BPIP Sebut Larangan Penggunaan Kekerasan dari Kapolri Perbaiki Citra Polisi yang Arogan


Romo Benny Susetyo (kanan) saat Pertemuan Dialog Kerukunan Umat Beragama Katolik Tingkat Nasional di Denpasar, Minggu (11/10). (Foto: MP/Istimewa)
MerahPutih.com - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengapresiasi intruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tentang perubahan mentalitas anggota Polri dari pimpinan sampai bawahan.
Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo intruksi tersebut wajib dan patut dilaksanakan oleh seluruh anggota Polri terutama pimpinan baik dari tingkat sektor sampai markas besar Polri.
Baca Juga
Kapolri Soal Potong Kepala, Kapolda Metro: Saya Tambahkan Blender Sekalian
Kata Benny, instruksi tersebut merupakan “warning” upaya untuk menunjukan kembali martabat polisi. Yakni sebagai pelayan publik yang humanis, pengayom masyarakat, pelindung masyarakat dan penjaga konstitusi.
“Instruksi Kapolri itu sebenarnya ingin menunjukan kembali martabat Polisi sebagai sebagai pelayanan publik, pengayom masyarakat dan melarang main kekerasan, baik kekerasan seksual atau kekerasan fisik, merekayasa kasus dan lainnya”, ujarnya kepada MerahPutih.com di Jakarta, (31/10).
Benny juga mengingatkan di era digital dan perekembangan teknologi saat ini polisi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan digital untuk mengcounter berita-berita negatif dengan kematangan emosional.

Karena menurutnya dengan era serba cepat ini persoalan kecil akan menjadi besar jika tidak diatasi dengan kamampuan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional.
Benny yakin, Polisi ke depan adalah Polisi yang memiliki kemapuan kecerdasan spritual, intelektual dan kemampuan kematangan emosional dengan budaya dialog.
"Bukan yang memiliki arogansi menggunakan kekerasan,” tegasnya.
Rohaniwan Katolik ini juga mengakui saat ini anggota polisi banyak yang memiliki gelar yang cukup tinggi. Seperti doktor sampai dengan profesor, meskipun demikian ia berharap anggota Polri tetap memilki kedisiplinan dengan menjaga martabat Polri.
“Jangan selalu memanfaatkan jabatan dan kekuasan yang justru digunakan untuk menakut-nakuti, mengancam, pemerasan itu sebenarnya yang menghancurkan martabat kepolisian,” ujarnya.
Alumni Pasca Sarjana sekolah Tinggi Filsafat dan Teoligi (STFT) Widya Sasana Malang itu juga mengatakan situasi ini pernah terjadi. Sehingga yang terjadi adalah hilangnya kepercayaan masyrakat terhadap lembaga kepolisian.
Meski demikian perubahan secara continue terus dilakukan dengan pembinaan dan masyarakat mulai kembali percaya kepada polisi.
“Ya kita berharap dengan adanya perubahan mentalitas yang ditekankan oleh Kapolri beberapa hari lalu ini tidak ada lagi anggota Polri yang menyimpang dari filosofi Bhayangkara,” tutupnya. (Knu)
Baca Juga
Kapolri Sebut Lomba Mural Awalnya Minim Peserta karena Takut Ditangkap
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Kapolri Beri Sinyal, Otak Pelaku yang Menggerakkan dan Membiayai Demo Rusuh Segera Terungkap

Calon Paskibraka Dari 38 Provinsi Mulai Latihan Gabungan, Bakal Dikukuhkan Pada 13 Agustus 2025

Dikukuhkan Rabu, 76 Calon Paskibraka 2025 Mulai Menginap di Jakarta Malam Ini

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Kapolri Target Panen Jagung 7,5 Juta Ton, DPR Ingatkan Tugas Utama Polri Jangan Diabaikan

Groundbreaking 24 SPPG Polres di Solo, Kapolri Pastikan Sasar 90.717 Penerima Manfaat Makan Bergizi

Ketua KPK dan Kepala BNPT Kena Mutasi di Internal Polri

Kasus Judol Melonjak 6 Kali Lipat Lebih, Transaksi Diprediksi Bisa Tembus Rp 1.200 Triliun

Perombakan Posisi Pejabat Polri, Deputi Penindakan KPK Jabat Kapolda Jabar

164 Ribu Aparat Tak ‘Libur’ saat Hari Raya Idul Fitri, Ditugaskan Jaga Masjid hingga Obyek Vital
