Bangga Flexing Kue Khas Daerah saat Lebaran


Lebaran identik dengan makan-makan dan kumpul keluarga. (Foto: Pexel/Askarabayev)
LEBARAN tiba. Saatnya bergembira. Hari kemenangan tak afdal dirayakan tanpa sajian kuliner khas daerah seperti kue-kue Lebaran.
Di Indonesia, Hari Lebaran identik dengan makan-makan dan kumpul bersama keluarga besar. Segala macam kudapan disajikan demi mengikat tali silaturahmi.
Beberapa daerah di Indonesia memiliki sajian tradisional khas Lebaran yang cukup terkenal. Masing-masing kue punya sejarah, cerita yang berbeda, dan keragaman budaya. Tergantung pada tiap daerah kue tersebut.
Seperti kue sapik yang menjadi salah satu jenis penganan khas tradisional di tanah Minang. Nama kue sapik terinspirasi dari bagaimana cara kue tersebut dibuat, yaitu dengan cara dijepit.
"Sapik dalam bahasa Minang artinya jepit," tulis Mardjiati Gardjito dkk. dalam Pusaka Nenek Moyang, Yang Pantang Disayang.
Baca juga:

Penampakan kue Sapik khas Minangkabau. (Foto: YouTube/Desmawati Kuretangin)
Kue sapik mirip kue semprong, tetapi bentuknya beda sedikit. Kue semprong dibuat dengan cara digulung, sedangkan sapik dilipat dengan cara diangkat dari cetakan pemanggangan, kemudian dijepit, lalu dilipat.
Adonan kue sapik terbuat dari tepung beras. Bahan lainnya yang agak kental dimasukkan cetakan dari besi yang kedua permukaannya sudah diukir sedemikian rupa.
Pembuatan kue sapik memakan waktu lama bila dikerjakan seorang diri, tetapi lebih mudah bila dikerjakan oleh banyak orang. Gardjito menambahkan, hal itu bermakna bahwa orang hidup harus bergotong-royong.
Selain kue sapik, ada juga kue biji ketapang yang merupakan sajian kue Lebaran khas Betawi atau daerah Jakarta. Bagi orang Betawi, Lebaran tidak lengkap tanpa kehadiran kue biji ketapang.
Baca juga:

Penampakan kue biji ketapang. (Foto: YouTube/Bagja Vlog)
Kue ini dibuat dengan cara digoreng. Rasanya gurih karena paduan kelapa parut dan santan. Kue ini dinamakan biji ketapang lantaran kue ini mirip dengan biji pada pohon bunga ketapang (Terminalia cattapa L) yang dahulu banyak ditemukan di pinggir jalan kota Jakarta.
Terakhir, ada kue bernama madumongso. Ini salah satu kue khas yang disajikan di berbagai daerah setiap Hari Raya. Madumongso berasal dari kata 'madu' dan 'mongso'. 'Madu' artinya cairan manis dari tumbuhan, sedangkan 'mongso' bermakna makanan, bisa juga musim.
Madumongso diperkirakan sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno (Hindu) pada abad ke-9 M. Biasanya makanan ini dihidangkan di lingkungan kerajaan dan disajikan dalam berbagai acara.
Madumongso mempunyai filosofi, yaitu saatnya kita mencicipi manisnya madu pada musim Lebaran ini. Madu bisa digambarkan sebagai hasil dari perjuangan selama sebulan penuh menahan hawa nafsu. Puncaknya adalah Idul Fitri atau hari kemenangan. (ahs)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pakai Drone Thermal, Rata-Rata Respons Situasi Darurat Basarnas 2 Kali Lebih Cepat Jadi 15,7 Menit

Menhub Sebut Kebijakan WFA Ubah Pola Mudik Lebaran 2025

Kenapa Kita Halalbihalal sepanjang Bulan Syawal? Ini Asal-Usul dan Sejarahnya yang Jarang Diketahui

H-1 Lebaran, Mantan Artis Sekar Arum Masukkan Uang Palsu Rp 10 ke Kotak Amal Istiqlal

Selama Angkutan Lebaran 2025 PT KAI Daop 6 Amankan Barang Senilai Rp 287 Juta

Pekerja Kantoran Mulai Kembali Bekerja usai Libur Lebaran di Kawasan Perkantoran Jakarta

Kemacetan Lalu-Lintas Jakarta Hari Pertama Kerja usai Libur Lebaran

Kendaraan Pemudik Lewat Gerbang Tol Ngemplak Boyolali Naik 72,06 Persen Selama Arus Mudik dan Balik

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Pram-Doel Gelar Halalbihal Dengan Pegawai, 2,37 Persen Pegawai Tidak Hadir Hari Pertama Kerja Usai Libur.
