Banjir Landa Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia di Kapuas Hulu


Kondisi banjir yang terjadi di Desa Perigi Kecamatan Silat Hilir yang merendam ratusan pemukiman penduduk. ANTARA FOTO/HO-BPBD Kapuas Hulu (Teofilusianto Timotius)
MerahPutih.com - Banjir melanda Kecamatan Silat Hilir dan Kecamatan Badau daerah perbatasan Indonesia-Malaysia sejak Rabu (3/11). Bahkan, ketinggian air terus naik di kawasan tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu Kalimantan Barat Gunawan menyatakan ketinggian air di Desa Perigi Kecamatan Silat Hilir mencapai satu hingga dua meter lebih dari permukaan tanah, akibatnya aktivitas masyarakat lumpuh total.
Baca Juga:
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Wilayah Yogyakarta, BMKG Imbau Warga Waspada
Sementara itu, kondisi banjir di Kecamatan Badau saat ini ketinggian air kurang lebih satu meter. Tercatat, di Desa Perigi Kecamatan Silat Hilir terdapat 546 kepala keluarga dengan 1.488 jiwa terdampak banjir.
"Kami akan segera turun ke lokasi banjir untuk melakukan monitoring serta membantu warga," kata Gunawan.
Ia mengatakan, kondisi saat in, air masih terus naik. BPBD mengimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga banjir, karena intensitas hujan cukup tinggi.
Selain itu, Gunawan juga meminta kepada kepala desa dan camat untuk secepatnya melaporkan perkembangan bencana banjir di daerahnya masing-masing.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah daerah di Indonesia pada Kamis, (11/4).

Berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021.
Kondisi ini berpotensi untuk terus berkembang dan masyarakat serta pemerintah harus segera bersiap menyambut kehadiran La Nina yang diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.
Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga Januari terutama di wilayah Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Maka dari itu, La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 sampai 70 persen di atas normalnya.
Baca Juga:
Bencana Hidrometeorologi Mengintai Wilayah Yogyakarta, BMKG Imbau Warga Waspada
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran

Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

Mayoritas Wilayah Indonesia Bakal Diguyur Hujan Ringan Hingga Sedang pada Senin (15/9)

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan Tebal dan Hujan pada Minggu (14/9)

Cuaca Jakarta 14 September 2025: Seluruh Wilayah Diprediksi Berawan, Ini Imbauan dari BMKG

Presiden Prabowo Kunjungi Warga Bali, Dicurhati Rumah Ambruk dan Harta Ludes Diterjang Banjir Bandang

Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini
