah)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Tangerang - Cacing sutra merupakan sumber penghasilan masyarakat urban yang tinggal di bantaran Sungai Cisadane, tepatnya di Kampung Cacing, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci Kota Tangerang.

Saat ini ada sekitar 40 kepala keluarga di Kampung Cacing yang menggantungkan hidupnya dari binatang berkelamin ganda, dan hidup bergerombol di lumpur dasar Sungai Cisadane tersebut. Cacing sutra yang mempunyai nama lain cacing darah, cacing rambut atau orang Jawa menyebut cacing lur ini digunakan sebagai pakan ikan hias dan sejenisnya.

Edi (22), salah seorang pencari cacing sutra di Sungai Cisadane mengungkapkan, dalam satu hari, ia bersama warga lain yang mencari cacing sutra di Sungai Cisadane rata-rata bisa mendapatkan 10 hingga 20 gayung cacing sutra siap jual. Harga jual pergayung cacing sutra dari Sungai Cisadane ini adalah Rp 9ribu.
"Kalau jualnya, tidak perkilo, tapi pertakar. Satu takar itu satu gayung. Harganya Rp 9ribu," ujar Edi kepada merahputih.com, Rabu (18/1).

Seorang pencari cacing sutra di Sungai Cisadane sedang membersihkan cacing di kolam bak yang airnya bersih. (MP/Derry Ridwansyah)

Untuk bisa mendapatkan kuwalitas cacing sutra yang bagus dan siap jual, ada beberapa tahan yang harus dilalui. Yaitu, setelah diambil dari Sungai Cisadane, ditempatkan dalam bak pemisah, agar cacing-cacing sutra ini timbul naik keatas. Setelah cacing-cacing ini timbul ke atas, lalu dipindahkan kembali ke dalam bak penyaringan yang berisi air bersih.

"Di bak penyaringan, serkulasi airnya juga harus bagus. Karena dari sirkulasi ini kotoran atau lumpur yang masih melekat pada cacing sutra akan terpisah terbawa arus air. Kalau semua sudah bersih, baru bisa dujual. Prosesnya bisa memakan waktu sekitar empat zaman, sampai bersih tuntas," paparnya.

Para pencari cacing sutra di Sungai Cisadane ini mulai turun menggunakan perahu sekitar pukul 8:00 WIB, dan kembali sekitar pukul 11:00 WIB. Dan, setelah ia memisahkan cacing-cacing sutra tangkapan pagi hari itu, kembali turun ke sungai sekitar pukul 16:00 WIB hingga magrib. Sedangkan proses penjualannya, para pembeli datang sendiri ke Kampung Cacing.

#Kali Cisadane #Tangerang #Kampung Cacing Cisadane
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Berita Foto
Peringati Hari Penglihatan Dunia Rohto Bagikan 1.200 Kacamata Gratis bagi Anak Sekolah
Kepala Sekolah SMP Negeri 32 Emma Suhainah memasang kacamata secara simbolis saat pemberian Kacamata Baca peringati Hari Penglihatan Dunia di SMP Negeri 32 Kota Tangerang, Senin (13/10/2025).
Didik Setiawan - Senin, 13 Oktober 2025
Peringati Hari Penglihatan Dunia Rohto Bagikan 1.200 Kacamata Gratis bagi Anak Sekolah
ShowBiz
Piddle Hidupkan Kembali Semangat Musik Agresif di Tangerang Lewat Mini Album 'Step Up!!'
Piddle lahir dari para musisi berpengalaman di dunia independen.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 13 Oktober 2025
Piddle Hidupkan Kembali Semangat Musik Agresif di Tangerang Lewat Mini Album 'Step Up!!'
Indonesia
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Masih Diburu, Siswa Tetap Belajar Saat Kejadian
Pelaku meminta uang tebusan US$ 30.000 atau sekitar Rp 497 juta rupiah dengan kurs saat ini dalam aksinya ke masing-masing pihak sekolah.
Wisnu Cipto - Rabu, 08 Oktober 2025
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Masih Diburu, Siswa Tetap Belajar Saat Kejadian
Indonesia
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Minta Tebusan US$ 30 Ribu
Sekolah Jakarta Nanyang School dan Mentari Internasional School (MIS) mendapat ancaman bom dari orang tak dikenal.
Wisnu Cipto - Rabu, 08 Oktober 2025
Pelaku Teror Bom 2 Sekolah Internasional Tangerang Minta Tebusan US$ 30 Ribu
Indonesia
Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular
Aktivitas itu menuai keluhan masyarakat lantaran asap pembakaran mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 05 Oktober 2025
Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular
Indonesia
Tol Bogor–Serpong via Parung Segera Dibangun, Bakal Habiskan Dana Rp 12,3 Triliun
seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh badan usaha, tanpa membebani APBN
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Oktober 2025
Tol Bogor–Serpong via Parung Segera Dibangun, Bakal Habiskan Dana Rp 12,3 Triliun
Indonesia
Progres MRT Jakarta Sampai Tangerang Masih Tahap Hitung-hitungan dengan Swasta
Prosesnya masih dalam tahap pembahasan dan perhitungan bersama pihak swasta dan pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 30 September 2025
Progres MRT Jakarta Sampai Tangerang Masih Tahap Hitung-hitungan dengan Swasta
Berita Foto
Groundbreaking Pembangunan Cluster Allurea Perumahan Premium Dekat Bandara Soekarno-Hatta
(Dari kiri) Project Manager Asthara Skyfront City Dadet Sugiarto, Deputy Chief Operating Officer Djoko Lusijono, Chief Executive Officer Supardi Ang, Advisor Laksana Sunarko dan Head of Planning Design and Infrastructure Budi Cahyono berbincang saat groundbreaking pembangunan Cluster ALLUREA di Asthara Grand Boulevard, Tangerang, Banten, Jumat (26/9/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 26 September 2025
Groundbreaking Pembangunan Cluster Allurea Perumahan Premium Dekat Bandara Soekarno-Hatta
Indonesia
4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem
Ancaman bencana bisa datang dari berbagai faktor, mulai dari curah hujan tinggi, aliran sungai, hingga aktivitas manusia yang tidak menjaga lingkungan
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 September 2025
4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem
Indonesia
Tabung Gas hingga Kompor Disita dari TKP, Polisi Butuh 4 Hari untuk Pastikan Penyebab Ledakan di Pondok Cabe Pamulang
Tidak ada bom atau bahan peledak yang ditemukan.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Tabung Gas hingga Kompor Disita dari TKP, Polisi Butuh 4 Hari untuk Pastikan Penyebab Ledakan di Pondok Cabe Pamulang
Bagikan