Begini Modus Penyelundupan Harley dan Sepeda Brompton yang Diduga Dilakukan Bos Garuda


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (MP/.Rizki Fitrianto)
MerahPutih.Com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan modus penyelundupan Harley dan Brompton yang diduga melibatkan sejumlah petinggi Garuda Indonesia.
Menurut dia, kasus ini berawal dari pemeriksaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan pada 17 November 2019 terhadap pesawat baru Garuda Indonesia buatan pabrikan Airbus.
Baca Juga:
Menko Luhut: Kami Dukung Upaya Menteri BUMN Menertibkan Garuda Indonesia
Dalam Airbus itu, terdapat 22 penumpang yang antara lain terdiri dari Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Ashkara dan Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto.
Pada lambung pesawat yakni bagasi penumpang ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 18 box yang keseluruhannya memiliki claim tag bagasi penumpang.

"Keseluruhan bagasi diperiksa pemilik koper tidak menyerahkan custom declaration dan keterangan lisan. Jadi waktu diperiksa mereka tidak serahkan kartu Bea Cukai dan tidak menyampaikan keterangan ada barang-barang ini," katanya kepada wartawan di kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
"Berdasarkan penelusuran kami, harga motor Rp 800 juta per unit. Nilai sepeda sekitar 50 juta hingga 60 juta rupiah per unit. Dengan demikian total potensi kerugian negara adalah Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar," lanjut Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan SAS mengaku membeli barang via akun e-Bay. Namun, saat ditelusuri, kontak penjual tidak diperoleh. Namun, ketika dilakukan pengecekan tidak terdapat kontak penjual e-Bay dalam akun SAW.
"SAS juga punya utang bank Rp 300 juta yang dicairkan Oktober untuk renovasi rumah. Transfer uang pada SAS ke rekening istri sebanyak tiga kali senilai Rp 50 juta. Kami akan terus lihat saudara SAS hobi motor yang kita tahu tidak punya hobi motor tapi impor Harley. Dia hobi sepeda," kata Sri Mulyani.
"Kita lihat transaksi keuangan yang punya hubungan inisiatif membeli dan membawa motor tersebut ke RI. Kami masih terus dalam proses lakukan penyelidikan motif awal dan apakah bersangkutan beneran lakukan atau atas nama pihak lainnya. Ini fokus pemeriksaan teman-teman Bea Cukai," lanjutnya.
"Setahu kami, oknum tidak hobi motor, tapi impor Harley. Hobinya sepeda, tapi mungkin dari sepeda jadi sepeda motor," paparnya.
Dia pun menambahkan pihak DJBC menemukan transaksi lain yang dibeli dan dibawa ke Indonesia. Tapi, masih dalam proses penyelidikan terhadap motor awal.
"Apakah mungkin yang mereka beli atau pihak bersangkutan. Ini masih jadi investigasi DJBC," ungkapnya.
Baca Juga:
Buntut kejadian ini, Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Dirut PT Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau Ari Ashkara karena menyelundupkan komponen Harley-Davidson.
"Saya sebagai Menteri BUMN akan memberhentikan Dirut Garuda," ujar Erick di Jakarta, Kamis (5/12).
Erick mengungkapkan pembelian komponen Harley-Davidson merupakan pesanan Ari melalui pegawainya.(Knu)
Baca Juga:
Erick Thohir Kesal Pejabat Garuda Tumbalkan Anak Buah di 'Kasus Harley'
Bagikan
Berita Terkait
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

Pemerintah Diminta Jelaskan Strategi di Balik Rencana Penghapusan Utang UMKM dan Defisit RAPBN 2026

Menkeu Purbaya Larang Anaknya Main IG Setelah Polemik Unggahan 'Gantikan Agen CIA'

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Diminta Lakukan Lima Langkah Strategis untuk Jawab Tuntutan Demonstran dan Keresahan Publik

Raker Perdana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Komisi XI DPR Bahas RKA Tahun 2026
PKB Harap Purbaya Yudhi Sadewa Mampu Wujudkan Pertumbuhan 8 Persen dan Ekonomi Berdikari Tanpa Banyak Utang

Prosesi Serah Terima Jabatan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa

Akui tak Mudah Jadi Menkeu, Purbaya Minta Waktu dan Terbuka Menerima Kritik

Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya Bikin Gaduh, Ekonom Peringatkan Hal ini

Menkeu Purbaya ‘Angkat Topi’ untuk Sri Mulyani, Dianggap Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Global
