Bekasi Lumpuh Akibat Banjir Terparah Sejak 2020, DPR Desak Adanya Perbaikan Infrastruktur dan Mitigasi Curah Hujan Tinggi

Foto udara banjir menggenangi Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025) (ANTARA/HO-BNPB)
Merahputih.com - Kota Bekasi mengalami salah satu dampak banjir terparah di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir.
Delapan dari 12 kecamatan di kota penyangga Jakarta ini terendam air dengan ketinggian bervariasi hingga mengakibatkan lumpuhnya aktivitas perekonomian.
"Ini adalah banjir terparah di Bekasi sejak tahun 2020. Daerah Pondok Gede Permai menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Di Bogor, intensitas hujan tercatat mencapai 232 mm per hari, padahal ambang batas normalnya hanya sekitar 125 hingga 145 mm per hari. Jadi, ini benar-benar bencana besar," ujar Anggota Komisi V DPR RI, Sudjatmiko dalam keterangannya, Kamis (6/3).
Dalam kunjungannya ke Bekasi, ia menyoroti kurang optimalnya penataan tata ruang dan sistem drainase di sana. Menurutnya, kedua hal tersebut memperparah dampak banjir. "Ke depan, hal-hal ini yang harus diperbaiki untuk meminimalkan dampak banjir," ucap dia.
Terkait kerusakan infrastruktur, Miko mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Bekasi dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mengenai langkah-langkah ke depan dalam menyelesaikan sodetan Kali Bekasi.
Baca juga:
"Pernah saya sampaikan saat rapat bersama Kementerian PU bahwa pentingnya sodetan Kali Bekasi tersebut segera diselesaikan tahap 1 hingga 7, terutama untuk mengurangi banjir besar yang terjadi setiap 5 tahun," tuturnya.
Wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Kota Bekasi dan Depok ini berharap Wali Kota dan Gubernur segera bersinergi dengan Pemerintah Pusat.
Hal ini juga berkaitan dengan daerah Aglomerasi, di mana banjir mengakibatkan lumpuhnya perekonomian dan mengganggu tidak hanya Bekasi, tetapi juga wilayah sekitarnya, termasuk Jakarta. "Jika titik banjir dapat dikurangi, perekonomian dapat segera pulih," tutup politisi dari Fraksi PKB ini.
Pemerintah diharap terus melakukan upaya mitigasi terkait curah hujan yang tinggi. Salah satunya adalah dengan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Jabodetabek.
Baca juga:
Detasemen Perintis Polri Bantu Evakuasi hingga Beri Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi dan Depok
"Alhamdulillah, BMKG, BNPB, dan Kementerian PMK akan melaksanakan modifikasi cuaca selama 12 hari ke depan. Mudah-mudahan hujan dapat dipercepat dan dialihkan ke wilayah Laut Jawa, sehingga curah hujan di Jabodetabek dapat berkurang dan mengurangi risiko banjir susulan," tambahnya.
Hingga saat ini, ribuan warga masih mengungsi di berbagai titik posko darurat. Keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi harus menjadi prioritas.
"Pemerintah dan pihak terkait terus berupaya menyalurkan bantuan serta mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang di wilayah Bekasi," pungkasnya.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Status Darurat Bencana Kota Denpasar Turun ke Transisi Menuju Pemulihan, Berlangsung Selama 3 Bulan

Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Selatan Banjir, Ketinggian Sampai 70 Centimeter

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

Bali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem Hingga 21 September 2025, BBMKG Ungkap Penyebabnya

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

Presiden Prabowo Kunjungi Warga Bali, Dicurhati Rumah Ambruk dan Harta Ludes Diterjang Banjir Bandang

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam
