Bertahan Hidup di Kamp Cideng

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Jumat, 01 Juli 2022
Bertahan Hidup di Kamp Cideng

Suasana di Kamp Cideng, penjara khusus perempuan dan anak-anak interniran. (KITLV)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

"KAMI bangsa Belanda di sini sudah 300 tahun, kami akan di sini 300 tahun lagi."

Begitu jawaban Gubernur Jenderal B. De Jonge ketika ditanya Bruce Lockhart, jurnalis Inggris, pada 1936 tentang kapan Indonesia siap merdeka. De Jonge percaya diri betul bahwa bangsanya superior. Tak bisa dikalahkan oleh siapapun. Apalagi oleh bangsa inlander yang inferior.

Hingga akhirnya bangsa De Jonge kena batunya pada Maret 1942. Hanya tiga bulan setelah kedatangan Jepang di Hindia Belanda sejak Januari 1942, Belanda menyerah kalah ke Jepang. Orang Belanda jadi pariah. Dipites seolah caplak. Diinjak serupa kecoak.

Jepang menyita rumah-rumah orang Belanda di kawasan Tjideng (ejaan baru Cideng-Red), Jakarta. Rumah-rumah itu jadi tempat tahanan bagi perempuan sipil, anak-anak perempuan, dan anak lelaki berusia di bawah 10 tahun dari berbagai bangsa Eropa.

Baca juga:

Bukit Goa Jepang, Kisah Kekejaman Jepang di Lhokseumawe

Mereka disebut interniran. Ditahan di area pagar kawat berduri dua meteran. Penjara seperti ini tersebar di beberapa tempat di Jawa. Bahkan sampai ke luar Indonesia. Yang di luar Indonesia ditujukan untuk personil militer atau aparatur pemerintahan Belanda.

"Dimana mereka dipekerjakan sebagai buruh kasar di berbagai proyek pertahanan di tempat-tempat yang mempunyai nilai strategis militer," urai R.H.A. Saleh dalam Allied Prisoners of War and Internees (A.P.W.I) di Jawa dan Repatriasinya Setelah Perang Berakhir, tesis pada Universitas Indonesia.

merah putih Kamp Tjideng 2 (niod)
Perempuan dan anak-anak ditahan di Kamp Cideng. (NIOD)

Sebagian besar interniran di Kamp Cideng semula menjalani hidup biasa saja sejak masuk sana pada Oktober 1942. Mereka memang berada di bawah pengawasan polisi Jepang (Keimubu), tapi mereka masih boleh manggil babu dan berdagang dengan orang-orang Indonesia. Pokoknya tidur enak, mandi asyik, dan makan lumayan.

Sejak April 1944, Cideng dipegang komandan militer bernama Kenichi Sonei. Kamp Tjideng menjelma neraka tertutup. Sonei menimbun interniran. Satu rumah yang tadinya untuk 10 orang, jadi terisi oleh 50-100 orang. Penghuni kamp naik drastis. Dari ratusan orang, jadi puluhan ribu orang.

"Dia ternyata menjadi seorang tiran terkejam yang pernah dibayangkan orang... Dia tak punya belas kasih setitikpun terhadap perempuan," kata Ralph Ockerse dan Evelijn Blaney, kakak beradik yang pernah tinggal di Kamp Cideng dan menulis buku Our Childhood in the Former Colonial Dutch East Indies.

Interniran apel tiap hari. Pagi sampai siang. Betis pun bengkak. Tapi mereka masih harus nanam pohon jarak. Kalau inteniran ada salah kecil, langsung dirotan, digundul, atau dijemur sampai kulitnya kebakar.

Baca juga:

Sejarah Kelam Kota Tua Jakarta

Interniran tak pernah tidur nyenyak karena himpit-himpitan. Seorang perempuan mantan interniran bercerita, buang air besar pada tengah malam jadi susah karena toilet rumah malah jadi tempat tidur.

Interniran juga mulai jarang mandi lantaran air kotor. Jika mereka nekat mandi, malah gudikan. Namun jika mereka tak mandi, gatal-gatal. Serba salah.

Jatah ransum interniran menciut. Badan jadi kisut. Saking terdesaknya, para ibu rela menangkap hewan apa saja demi keberlangsungan hidup anak-anaknya. "Para perempuan akan menangkap katak, kadal, dan siput. Lalu merebusnya dalam cangkir timah," sebut Sveen Woorbek dalam 250 Years in Old Jakarta.

merah putih kamp tjideng 6 (memory of the netherlands
Perempuan interniran di Kamp Cideng. (Memory of the Netherlands)

Tiap hari ada interniran mati. Bukan disiksa atau dibunuh, melainkan karena kondisi kesehatan fisik dan mental makin turun.

Neraka Cideng padam pada Agustus 1945. Jepang telah menyerah kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Sekutu kemudian datang dan melucuti Komandan Sonei.

Sonei dihadapkan ke interniran, lalu diminta membersihkan lapangan. Seorang mayor Sekutu menempelengnya. Perempuan dan anak-anak yang melihat itu bertempik-sorak kegirangan. Mereka juga ikut merdeka, tapi dalam makna yang berbeda dari orang-orang Indonesia.

Perjuangan para perempuan interniran bertahan hidup selama lebih dari tiga tahun berbuah. Mereka dipulangkan ke negerinya masing-masing. Meski sudah saling terpisah, para eks interniran Cideng masih sering berkumpul setahun sekali di Belanda.

Baca juga:

Kisah Sejarah Gua Jepang di Pundong

#Sejarah #Sejarah Jakarta #Jepang
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Lifestyle
23 Desember Memperingati Hari Apa? Ada Sejarah Besar di Baliknya!
Tanggal 23 Desember memperingati sejumlah hari penting nasional dan internasional. Simak daftar lengkap peringatan dan maknanya di sini.
ImanK - Senin, 22 Desember 2025
23 Desember Memperingati Hari Apa? Ada Sejarah Besar di Baliknya!
Lifestyle
21 Desember Memperingati Hari Apa, Ini Fakta, Peringatan, dan Sejarahnya
21 Desember memperingati Hari Meditasi Dunia, Hari Bola Basket Dunia, Winter Solstice, dan berbagai peristiwa penting dunia. Simak daftar lengkapnya di sini.
ImanK - Sabtu, 20 Desember 2025
21 Desember Memperingati Hari Apa, Ini Fakta, Peringatan, dan Sejarahnya
Dunia
Jepang Cabut Imbauan Megaquake, Minta Warga Tetap Waspada Sepekan setelah Gempa Magnitudo 7,5
Berarti warga di bawah peringatan tidak lagi diminta tidur dengan pakaian lengkap, mengenakan helm, serta menyiapkan sepatu dan tas darurat di sisi tempat tidur jika gempa bermagnitudo 8 atau lebih besar terjadi.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Jepang Cabut Imbauan Megaquake, Minta Warga Tetap Waspada Sepekan setelah Gempa Magnitudo 7,5
Lifestyle
18 Desember Bukan Tanggal Biasa, Ini Deretan Peringatan Pentingnya
Tanggal 18 Desember diperingati sebagai Hari Migran Internasional, hari jadi Banyuwangi dan Batam, serta berbagai peristiwa penting dunia.
ImanK - Rabu, 17 Desember 2025
18 Desember Bukan Tanggal Biasa, Ini Deretan Peringatan Pentingnya
Fun
16 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Momen Bersejarah!
16 Desember 2025 memperingati Hari Akademi TNI, HUT BRI, Victory Day Bangladesh, hingga Hari Kemerdekaan Kazakhstan. Cek daftar lengkapnya di sini.
ImanK - Selasa, 16 Desember 2025
16 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Momen Bersejarah!
Indonesia
Baru Diluncurkan, Pimpinan Komisi X DPR Ajak Baca dan Kritisi 'Buku Sejarah Indonesia'
Wakil Ketua Komisi X DPR, Lalu Hadrian Irfani, merespons peluncuran Buku Sejarah Indonesia.
Soffi Amira - Senin, 15 Desember 2025
Baru Diluncurkan, Pimpinan Komisi X DPR Ajak Baca dan Kritisi 'Buku Sejarah Indonesia'
Lifestyle
13 Desember Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Fakta, dan Peringatan Penting
13 Desember diperingati sebagai Hari Nusantara di Indonesia dan momen sejarah dunia, seperti Tragedi Nanking, moonwalk terakhir Apollo 17 dan lain-lain
ImanK - Jumat, 12 Desember 2025
13 Desember Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah, Fakta, dan Peringatan Penting
Fun
12 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Peristiwa Penting yang Terlupakan
Tanggal 12 Desember memperingati berbagai hari penting, mulai dari Hari Bhakti Transmigrasi, Harbolnas 12.12, UHC Day, hingga Hari Netralitas Internasional.
ImanK - Kamis, 11 Desember 2025
12 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Peristiwa Penting yang Terlupakan
ShowBiz
ONE OR EIGHT Rilis 'GATHER Limited Edition', Merchandise Spesial Sambut Mini Album Baru
ONE OR EIGHT merilis merchandise eksklusif 'GATHER Limited Edition' untuk menyambut mini album GATHER dan tur perdana mereka pada 2026.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
ONE OR EIGHT Rilis 'GATHER Limited Edition', Merchandise Spesial Sambut Mini Album Baru
Dunia
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Warga di 182 munisipalitas di wilayah itu diminta memeriksa kesiapsiagaan darurat mereka selama satu minggu mendatang.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Bagikan