Masih Siaga, Peralatan Pemantauan Aktivitas Gunung Bromo Hilang


Gunung Bromo, Jawa Timur (instagram.com/my_road.de)
MerahPutih Nasional - Di saat aktivitas vulkanik masih tinggi, alat pemantau Gunung Bromo justru hilang. Peralatan pemantauan aktivitas Gunung Bromo milik PVMBG yang dipasang di Lautan Pasir, Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo hilang pada Minggu (18/9) sekitar pukul 18.00 WIB. Peralatan tersebut berada dalam satu box beton ukuran 1,5 x 2 meter dalam keadaan terkunci dan dilindungi pagar.
Melalui rilisnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan beberapa alat yang hilang adalah logger tiltmeter ts4200, POE, switch hub 8 port, regular solar panel, moxa serial to utp converter, looger gas sensor CO2, antena broadband, dan DC to DC converter.
"Hilangnya alat pemantau ini maka berdampak pada proses pemantauan aktivitas Gunung Bromo yang menggunakan metode deformasi dan geokimia tidak dapat dilakukan. Tingkat ketelitian pemantauan Gunung Bromo menjadi berkurang dibandingkan dengan periode sebelumnya," tulis tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilisnya, Jumat (7/10).
Kejadian serupa juga pernah terjadi di beberapa daerah, baik alat pendeteksi banjir, longsor, tsunami, aktivitas vulkanik gunungapi dan lainnya. Pencurian, pengrusakan dan terbatasnya biaya pemeliharaan dan pemutakhiran peralatan adalah salah satu masalah dalam peringatan dini bencana.
"Kepala PVMBG telah melaporkan hilangnya unit peralatan pemantauan Gunung Bromo kepada Kepala BNPB, Gubernur Jawa Timur dan Bupati Probolinggo," katanya.
Saat ini, aktivitas erupsi Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur belum menunjukkan penurunan. Sejak dinaikkan status Siaga (level III) oleh PVMBG Badan Geologi pada (26/9) aktivitas vulkanik Gunung Bromo masih cukup tinggi.
Berdasarkan pemantauan dari pos Pengamatan Gunung api (PGA) Bromo di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo maupun di kantor PVMBG-Badan Geologi Bandung, pada Jumat (7/10) pukul 00.00 - 06.00 WIB menunjukkan asap kawah teramati putih kelabu coklat kehitaman sedang-tebal dengan tekanan sedang.
Tinggi asap berkisar 100-300 meter dari puncak kawah ke arah barat-utara. Seismik menunjukkan tremor amplitudo maksimum 0,5-12 mm dominan 1 mm. Gempa vulkanik dangkal 1 kali amplitudo maksimum 18 milimeter. Indikasi masih inflasi yang mengindikasikan masih ada suplai magma sehingga masih ada potensi erupsi Gunung Bromo. (yni)
Bagikan
Berita Terkait
Debu Vulkanik Dari 2 Letusan Gunung Api Ancam Warga NTT, Warga Diminta Pakai Kacamata dan Tutup Rumah

8 Orang Meninggal Akibat Kecelakan Lalu Lintas di Lereng Gunung Bromo, Semua Pegawai RS

Gunung Semeru Meletus Berkali-kali Pagi Ini! Potensi Lahar Hujan dan Guguran Lava Mengancam Hingga Radius 13 Kilometer, Warga Diminta Waspada

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Ranu Pani-Ranu Regulo Berubah Jadi 'Laut Es', Wisatawan Diminta Jangan Injak Tanaman

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Tiga Kali Sehari sepanjang Rabu (18/6), Warga Diminta Waspada dan Jauhi Zona Bahaya

Menteri Kebudayaan Jadi Sesepuh Tengger: Menguak Kekuatan Adat di Kaki Gunung Bromo

Gunung Semeru Meletus, Tinggi Kolom Letusan 1.000 Meter

[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Ladang Ganja di Bromo Dihentikan karena Ternyata Tumbuh dari Kotoran Burung
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Ladang Ganja di Bromo Dihentikan karena Ternyata Tumbuh dari Kotoran Burung](https://img.merahputih.com/media/7c/f4/2e/7cf42e6c5d7ebf32014feca2f4c59318_182x135.jpg)
Gunung Marapi kembali Erupsi dengan Kolom Abu tak Tampak, PVMBG Imbau Masyarakat Menjauh dari Radius 3 Km
