BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi


Logo Bank Indonesia di pintu gerbang Kantor Pusat BI di Jalan Thamrin Jakarta. (ANTARA/BI Dokumentasi/pri)
MerahPutih.com - Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, mendorong perbankan nasional untuk lebih giat dan kreatif dalam menyalurkan kredit usaha.
Menurutnya, momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi 4,75% harus dimanfaatkan sektor perbankan dengan mencari terobosan pembiayaan yang mampu merangsang pertumbuhan ekonomi nasional dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
“Penurunan suku bunga ini harus direspons cepat oleh dunia perbankan. Jangan sekadar menunggu, tapi perlu inovasi dan langkah nyata agar kredit lebih mudah diakses, terutama oleh UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi kita,” ujar Amin di Jakarta, Jumat (19/8).
BI menurunkan suku bunga acuan dengan tujuan menjaga pertumbuhan ekonomi, stabilitas inflasi, dan nilai tukar, sekaligus merespons perlambatan ekonomi global.
Baca juga:
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Selain itu, BI juga meluncurkan kebijakan ekspansi likuiditas moneter dan makroprudensial yang longgar guna menurunkan biaya pinjaman, meningkatkan likuiditas, serta mendorong kredit dan pembiayaan.
Kebijakan ini memberi peluang besar bagi dunia usaha, terutama sektor produktif, untuk mendapatkan modal dengan biaya lebih rendah.
“Langkah BI tersebut akan semakin efektif bila perbankan juga membuka akses pembiayaan yang lebih inklusif dan tidak berbelit-belit,” tegasnya.
Amin menekankan, agar perbankan tidak hanya mengandalkan pola konvensional, tetapi juga memanfaatkan transformasi digital serta mengembangkan skema pembiayaan kreatif.
Baca juga:
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Inovasi tersebut dapat berupa kredit berbasis rantai pasok (supply chain financing), dengan memberikan pinjaman kepada para pemasok kecil dengan jaminan invoice (tagihan) yang sudah diterbitkan industri besar.
“Hal itu untuk mengatasi tersendatnya arus kas mereka, sehingga pemasok bisa segera mendapat dana untuk modal kerja tanpa harus menunggu pembayaran dari pabrik,” ujarnya.
Strategi lainnya dengan bekerja sama dengan fintech untuk memperluas jangkauan pembiayaan dengan skema kredit dengan bunga rendah bagi sektor prioritas pencipta lapangan kerja.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga minta pemerintah memberikan insentif khusus bagi usaha kecil menengah dan sektor riil yang berorientasi ekspor.
Baca juga:
DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?
“Dengan kreativitas pembiayaan, perbankan tidak hanya mendukung konsumsi rumah tangga, tetapi juga mampu mendorong investasi dan memperkuat daya saing nasional,” tambahnya.
Lebih lanjut, Amin juga menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter BI, kebijakan fiskal pemerintah, serta inovasi perbankan.
Sinergi ini akan memperbesar multiplier effect kebijakan suku bunga rendah terhadap perekonomian nasional, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global.
“Penurunan suku bunga adalah peluang, tapi hasilnya baru optimal bila semua pihak bergerak serentak. Perbankan harus berperan aktif sebagai motor penggerak pembiayaan bagi dunia usaha,” pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah

Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM

Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?
