Bahaya Tersembunyi Keracunan Makanan Berulang, Bisa Picu Peradangan Usus Kronis
Ilustrasi (Freepik)
Merahputih.com - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, menjelaskan bahwa keracunan makanan yang terjadi berulang kali dapat memicu infeksi saluran cerna yang berujung pada peradangan kronis.
Ari menekankan pentingnya kewaspadaan bagi mereka yang sering mengalami infeksi berulang.
“Ketika orang yang sering bolak-balik terinfeksi itu harus hati-hati, karena dia suatu waktu nanti bisa mengalami perubahan struktur dari dinding ususnya. Itu termasuk juga inflammatory bowel disease (penyakit inflamasi usus). Penyakit radang kronis non-infeksi itu juga dari situ pencetusnya,” ujar Ari, Senin (29/9).
Baca juga:
Setop Panik! 7 Rahasia Herbal PDPOTJI untuk Pertolongan Pertama Keracunan Makanan
Infeksi yang terjadi terus-menerus dapat mengubah struktur dinding usus. Tingkat keparahan kerusakan ini bergantung pada jenis bakteri atau kuman berbahaya yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi.
Peradangan usus kronis ini tidak hanya memengaruhi saluran cerna tetapi juga berisiko menyebabkan gangguan pada organ tubuh lainnya, dan kondisinya menjadi lebih serius jika sampai membutuhkan pengobatan antibiotik.
Untuk mencegahnya, Prof. Ari menggarisbawahi pentingnya memasak makanan hingga matang untuk membunuh bakteri, serta memastikan makanan tidak terlalu lama berada pada suhu kamar.
Memasak dengan suhu tinggi adalah cara efektif membunuh bakteri berbahaya. Selain itu, masyarakat harus menghindari kontaminasi silang—misalnya, tidak menggunakan pisau yang sama untuk memotong daging mentah/seafood dan makanan yang sudah matang.
Kebersihan area persiapan makanan juga harus dijaga. Pastikan makanan yang sudah matang tidak tercemar oleh bahan mentah. Penting juga untuk menjaga makanan hangat tetap pada suhu di atas 65°C dan memanaskan makanan yang akan disajikan di atas 85°C.
Baca juga:
Prabowo Beri Arahan Teknis Perbaikan MBG Terkait Banyak Kasus Keracunan
Sementara itu, makanan dingin harus tetap dijaga dingin. Bahan makanan di kulkas harus disimpan pada suhu yang tepat, dan proses pencairan (defrosting) makanan beku sebaiknya dilakukan di kulkas, di bawah air keran mengalir, atau menggunakan microwave, bukan pada suhu ruang.
Terakhir, untuk makanan dan minuman kemasan, pastikan penyimpanannya sesuai petunjuk pada kemasan, misalnya pada suhu 2-8°C, di freezer, atau pada suhu kamar tanpa paparan matahari langsung.
“Ia mengatakan jika makanan terlalu lama pada suhu kamar, makanan tersebut mungkin sudah tidak aman untuk dimakan," tutup dia.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG di Batam
Mengharukan! ini Momen Kapal SPPG Antar MBG untuk 951 Anak di Pulau Terpencil
BGN Janji Cairkan Gaji Tenaga Dapur Makan Bergizi Gratis Pekan Ini, Terlambat 6 Hari Bukan 2 Bulan
RDP Badan Gizi Nasional dengan Komisi IX DPR Bahas Penyerapan Anggaran Tahun 2025
BGN Akui hanya Bisa Serap Rp 29 T dari Dana Cadangan Rp 100 T yang Disiapkan Presiden
Dapur Makan Gizi Gratis Dibatasi, Hanya Maksimal Buat 2.500 Porsi
BGN Ungkap Program Makan Bergizi Gratis Sudah Capai 41,2 Juta Penerima
Mentan Amran Sebut Harga Telur Mahal Adalah Berkah dari Program Makan Bergizi Gratis
Program Makan Bergizi Gratis Jangkau 42 Juta Penerima Manfaat, Tersebar di 38 Provinsi
Akui 48% Kasus Keracunan Makanan Dipicu MBG, BGN Bilang Anggaran Rp 71 T Kurang Butuh Rp 14,53 T Lagi