Bawa 114 Orang, Pariaman Belajar Pariwisata Berbasis Budaya di Purwakarta


Air Mancur SriBaduga di Purwakarta (Foto: purwakarta.go.id)
MerahPutih.Com - Dalam beberapa tahun belakangan ini, Purwakarta sukses membangun pariwisata berbasis budaya. Air Mancur SriBaduga dan Situ Wanayasa salah satu contoh destinasi wisata yang dikelola dengan muatan budaya lokal.
Keberhasilan Purwakarta mengembangkan pariwisata dengan citarasa lokal layak jadi rujukan daerah-daerah lain di Tanah Air. Atas dasar itu, Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman beserta para tokoh adat Pariaman, Sumatera Barat, belajar konsep tata kelola pariwisata berbasis budaya di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
"Kami membawa 114 orang mulai dari unsur pemerintahan hingga lembaga adat. Konsep di Purwakarta yang berisi pelajaran tentang sejarah peradaban kita coba adopsi sesuai dengan kultur Kota Pariaman. Saya kira ini bagus," kata Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman di Purwakarta, Selasa (5/12).
Mukhlis Rahman sebagaimana dilansir Antara mengatakan, jarang sekali ditemukan kabupaten maupun kota di daerah lain, kantor pemerintahan dapat dikunjungi secara bebas oleh warga dengan menyajikan wahana wisata seperti di Purwakarta.
Sebagaimana diketahui, kantor pemerintah di Purwakarta dibangun berdasarkan asas kearifan arsitektur lokal Jawa Barat berupa "Julang Ngapak" ditambah ornamen alam seperti taman dan air mancur.
"Selama ini, saya melihat Purwakarta di media sosial, dari dulu penasaran ingin melihat secara langsung. Ternyata memang indah, potensi budaya menyatu menjadi modal wisata. Kantor pemerintahan di sini pun ternyata menjadi tempat wisata," kata Mukhlis.

Dalam kunjungannya ke Purwakarta, rombongan Wali Kota Pariaman itu berkeliling di komplek Pendopo Bale Paseban Purwakarta dan Taman Pesanggrahan Padjadjaran.
Ia mengaku tertarik untuk meniru konsep pembangunan di Purwakarta.
Sejarah peradaban bangsa baik Sunda maupun Indonesia dapat dinikmati oleh wisatawan di Diorama Bale Panyawangan Tatar Sunda dan Diorama Bale Panyawangan Nusantara. Melalui format data digital, di kedua diorama tersebut ditampilkan periodesasi sejarah bangsa mulai dari masa kerajaan hingga abad modern.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mendampingi langsung rombongan Wali Kota Pariaman mengatakan, pola pembangunan di Purwakarta dilakukan berdasarkan karakter wilayah.
Karena itu, pembangunan yang dilakukan tidak mengganggu kultur yang telah lama berkembang di tengah masyarakat setempat. Desa menurut Dedi, memiliki modal yang kuat untuk dilakukan pembangunan.
"Fokusnya tetap di desa, wisata, arsitektur, infrastruktur publik dan pengelolaan keuangan. Ini kan yang ada di perkantoran pemerintah merupakan arsitektur ala pedesaan, ternyata bisa kok diterapkan. Desa punya modal kuat. Makanya, kita tidak boleh malu menjadi orang desa," pungkas Dedi Mulyadi.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Dedi Mulyadi Janji Jadikan Adik Affan Kurniawan Anak Angkat dan Carikan Rumah untuk Keluarga

Kompolnas Dorong Polda Jabar Tuntaskan Kericuhan Saat Pesta Rakyat Pernikahan Anak Gubernur Jabar yang Berakhir Tragis

Pemkab Bekasi Ikut Perintah Gubernur Jabar Hapus Tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan

DPR Kritik Kebijakan 50 Siswa per Kelas di Jabar, Dinilai Lebih Banyak Mudarat
3 Orang Meninggal dalam Resepsi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, DPR: Jangan Ada yang Ditutup-tutupi

DPRD Garut Siapkan Rapat Khusus Bahas Insiden Maut Pesta Rakyat Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

3 Orang Meninggal di Pesta Rakyat Syukuran Pernikahan Putra Dedi Mulyadi dengan Wabup Garut

Dedi Mulyadi Disentil Mendagri Soal Pendapatan Daerah, Beda Dengan Pandangan Pengamat

Dedi Mulyadi Tak Terima Bogor Disalahkan Jadi Biang Kerok Banjir Jakarta

Gubernur Jabar KDM Minta Teras Cihampelas Dibongkar, ini nih Sejarah Pembangunannya
