Berharap Upacara Pemakaman Bu Ani, Jadi Momentum Perdamaian SBY-Megawati


Megawati saat bersalaman dengan SBY dalam upacara pemakaman Ani Yudhoyono. (MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Momen mengharukan sekaligus menyejukkan terjadi dalam upacara pemakaman mendiang Ibu Negara 2009-2014 Ani Yudhoyono, Minggu (2/6). Dalam upacara pemakaman tersebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Megawati yang datang menyalami SBY untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ani. “Terima kasih bu,” ucap SBY lirih kepada Megawati. Momen tersebut menjadi perhatian khusus awak media yang melakukan peliputan.
"Kehadiran Ibu Megawati dalam pemakaman almarhumah Ani Yudhoyono menunjukan bahwa kemanusiaan, persaudaraan sesama tokoh bangsa, dan persatuan di atas segalanya," kata juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Minggu (2/6/2019).

Kata dia, perbedaan politik tak boleh memutuskan jalinan kemanusiaan dan persaudaraan juga terputus begitu saja. Ia mengatakan Mega hadir untuk turut menguatkan SBY yang ditinggal sang istri tercinta.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin memprediksi bahwa Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkeinginan untuk berdamai.

Apalagi Megawati turut hadir juga dalam momentum prosesi pemakaman Almarhuman Ani Yudhoyono, di Tempat Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6).
Menurut dia, harusnya keduanya tak lagi berseteru. Apalagi SBY dan Megawati merupakan ketum partai yang harus memberi contoh baik kepada rakyat Indonesia. “Keduanya merupakan negarawan. Jadi pasti memiliki keinginan untuk selalu berkawan," kata Ujang kepada MerahPutih.com, Minggu (2/6).
Ujang berharap keduanya berdamai tidak hanya di saat upacara pemakaman Ani Yudhoyono saja. Tapi pertemuan itu menjadi momentum perdamaian bagi SBY dan Megawati. ”Mudah-mudahan keduanya berdamai selamanya. Dan momentum tadi menjadi momentum baik untuk menjaga persaudaraan," tuturnya.
Menurut dia, permusuhan antara kedua ketua umum partai adalah tindakan yang tidak baik untuk bangsa Indonesia. Harusnya kedua berdamai guna memajukan bangsa Indonesia. "Kan tak baik selalu bersebrangan. Lebih baik bersatu untuk membangun Indonesia," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Megawati Tak Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana Negara, Rudy Pastikan Hubungan Beliau dengan Prabowo Baik-Baik Saja

Tepis Rumor Hubungan Retak karena tak Datang ke HUT ke-80 RI, PDIP Ibaratkan Megawati dan Prabowo Kakak Beradik

Luhut Puji Kekompakan SBY, Jokowi Hingga Prabowo di Tengah Ketidakhadiran Megawati

Hasto Tegaskan Prabowo Masih Percaya Ke Megawati

Megawati Pilih Rayakan HUT RI di Sekolah Partai, Tegaskan Tradisi PDIP Tak Tergantikan

Jadi Sekjen PDIP Lagi, Hasto Tegaskan Bakal Selalu Loyal ke Megawati

Presiden RI ke-5 Megawati Pilih Rayakan Hari Kemerdekaan di Sekolah Partai, Jadi Inspektur Upacara

Panas Dingin Hubungan Megawati-Prabowo Akhirnya Terjawab! Puan Beberkan Alasan Ketum PDIP Tak Hadiri Sidang Tahunan MPR

Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis

Megawati Tidak Hadir di Sidang Tahunan MPR, Puan Sebut Dirinya Mewakili Ketum PDIP
