Bagaimana Cara Menemani Anak Belajar di Rumah


Belajar dari rumah. Apa saja tantangannya? (Sumber: Marketwatch)
VIRUS corona telah mengubah tatanan hidup manusia. Mulai dari mengubah sistem ekonomi, gaya hidup, hingga sistem pendidikan. Terbiasa dengan pola hidup tertentu membuat masyarakat kesulitan untuk adaptasi dengan kebiasaan baru.
Salah satu kesulitan dialami para orang tua terutama harus bekerja dari rumah sembari membimbing anaknya belajar. Orang tua harus pintar-pintar dalam membagi waktu dan perannya. Tugas terasa semakin berat saat harus berperan sebagai guru di rumah bagi anak-anaknya.
"Sudahlah kami harus melengkapi semua fasilitas penunjang belajar di rumah (wi-fi yang kencang dan komputer) masih harus ajarin anak di rumah, belum masih ada pekerjaan kantor yang diremote," keluh seorang ibu yang tak mau disebutkan namanya. Tantangan dihadapi tak berhenti sampai di situ saja. Anak-anak lebih mudah hilang konsentrasi dalam waktu setengah jam. Mereka lebih memilih main game atau menonton.
BACA JUGA:
Tantangan Anak Sekolah dari Rumah dan Cara Mensiasatinya
Seorang ayah dan pekerja profesional, Aries Purwo Dilliarso punya kiat khusus agar anak-anaknya lebih semangat belajar. Ia dan istrinya kompak menciptakan ritual tertentu di pagi hari untuk menstimulasi semangat anak. "Biasanya kami senam dulu pagi-pagi di halaman dengan lagu mereka suka," ujar Vice President of Risk Pintek tersebut.
Aries juga memberi ruang untuk anak bisa berdiskusi dengannya. "Update informasi supaya kita bisa involve dalam pembelajaran anak," jelasnya.

Sementara itu, praktisi pendidikan, Najeela Shihab menuturkan kunci utama para orang tua dalam menemani anak belajar di rumah dengan menjaga kesehatan mental mereka. "Kalau emosi kita negatif bawaannya marah-marah. Anak semakin malas belajar. Pembelajaran di rumah pun tidak efektif," tuturnya.
"Semua orang, baik dewasa atau pun anak-anak tentu akan merasa stress saat harus terkurung terus menerus di rumah. Belum lagi dengan tanggung jawab sebagai tenaga kerja profesional dan peran sebagai orang tua. Kuncinya adalah jiwa yang sehat," tuturnya.

Jika terlanjur diliputi emosi negatif, minta waktu pada anak untuk meredakan emosi. "Jujur pada anak, 'nak saat ini perasaan ibu sedang tidak enak. Ada hal membuat ibu kesal. Ibu ke ruang sebelah dulu 15 menit'. Lalu manfaatkan waktu tersebut untuk memulihkan kembali perasaan. Tarik napas perlahan-lahan," urainya. Setelah emosi mulai stabil, ibu tentu bisa kembali fokus dalam menemani anak belajar.
Hal berikutnya harus diperhatikan cara membangun komunikasi dengan pihak sekolah. Cobalah untuk aktif hubungi pihak guru. Kasih tahu apa saja hambatan orang tua dan anak dalam belajar di rumah. Kasih kesempatan pada mereka untuk mengatasi hambatan tersebut.
"Kalau anak sudah lebih reflektif, guru juga harus reaktif supaya proses belajar dua arah," tukasnya
Dengan menerapkan hal-hal kecil, dan berusaha berkomunikasi secara intensif dengan anak membuat hubungan ibu dan anak semakin baik kemudian sama-sama meinang. (*)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Aksi Demonstrasi Bikin Suasana Kurang Kondusif, Beberapa Sekolah Terapkan PJJ pada Senin (1/9)

Dulu Buku, Kini TikTok! Maudy Ayunda Syok Lihat Transformasi Pendidikan yang Bikin Geleng-Geleng Kepala

Wajib Belajar Bakal Jadi 13 Tahun

Rahasia Belajar ala Ilmuwan Richard Feynman

Jam Belajar Terlalu Pagi Ternyata Bikin Prestasi Akademik Menurun

Portofolio Sarana Penilaian Perkembangan Pembelajaran
