BNPB: Sistem Peringatan Dini Bencana Hidrometeorologi Sudah Siap


Kondisi salah satu daerah terdampak banjir di Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen. (ANTARA/HO-Dokumentasi Warga)
MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiapkan sistem peringatan dini yang efektif dan masif pada setiap tingkatan, baik nasional, provinsi, kabupaten dan kota bahkan masyarakat untuk menghadapi bencana Hidrometeorologi.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi mengatakan, Pada Rakor Peringatan Dini dalam Menghadapi Ancaman Bahaya Hidrometeorologi, berbicara tentang sistem peringatan dini, tidak terlepas dari dua komponen utama yaitu komponen struktur serta komponen kultur.
Baca Juga:
Dampak Bencana Alam Sampai Agustus 2021 Bikin 5,8 Juta Jiwa Menderita
"Komponen struktur merujuk pada infrastruktur pengamatan dan monitoring, seperti yang telah dilakukan oleh lembaga teknis, seperti BMKG dan PVMBG. Sedangkan komponen kultur sebagai diseminasi peringatan dini dan kapasitas masyarakat," katanya.
Prasinta menambahkan, untuk komponen struktur, yaitu institusi pemerintah seperti BMKG, PVMBG, Kementerian PUPR sudah memiliki sarana prasarana monitoring yang sudah cukup maju untuk bisa memberikan peringatan kepada para pemangku kepentingan maupun masyarakat.
"Namun, untuk komponen kultur terkait bagaimana warning bisa sampai ke masyarakat dengan cepat dan tepat serta bagaimana masyarakat harus bertindak terhadap warning yang diberikan, masih menjadi pekerjaan rumah besar kita semua termasuk di dalamnya BPBD," ujar dia.
Prasinta menekankan, peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melalui Pusat Pengendalian Operasi atau Pusdalops menjadi sangat penting dan upaya para pemangku kepentingan untuk dapat menyampaikan informasi maupun melakukan koordinasi yang dibutuhkan untuk aksi dini atau early action di tingkat masyarakat.
Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya menyampaikan, peringatan dini berbasis masyarakat, salah satunya menitikberatkan pada kemampuan merespons. Informasi sebagai suatu peringatan dini itu harus memenuhi parameter, antara lain informasi dipastikan sampai dan dipahami oleh masyarakat.

"Masyarakat merespons informasi dengan evakuasi ke tempat yang aman," ujar Afrial mengenai parameter peringatan dini berbasis komponen kultur.
BNPB melalui Direktorat Peringatan Dini BNPB, selalu menyampaikan surat edaran peringatan dini terkait potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan.
BNPB, lanjut ia, secara berkala menginformasikan analisis prediksi banjir melalui laman dan Whatsapp Group.
"Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPBD untuk kesiapsiagaan dan konsolidasi antarpemangku maupun mitra di tingkat lokal," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Kemendagri Siapkan Cetak Biru Ketahanan Bencana Pemda
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Pemerintah Pusat Kirim Logistik Bantu Pengungsi Korban Bencana Bali, Prabowo Beri Instruksi Langsung

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang

Akibat Banjir Besar di Bali, Infrastruktur Jalan hingga Pasar Rusak Parah

Korban Tewas Banjir di Bali Capai 16 Orang, Terbanyak di Kota Denpasar

Korban Tewas dan Hilang Banjir Bali Terus Bertambah, Denpasar Jadi Wilayah Paling Banyak

15 Korban Meninggal Akibat Banjir Bali Ditemukan, Gubernur Fokus Pembersihan

Puan Maharani Mendorong Pemerintah untuk Fokus pada Pemulihan Ekonomi Masyarakat Kecil di Bali
