Bisnis

Boeing akan Bayar Denda dan Kompensasi Korban Kecelakaan 737 Max

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 08 Januari 2021
Boeing akan Bayar Denda dan Kompensasi Korban Kecelakaan 737 Max

Boeing akan bayar denda kecelakaan 737 Max.(123RF/Hansen Thedy Wijaya)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BOEING telah setuju untuk membayar US$2,5 miliar atau Rp35,183 triliun untuk menyelesaikan tuntutan pidana di AS atas penyembunyian informasi dari pejabat keselamatan tentang desain pesawat 737 Max.

Departemen Kehakiman AS mengatakan perusahaan tersebut telah memilih keuntungan daripada keterusterangan, serta menghalangi pengawasan terhadap pesawat 737 Max yang mengalami dua kecelakaan mematikan.

Selain itu, sekitar US$500 juta USD atau Rp7,03 triliun akan diberikan kepada keluarga dari 346 orang yang tewas dalam tragedi tersebut.

BACA JUGA:

Windows 7 Masih Beroperasi di 100 Juta PC

"Saya sangat yakin bahwa solusi ini adalah hal yang benar untuk kami lakukan, sebuah langkah yang secara tepat mengakui bagaimana kami gagal memenuhi nilai dan harapan," kata Chief Executive Boeing David Calhoun seperti diberitakan BBC.com, Jumat (8/1).

"Resolusi ini merupakan pengingat serius bagi kita semua tentang betapa pentingnya kewajiban transparansi kita kepada regulator, dan konsekuensi yang dapat dihadapi perusahaan kita jika salah satu dari kita tidak memenuhi harapan tersebut," tambah Calhoun

Departemen Kehakiman AS mengatakan, pejabat Boeing telah menyembunyikan informasi tentang perubahan pada sistem kontrol penerbangan otomatis, yang dikenal sebagai MCAS, dalam investigasi terkait dengan kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia pada 2018 dan 2019.

boeing
Boeing akan membayar triliunan rupiah.(123RF/Steve Mann)

Keputusan tersebut membuat manual pelatihan pilot kekurangan informasi tentang sistem dan membuat perintah pilot berdasarkan data yang salah sehingga memaksa pesawat untuk menukik segera setelah lepas landas.

Selain itu, mereka juga mengatakan Boeing tidak bekerja sama dengan penyelidik selama enam bulan. "Kecelakaan tragis Lion Air Flight 610 dan Ethiopian Airlines Flight 302 mengungkap perilaku curang dan menipu oleh karyawan salah satu produsen pesawat komersial terkemuka dunia," kata Penjabat Asisten Jaksa Agung David Burns.

"Karyawan Boeing memilih jalur keuntungan daripada keterusterangan dengan menyembunyikan informasi material dari FAA mengenai pengoperasian pesawat 737 Max dan terlibat dalam upaya untuk menutupi penipuan mereka," tambah Burns

Berdasarkan ketentuan perjanjian, Boeing didakwa dengan satu tuduhan konspirasi untuk menipu pemerintah AS, yang akan diberhentikan setelah tiga tahun jika perusahaan terus mematuhi kesepakatan tersebut.

boeing
Penyelidikan masih akan terus berlangsung. (foto: 123RF/shutterbas)

Namun, pengacara korban kecelakaan Ethiopian Airlines mengatakan kesepakatan yang ditetapkan tersebut tidak akan mengakhiri gugatan perdata mereka yang tertunda terhadap Boeing.

"Tuduhan dalam perjanjian penuntutan yang ditangguhkan hanyalah puncak gunung es dari kesalahan Boeing, sebuah perusahaan yang membayar miliaran dolar untuk menghindari pertanggungjawaban pidana sementara menghalangi dan melawan keluarga di pengadilan," demikian tercantum dalam sebuah pernyataan dari kelompok pengacara yang mewakili mereka.

Mereka menambahkan bahwa FAA seharusnya tidak mengizinkan 737 Max untuk kembali beroperasi sampai semua kekurangan pesawat diatasi dan telah menjalani tinjauan keselamatan yang transparan dan independen. Boeing mengatakan sekarang telah mengatasi kekhawatiran tentang Max, dan pesawat kembali beroperasi di AS pada bulan Desember.

Namun, ketika 737 Max kembali mengudara, pengawasan Boeing dan FAA tidak mungkin berhenti di sini. Kritikus, termasuk keluarga korban, pengacara, dan politisi, berkeras penyelidikan serius tentang pesawat itu berlangsung dan mereka masih berusaha mencari jawaban.(Aru)

#Bisnis #Boeing
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Summarecon Discovery menampilkan perjalanan lima dekade perusahaan properti Indonesia ini.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Indonesia
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Pengangkatan akan diajukan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 17 Desember 2025.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?
Di tengah stagnasi industri aviasi nasional dan kondisi keuangan maskapai yang belum pulih sepenuhnya, keputusan ini menimbulkan satu pertanyaan besar.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Bagikan