Brem, Kudapan Legit dari Madiun yang Diproses dengan Rumit


Brem. (Website/Kemendikbud)
MerahPutih.com -Brem merupakan kudapan legit asal Jawa Timur. Dilihat dari sumber awalnya, kudapan ini berasal dari Kabupaten Madiun, tepatnya Desa Kaliabu dan Desa Bancong.
Kudapan ini awalnya eksis saat masa penjajahan Belanda di Jawa Timur dan dahulu hanya dikonsumsi orang-orang berada.
Konon namanya diambil dari proses pembuatan. Di mana, bahan utamanya tapai yang diperam selama berhari-hari. Kata peram dalam bahasa Jawa itulah yang dikutip dan digunakan untuk menamai.
Brem pada umumnya berbentuk pipih, berwana putih tulang. Kudapan ini memiliki tekstur yang rapuh sehingga mudah hancur. Brem punya ciri khas, yakni beraroma soda kue, tapai dan manis sekali.
Proses cemilan ini cukup rumit kendati bahan-bahan yang digunakan terjangkau dan mudah didapatkan di daerah Jawa. Bahan pokok yang digunakan di antaranya beras ketan, ragi, soda kue.
Baca juga:
Asal Usul Leak: Sisi Gelap dalam Kehidupan Akibat Niat Buruk
Beras ketan dimasak menjadi tapai dan diambil menggunakan bagor. Bagor adalah karung yang biasa digunakan sebagai wadah padi hasil panen.
Tapai yang berada di dalam bagor diperas supaya bisa diambil sarinya. Sari tersebut kemudian dimasak lagi sampai mendidih.
Saat dimasak itulah sari tapai akan mengental dan kemudian diaduk menggunakan kayu sampai mengeras.
Setelah agak mengeras, adonan tersebut sudah bisa dicetak dengan kawat yang disimpan di atas daun pisang.
Terakhir, adonan yang sudah dicetak tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari, dan saat dirasa sudah selesai bisa langsung dikemas serta siap dimakan.
Baca juga:
Dilansir dari Indonesiakaya.com, kebiasaan Masyarakat zaman dahulu membuat prem di waktu-waktu tertentu. Misalnya pada musim kemarau.
Para petani tidak melakukan aktivitas menanam karena cuaca kemarau, sehingga mengalihkan aktivitas memproduksi brem.
Makanan ini sendiri sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Banda (WBTB) Status itu diperoleh setelah Tim Ahli WBTB Kemendikbudristek RI melalui Sidang Penetapan WBTB Indonesia Tahun 2023 di Jakarta pada 31 Agustus lalu. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Situasi Surabaya dan Jawa Timur secara Umum Relatif Kondusif dan Terkendali Pasca-Demonstrasi yang Memanas, Sebut Polda

Sisi Barat Gedung Grahadi Dibakar Tidak Lama Setelah Khofifah Indar Parawansa Temui Massa

Apa Itu Campak? Ini Penjelasan Lengkap dan Fakta KLB di Sumenep, Jawa Timur

Bermodal Surat Sakti, Polisi Bakal Tertibkan Sound Horeg di Jawa Timur

DPR Desak Pertamina Cepat Atasi Kelangkaan BBM di Tapal Kuda, Alihkan Stok dari Surabaya-Malang

KPK Maraton Periksa 17 Orang Terkait Kasus Dana Hibah Jatim di Polres Malang

Semeru Dua Kali Erupsi, Warga Diminta tidak Beraktivitas di Radius 3 Km dari Kawah

Pemda Diminta Turun Tangan Atasi Polemik Sound Horeg

Haramkan Sound Horeg, MUI: Joget Sambil Buka Aurat dan Ganggu Pendengaran

Gunung Semeru Erupsi lagi Lontarkan Asap Setinggi 700 Meter, Masyarakat Diimbau Waspadai Potensi Awan Panas
