Bank Indonesia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Domestik 2020 Berkisar 5,1-5,5 Persen


Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 tampaknya agak mencemaskan. Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi domestik 2020 berkisar antara 5,1-5,5 persen.
Hal ini tidak terlepas dari ketidakpastian global dan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Baca Juga:
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat, Pemerintah Diminta Kerja Lebih Serius
“Bank Indonesia mengejar stabilitas untuk mendorong pertumbuhan yang kami perkirakan akan mencapai 5,1 persen sampai 5,5 persen (yoy) pada 2020,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/12).

Lebih lanjut, Destry menuturkan Bank Indonesia optimistis ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen sampai 5,6 persen pada tahun berikutnya yaitu 2021.
“Kami juga ingin menyampaikan optimisme pada 2021 seperti yang kita harapkan akan ada reformasi struktural dalam perekonomian kita,” ujarnya.
Ia menilai program pemerintah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yaitu infrastruktur yang lebih terintegrasi antara pusat ekonomi regional termasuk zona industri dan kawasan pariwisata merupakan kunci pertumbuhan.
“Pembangunan infrastruktur adalah kunci untuk pertumbuhan berkelanjutan di negara berkembang seperti Indonesia,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa lebih dari 17 ribu pulau di Indonesia merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang besar apabila terdapat infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan.
Oleh sebab itu, pemerintah dapat melakukan beberapa hal untuk mempercepat pembangunan infrastruktur seperti peningkatan peran investor swasta dan innovative financing, peningkatan kualitas persiapan proyek infrastruktur (feasibility study), serta kolaborasi dan sinergi kebijakan pemerintah pusat hingga daerah.
Sementara untuk Bank Indonesia, Destry mengatakan pihaknya berkontribusi melalui kebijakan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) yang akomodatif, mendorong penerbitan surat berharga komersial dan pemanfaatan instrumen lindung nilai (hedging), serta memberikan pendampingan pada pemerintah daerah.
Baca Juga:
Sri Mulyani: Investasi Bisa Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,6 Persen
Destry sebagaimana dilansir Antara mengimbau kepada pihak swasta untuk turut berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur sebab sumber pembiayaan telah mencapai jumlah besar yang tidak lagi dapat dipenuhi oleh sektor publik saja.
“Sumber keuangan tradisional dari sektor perbankan menjadi terbatas karena kendala kehati-hatian, jadi sudah saatnya bagi swasta untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur,” pungkasnya.(*)
Baca Juga:
Pertumbuhan Ekonomi Hanya Dinikmati 20 Persen Penduduk Terkaya
Bagikan
Berita Terkait
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN

Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen
