Bendung Radikalisme, Indonesia Butuh Kedaulatan Cyber

Luhung SaptoLuhung Sapto - Jumat, 24 Juni 2016
Bendung Radikalisme, Indonesia Butuh Kedaulatan Cyber

ilustrasi (foto Antara)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih NasionalInternet menjadi pintu utama bagi banyak informasi termasuk paham radikal. Indonesia harus punya kedaulatan cyber agar arus informasi termasuk paham radikal bisa dikontrol dengan standar negara demokratis, namun mengutamakan kepentingan nasional.

Namun, anggota Komisi I DPR dari Fraksi PAN yang juga Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE), Arief Suditomo berpendapat Indonesia harus memiliki kedaulatan cyber terlebih dahulu.

“Sehingga arus informasi bisa dikontrol dengan standar negara demokratik namun tetap mengutamakan kepentingan nasional diatas segalanya. Setelah kedaulatan cyber bisa kita tegakkan, berbagai konten digital/elektronik yang membahayakan negara, akan dapat kita lakukan preventif action" kata Arief kepada media, Jumat (24/6).

Pernyataan ini merupakan tanggapan dari makin gencarnya penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui internet (dunia maya). Salah satu aksi terorisme yang pelakunya teradikalisasi melalui dunia maya adalah kasus penembakan membabi buta oleh tersangka Omar Matten di sebuah klub malam di kota Orlando, Amerika Serikat beberapa waktu lalu yang menewaskan sekitar 50 orang. 

Hal senada diungkapkan dosen ilmu komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, Yuli Candrasari. Menurutnya, kedaulatan cyber itu penting untuk mengantisipasi dan meminimalisasi dampak negatif internet, terutama penggunaan media sosial yang saat ini banyak dimanfaatkan untuk propaganda paham radikalisme dan terorisme.

“Agama dan ajaran adalah masalah keyakinan individu. Biasanya individu mengakses internet dan browsing-browsing informasi yang sesuai dengan pikiran dan keinginannya. Jika hasil browsing di internet itu  sama dengan pemikirannya, maka akan memperkuat bahwa paham itu benar, lalu dia akan melakukan seperti informasi yang dia dapatkan termasuk yang radikal. Internet menjadi pintu utama bagi banyak informasi,“ kata Yuli Candrasari.

Menurut Yuli, informasi yang didapatkan di internet memang tidak bisa menggantikan tokoh agama, tapi bila informasi di internet itu sudah diakses oleh banyak netizen dan mereka setuju dengan pemikiran tersebut maka orang yang mengakses itu menjadi semakin yakin bahwa paham itu benar.

“Semua paham pada dasarnya bisa disebarkan dengan mudah melalui media sosial (medsos) karena  karakteristik internet yang mampu menjangkau banyak orang tanpa terkendala geografis. Adanya jejaring sosial memudahkan netizen (individu) untuk terhubung hanya berdasar interest (minat) yang sama, tanpa saling mengenal,” terangnya.

Ditambah lagi menurutnya, di dunia maya individu bebas menuliskan ide dan  pemikirannya, kemudian dishare (dibagikan) pada masyarakat online dengan mudah dan cepat “Netizen bisa sesering mungkin mengungkapkan pemikirannya dan berulang-ulang tanpa ada batasan. Ketika tulisan itu diakses oleh netizen lain yang punya minat dan pemikiran yang sama maka akan menjadi sebuah viral (topik unggulan) di lingkungan netizen yang punya minat sama,” kata Yuli.

Menurutnya, apalagi jika banyak netizen  yang mendiskusikannya di dunia maya sebagai ruang publik maka paham tersebut semakin dipersepsikan ‘benar’.

BACA JUGA:

  1. Pondok Pesantren Benteng Terbaik Melawan Radikalisme dan Terorisme
  2. Tokoh Agama Dituntut 'Melek' Internet
  3. Ramadan Momentum Menyelamatkan Manusia dari Ancaman Terorisme
  4. Workshop Duta Damai Dunia Maya Lahirkan 8 Situs Damai
  5. Kepala BNPT: Pemerintah Tidak Bisa Sendiri Menangani Teroris
#Radikalisme #Gerakan Radikal #Cyber Crime #Internet
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Penjelasan Operator Sisa Kuota Internet Hangus Saat Beli Paket Anyar
Saat jaringan seluler masih menggunakan teknologi 2G, skema yang digunakan operator adalah biaya internet dihitung berdasarkan kuota yang terpakai atau konsep pay as you use (PAYU).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 16 Juli 2025
Penjelasan Operator Sisa Kuota Internet Hangus Saat Beli Paket Anyar
Dunia
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Regulator internet Australia dan YouTube berselisih soal rencana larangan anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial. Siapa sebenarnya yang melindungi anak-anak?
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 24 Juni 2025
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Indonesia
Komisi VI DPR Bakal Panggil Telkom Group dan Telkomsel Buntut Kuota Internet Hangus
Komisi VI DPR akan memanggil Telkom Group dan Telkomsel. Hal itu buntut dari kebijakan kuota internet yang hangus setelah masanya berakhir.
Soffi Amira - Rabu, 11 Juni 2025
Komisi VI DPR Bakal Panggil Telkom Group dan Telkomsel Buntut Kuota Internet Hangus
Indonesia
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Isi konten radikal remaja anggota ISIS di Gowa ditangkap. Remaja itu aktif menyebarkan propaganda melalui media sosial dan membahas aksi bom bunuh diri.
Soffi Amira - Minggu, 25 Mei 2025
Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda
Indonesia
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Menurut Nasarudin, budaya maritim terbiasa menghargai perbedaan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 23 April 2025
Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen
Indonesia
70% Lebih Sekolah dan Puskesmas di Indonesia Belum Punya Akses Internet
Terbatasnya konektivitas internet masih menjadi tantangan utama dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 13 Maret 2025
70% Lebih Sekolah dan Puskesmas di Indonesia Belum Punya Akses Internet
Berita Foto
Tri Hadirkan Program Sedekah Kuota Ajak Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan
(kiri ke kanan) Head of Corporate Communications IOH, Steve Saerang dan SVP-Head of Mass Market Growth IOH, Saurabh Tamrakar dan Chief Marketing Officer IOH, Vivek Mehendiratta bersama Director & CCO IOHRitesh Kumar Singh, SVP-Head of National TRI Brand, Galuh Neftita serta VP-Head of Growth Hack IOH,M Kharisma Putra Tamara dalam peluncuran Program Sedekah Kuota Ramadan di Jakarta (25/2/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 25 Februari 2025
Tri Hadirkan Program Sedekah Kuota Ajak Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadan
Lifestyle
Waspada! Skema Penipuan Baru Sasar Bisnis di Media Sosial
E-mail ini mulai menyebar sejak 14 Desember, dan banyak organisasi di seluruh dunia, termasuk Asia Pasifik, sudah jadi target.
Hendaru Tri Hanggoro - Sabtu, 28 Desember 2024
Waspada! Skema Penipuan Baru Sasar Bisnis di Media Sosial
Fun
Mengenal VPN dan Panduan Lengkap Keamanan Internet di Indonesia
VPN memungkinkan pengguna terhubung ke internet secara aman dan pribadi.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 05 Desember 2024
Mengenal VPN dan Panduan Lengkap Keamanan Internet di Indonesia
Lifestyle
Apa Itu Fiber Optik? Solusi Kecepatan Internet Terbaik Saat Ini
Apa Itu Fiber Optik? Keunggulannya 1. Meningkatkan Kecepatan Transfer Data, 2. Mendukung Jaringan Berkapasitas Tinggi, 3. Mengurangi Latensi dalam Jaringan, 4. Jangkauan Transmisi yang Lebih Jauh
ImanK - Sabtu, 23 November 2024
Apa Itu Fiber Optik? Solusi Kecepatan Internet Terbaik Saat Ini
Bagikan