Bus Listrik Dinilai Bisa Tekan Biaya Operasional Hingga 65 Persen


Orang di atas bus listrik. (Antaranews)
MerahPutih.com - Bus listrik diyakini bisa menghemat biaya operasional dari bahan bakar sebesar 65 persen dibandingkan dengan bus berbahan bakar fosil. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Teknik PT Mobil Anak Bangsa Bambang Tri Soepandji.
“‘Operational fuel’-nya kurang lebih hanya 35 persen dibandingkan dengan bus biasa, mereduksinya 65 persen,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (28/8).
Baca Juga:
Mobil Listrik Jadi Solusi Atasi Polusi Udara, JK Pastikan Prepresnya Segera Terbit
Bambang menjelaskan, apabila dihitung berdasarkan harga solar ditambah dengan subsidi dan harga per Kwh listrik, akan jauh lebih hemat mobil listrik.

“Misalnya, acuan solar per liter bus di Jakarta itu Rp5.150 dan itu subsidi, kalau solar satu liter bisa dua kilometer, per kilometernya butuh biaya sekitar Rp 2.600-an,” ujarnya.
Sementara itu, pemakaian listrik per kilometer hanya 0,85 kwh di mana saat ini PLN bisa menjual Rp 1.650 per kwh dan juga menjual Rp 770 per kwh.
“Hitungannya satu kilometer kira-kira tarifnya kurang dari Rp770 per kilometer, nah kalau solar per kilometer itu Rp2.600-an,” katanya.
Untuk itu, Bambang menekankan meskipun investasinya dua kali lipat dibandingkan dengan bus atau mobil berbahan bakar fosil, namun biaya perawatan dan operasionalnya sangat minim.
Harga satu unit bus listrik mencapai Rp 4 miliar di mana bus biasa Rp2 miliar, untuk mobil listrik Rp 800 juta dan untuk mobil biasa dengan spesifikasi sama Rp 400 juta. Untuk harga satu unit sepeda motor listrik Rp 17 juta sedangkan motor biasa rata-rata Rp 12 juta.
Namun, Bambang menyebutkan pihaknya sudah mulai menerima sejumlah pesanan, yakni dari Perum PPD 100 unit, Garuda Indonesia empat unit, Angkasa Pura II, Perum Damri, Transjakarta dan perusahaan asal Jepang Mistui untuk kebutuhan antar jemput karyawan.
“PPD butuh 100 unit, Garuda juga sedang uji coba bahkan diperpanjang satu bulan, AP II juga sudah uji coba untuk dua bulan,” ujarnya.
MAB menyebutkan sudah memiliki tiga tipe bus listrik yang akan dibuat, di antaranya Electric Bus MD12-E, Electric Bus MD12-E NF Intercity Bus, dan Electric Bud MD12-E NF City Bus.
Bus MD12-E mampu menempuh kecepatan maksimal sampai 70 kilometer per jam dengan jarak hingga 250 kilometer per jam dalam daya yang penuh.
Bus tersebut dilengkapi 12 baterai tipe LiFePo dengan kapasitas 259,2 Kwh dan waktu mengisi daya selama tiga jam.
Baca Juga:
“Untuk baterai masih beli dari luar, di Indonesia memang ada pabrik baterai karena belum ada pemesan jadi belum buat. Indonesia sudah siap, tapi kenapa enggak siap karena belum ada pemesan,” ujarnya.
Terkait kemampuan daya angkut bus tersebut, Bambang mengatakan bisa sampai 18 ton.
“Kalau secara kekuatan bus kami mengikuti regulasi dari pemerintah, dengan panjang 13 meter maksimal kekuatan 16 ton, namun ketika ada penumpang yang overload masih mampu menampung maksimal sumbu beratnya untuk 18 ton,” katanya. (*)
Baca Juga:
Neo Blits, Mobil Listrik Off-Road Karya Anak Bangsa Tampil di IIMS 2019
Bagikan
Berita Terkait
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai

Jangkau Pecinta Otomotif, BMW Exhibition Hadir Perdana di Mall Kelapa Gading Jakarta

Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025
