BNPB Sebut Korban Meninggal Dunia Karena Bencana Turun 100 Persen Setelah Modifikasi Cuaca
Proses modifikasi cuaca. (Foto: dok. BNPB)
MerahPutih.com - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang diselenggarakan secara bersama Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Barat telah berakhir pada Kamis (20/3).
Operasi ini juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan TNI Angkatan Udara.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, operasi modifikasi cuaca gabungan ini merupakan upaya pemerintah pusat dan daerah dalam mengurangi risiko bencana banjir susulan pascabanjir besar yang melanda wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) pada Senin (3/3) lalu.
Operasi bersama serentak dilaksanakan selama 10 hari mulai 11-20 Maret 2025. Meskipun demikian, BNPB telah terlebih dahulu melaksanakan OMC sejak 4 Maret 2025.
Baca juga:
Indeks Surge di Jakarta Masih Meningkat, Modifikasi Cuaca Berlanjut
Selama periode OMC (4-20 Maret 2025), tim OMC BNPB mencatat total penerbangan pesawat penabur carravan PK-SNM sebanyak 56 sorti dengan 113 jam dan 48 menit waktu terbang. Total bahan semai yang yang digunakan selama operasi terdiri dari 4.000 kg kalsium oksida (CaO) dan 52.000 kg natrium klorida (NaCl).
"Meskipun dalam masa pelaksanaan modifikasi cuaca beberapa wilayah Jabodetabek tetap diguyur hujan, namun potensi risiko dampak bencana dapat dikurangi," ucapnya, Sabtu (22/3).
BPBD Provinsi Jawa Barat mencatat, kejadian bencana di Provinsi Jawa Barat mencapai 60 kejadian dalam periode OMC. Jumlah ini memang meningkat dibandingkan pada periode sebelum OMC. Meskipun demikian, potensi risiko bencananya menurun signifikan.
Sebagai perbandingan, kata dia, jumlah jiwa terdampak pada masa sebelum OMC sebanyak 231.180 jiwa, dibandingkan dengan data pada OMC hari ke-10 terdata 15.582 jiwa. Persentase penurunan jiwa terdampak sebesar 92,3%.
Risiko korban meninggal dunia juga berkurang 100 persen setelah dilaksanakannya OMC. Sebelumnya, banjir dan longsor di wilayah Jawa Barat menewaskan sebanyak 10 orang.
"Pasca OMC, tidak ada korban meninggal dunia meskipun wilayah Jawa Barat sempat diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada 17-18 Maret 2025 lalu," urainya.
Baca juga:
OMC Tahap 3 Tebar 20 Ton Garam, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Perlu Diwaspadai
Demikian juga dengan jumlah kerugian materil yang mampu dikurangi dengan adanya operasi modifikasi cuaca.
BPBD Provinsi Daerah Khusus Jakarta juga mencatat penurunan dampak bencana dari sebanyak 10.626 jiwa terdampak pada dasarian pertama Maret 2025 menjadi 721 jiwa terdampak pada dasarian kedua Maret 2025 walaupun jumlah kejadian bencana karena cuaca ekstrem meningkat 57 persen.
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, prospek cuaca pada dasarian ketiga Maret 2025 untuk wilayah Provinsi Daerah Khusus Jakarta dan Jawa Barat terpantau potensi hujan ringan hingga sedang.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah dengan melakukan pembersihan drainase, perbaikan dan pemeliharaan tanggul, mempersiapkan tas siaga bencana, melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman ketika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang (feasibility) kurang dari 100 meter.
Untuk mengantisipasi bencana gempabumi, masyarakat diharapkan untuk tetap tenang dan jangan panik, ketika gempa berlangsung dapat berlindung di bawah meja yang kuat, menghindari material kaca, evakuasi ke luar rumah atau lapangan terbuka ketika gempa sudah berhenti.
"Waspadai potensi gempa susulan, ikuti informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan instruksi dari pihak berwenang," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur 20-29 Oktober, Bisa Akibatkan Bencana Hidrometeorologi
Prakiraan BMKG: Hujan Ringan hingga Sedang Guyur Jakarta pada Rabu, 22 Oktober 2025
Sejumlah Wilayah Indonesia Terdampak Siklon Tropis Fengshen
Cuaca Panas Ekstrem, BPBD DKI Imbau Warga tak Keluar Rumah di Siang Hari
Cuaca Panas Dengan Suhu Capai 37,6 Derajat Celcius, Ini Imbauan BMKG
Suhu di Sebagian Daerah Jawa Barat Capai 37,6 Derajat Celsius, Masih Lebih Rendah Dibanding 2022
Jakarta Dilanda Panas Ekstrem, Modifikasi Cuaca Jadi Solusi Pramono
Cuaca Panas Landa Indonesia, BMKG Sebut Suhu di Jabar, NTT, dan Papua Tembus 37 Derajat Celsius
Jakarta Panasnya Minta Ampun, Ahli WHO Desak Pemprov DKI Pasang Keran Air Gratis
Ungkap Penyebab Cuaca Panas Ekstrem 37,6 Derajat Celcius, BMKG: Radiasi Matahari Capai Titik Maksimal