BNPB: 372 Orang Tewas Sepanjang 2017, 156 di Antaranya Akibat Longsor


Banjir dan longsor merendam rumah-rumah warga di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10). (Foto Ist)
MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.271 kejadian bencana mulai awal tahun hingga 19 Desember 2017. Kejadian itu mengakibatkan 372 orang tewas, 3,45 juta orang mengungsi, 44.539 unit rumah rusak.
Kepala Pusat dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam paparannya mengatakan dari 44.539 unit rumah rusak tersebut rinciannya 9.935 rusak berat, 9.894 rusak sedang, dan 24.710 rusak ringan.
"Bencana yang paling sering terjadi, lebih dari 93 persen merupakan bencana hidrometeorologi (akibat cuaca), puting beliung, longsor dan banjir paling dominan, longsor adalah jenis bencana paling mematikan 156 orang tewas," kata Sutopo di kantornya, Jalan Pramuka Raya, Kav 38, Jakarta Timur, Kamis (21/12).
Lalu Sutopo menjelaskan, alasan bencana longsor paling banyak menelan korban jiwa karena masih banyaknya masyarakat bermukim di wilayah zona merah atau rawan longsor dan lemahnya tata ruang di pemerintah daerah.
"Longsor bencana paling banyak menimbulkan korban jiwa. Mengapa bisa seperti ini? Jutaan masyarakat Indonesia tinggal di rawan longsor, mereka tinggal di zona merah. Karena tidak memiliki kemauan tinggal di tempat tempat aman," jelasnya.
Sutopo menambahkan, berdasarkan data BMKG bencana berupa gempa bumi, tsunami, dan erupsi gunung api yang terjadi sepanjang tahun 2017 ada sebanyak 8.693 kejadian. Ia mengungkapkan setiap bulan rata-rata terjadi 718 gempa bumi, di antaranya yang sifatnya merusak sebanyak 19 kali, kemudian 208 gempa kekuatan di atas 5 SR dan gempa yang dirasakan sebanyak 573 kali. Hal ini, lanjut Sutopo, ini memunjukkan wilayah Indonesia rawan gempa.
Sepanjang tahun 2017, kasus kebakaran hutan dan lahan juga masih terjadi. Menurut catatan BNPB, jumlah kejadian terus menurun dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2015, ada seluas 129.813 hektare hutla yang terbakar. Sedangkan dua tahun berturut-turut ada 39.739 hektare dan 29.852 hektare.
Untuk bencana gunung meletus, BNPB mencatat Gunung Sinabung dan Gunung Agung dalam status awas. Gunung Sinabung berstatus awas sejak 2 Juni 2015, sedangkan Gunung Agung berstatus awas sejak 17 November 2017.
Secara umum, menurut Sutopo, kejadian bencana pada 2017 dibandingkan pada tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 4,7 persen. Adapun jumlah korban atau hilang turun 36 persen, dan kerusakan rumah turun 8 persen.
Tercatat, jumlah kejadian bencana sepanjang 2016 sebanyak 2.384, yang didominasi kejadian 774 bencana banjir dan 687 bencana puting beliung. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang

BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny

Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir

Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa

BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan

Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur

Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek

Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang

Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Bertambah Jadi 14 Orang, Jenazah Ditemukan Utuh

BNPB Mulai Fokus Cari Jenazah Santri Tertimbun Bangunan Roboh Ponpes Al Khoziny, Tak Ada Lagi Tanda kehidupan
