BNPB Ungkap Alasan Erupsi Semeru tidak Timbulkan Korban Jiwa
Luncuran Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru terlihat dari Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (4/12). ANTARA FOTO/Iwan/sen/YU
MerahPutih.com - Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi pada awal Desember 2022 lalu. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tidak ada korban jiwa pada erupsi tahun ini.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari mengungkapkan bahwa keberhasilan relokasi pemukiman penduduk ke daerah aman menjadi alasan tidak ada korban jiwa saat erupsi Gunung Semeru.
Baca Juga
"Kami syukuri pada kejadian 4 Desember 2022 lalu, sama sekali tidak ada korban jiwa," ungkap Abdul di Jakarta, Senin (19/12).
Abdul menuturkan seluruh penduduk yang sebelumnya berada pada wilayah terdampak erupsi Gunung Merapi pada tahun 2021 lalu, kini sudah dipindahkan ke tempat relokasi yang aman dari jangkauan erupsi.
Kegiatan relokasi pemukiman penduduk itu berlangsung cepat. Ketika Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021, pemerintah langsung menyiapkan lahan relokasi pada 13 Desember 2021.
Sebulan kemudian tepatnya pada 13 Januari 2022, lahan itu mulai dibersihkan. Pada 27 Maret 2022, lahan itu mulai dibangun rumah-rumah lengkap dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
"Masyarakat yang berada di wilayah terdampak pada tahun 2021, kini sudah tidak lagi menghuni rumah-rumah di daerah (terdampak) itu," kata Abdul.
Baca Juga
Lebih lanjut ia mengapresiasi respon cepat masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi kondisi darurat ketika Gunung Semeru mengalami erupsi.
Pada 4 Desember 2022, ketika awan panas guguran terjadi pukul 02.46 WIB, sejam kemudian masyarakat langsung mengungsi ke tempat aman agar tidak terkena dampak erupsi tersebut.
"Meskipun biasanya dari mulai terjadi awan panas guguran sampai ke kawasan terdampak pada tahun 2021 butuh waktu, tetapi pada pagi hari itu, Minggu (4/12), pemukiman sudah kosong dan masyarakat sudah mengungsi," papar Abdul.
BNPB mengharapkan agar daerah yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 dan 4 Desember 2022 harus kosong dari pemukiman. Aktivitas yang bersifat sementara, seperti aktivitas ekonomi harus memperhatikan level kewaspadaan gunung api tersebut.
"Ketika level III ada larangan untuk tidak beraktivitas di sepanjang 17 kilometer sampai Besuk Kobokan, atau ketika itu naik level IV sama sekali tidak boleh ada orang di situ," ujar Abdul.
"Tetapi ketika turun ke level II, kita bisa beraktivitas lagi di sekitar daerah kawasan yang pernah terdampak, tetapi tentu saja jangan pernah menghilangkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Gunung Semeru Erupsi Hebat Pagi Ini, Masyarakat Diminta Waspadai Lontaran Batu Pijar
Gunung Semeru 6 Kali Erupsi hingga 05.53 WIB, Tinggi Letusan sampai 700 Meter
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang
BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan
Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur
Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek
Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang