Berpotensi Langgar HAM, DPRD DKI Setuju Pramono Tak Gelar Yustisi usai Lebaran 2025


Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung. (Foto: MerahPutih.com/Asropih)
MerahPutih.com - Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, mendukung keputusan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tidak akan menggelar operasi yustisi untuk menjaring pendatang baru yang masuk ke Jakarta, setelah Lebaran 2025.
"Pendekatan yang diambil adalah pendataan dan penertiban Adminduk, bukan operasi yustisi yang berpotensi melanggar HAM," kata Mujiyono di Jakarta, Rabu (26/3).
Mujiyono menilai, operasi yustisi rawan bersifat represif dan diskriminatif. Ia menyebutkan, penertiban Adminduk membuat setiap pendatang ke Jakarta harus memiliki kelengkapan dokumen.
Jadi, pemerintah memiliki data kependudukan akurat yang bermanfaat bagi perencanaan program pembangunan. Ketua DPD Demokrat DKI memberikan masukan untuk menyikapi arus pendatang dari daerah setiap Lebaran.
Baca juga:
Ketua DPRD Tak Persoalkan Pramono Enggak Ada Operasi Yustisi setelah Lebaran
Pertama, memperketat pendataan penduduk baru di Jakarta untuk memastikan pendatang terdaftar.
"Menerapkan peraturan yang lebih ketat tentang izin tinggal dan izin usaha di Jakarta," ucapnya.
Setelah Lebaran 2025, Mujiyono memprediksi jumlah pendatang ke Jakarta yang akan berkurang. Hal itu bisa dilihat dari sisi positif dan negatif.
Sementara sisi positifnya, kepadatan penduduk berkurang, kemacetan berkurang, polusi dan lingkungan membaik, dan sebagainya.
Baca juga:
Pramono Klaim Banyak Satpol PP Tak Pulang Kampung saat Lebaran Demi Keamanan Masyarakat
Namun, berkurangnya pendatang ke Jakarta harus jadi peringatan bagi Jakaeta. Sebab, hal ini mengindikasikan bahwa peluang ekonomi dan berusaha di Jakarta tidak lagi menarik pendatang dari daerah.
"Jangan-jangan biaya hidup di Jakarta semakin tinggi dan tidak lagi terjangkau," urainya.
Sebelumnya, Kadis Dukcapil DKI Jakarta, Budi Awaluddin menegaskan, Program Penataan Administrasi Kependudukan yang tersosialisasikan pada 2023 dan dilaksanakan 2024 telah memberikan dampak dalam sejarah kependudukan.
Hal itu membuat adanya penurunan pendatang.
Baca juga:
Pemprov DKI Tegaskan Tak Ada Operasi Yustisi Pasca Lebaran, Cuma Terapkan Penataan Adminduk
"Arus balik pasca hari raya tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 37,47 persen," ungkap dia.
Data kependudukan, kata Budi, tercatatat tren warga keluar Jakarta 2024 sebanyak 395.298 jiwa atau mengalami lonjakan terhadap warga yang pindah keluar DKI.
"Artinya, program penataan Adminduk relevan dan berhasil untuk dilaksanakan di Jakarta," ucapnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Tunggu Keputusan DPRD DKI Terkait dengan Tunjangan Rumah

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Resmikan Halte Senen yang Rusak Parah saat Kerusuhan, Senin (8/9)

Pramono Kasi Target ke Atlet Jakarta, Raih Juara Umum PON 2028

Pramono-Rano Hadir di Jakarta Bersholawat, Doakan Ibu Kota Aman

Fantastis! Segini Besaran Gaji dan Tunjangan Anggota DPRD DKI yang Lebih Besar dari DPR

Pengamat Soroti Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI, Aturannya Dianggap tak Jelas

Pramono Tegaskan Perubahan Status PAM Jaya Jadi Persoda demi tak Beratkan APBD

Audiensi dengan Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi, DPRD DKI Klaim Bakal Sesuaikan Tunjangan Perumahan Anggota Sesuai Anggaran

Usai Digeruduk AMPSI, DPRD DKI Berjanji akan Lebih Terbuka Terkait Gaji dan Tunjangan

DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu
