Asal-Usul Istilah 'Slay'


Tokoh-tokoh queer ras kulit hitam. (Foto: diversitycenter.org)
“YASSS, Queen! Slayyy!”
Familiar dengan kalimat tadi? Mungkin kamu akan menemukan kalimat tadi di bawah kiriman seseorang yang memamerkan OOTD-nya (outfit of the day) atau memamerkan suatu capaian hidupnya di media sosial.
Dilihat dari penggunaan konteksnya, ungkapan ini berkesan positif. Namun, jika diterjemahkan secara harfiah, artinya 'membunuh' yang berkonotasi negatif. Keduanya tak salah.
Faktanya, kata ‘slay’ ditemukan dalam bahasa Inggris. Akarnya dari bahasa Jerman dan umumnya digunakan untuk merujuk kepada tindakan membunuh yang melibatkan binatang mitologi dan musuh di medan perang.
Pada 1800-an, ‘slay’ digunakan sebagai ungkapan bahwa seseorang terlihat modis dan menarik. Kemudian, pada 1920-an istilah ‘slay’ berubah arti. Dari 'membunuh' menjadi 'berhasil membuat seseorang tertawa terbahak-bahak'.
Baca juga:

Kata ini juga digunakan oleh komunitas marjinal seperti queer dan kulit berwarna. "Dalam budaya ras kulit hitam, orang Latinx, dan orang-orang queer, yang tidak mengidentifikasikan diri mereka sebagai heteroseksual atau cisgender, seseorang dikatakan ‘slay’ jika pakaian, rambut, riasan wajah, tarian, dan sikap yang dimiliki dinilai sempurna tanpa celah," tulis dictionary.com
‘Slay’ digunakan sebagai metafora “kamu membunuhku dengan gayamu yang terlampau sempurna!”
Seiring berjalannya waktu, istilah ‘slay’ makin menyebar ke dunia gay, fesyen, dan drag. Drag adalah pertunjukan yang menampilkan ekspresi gender (yang berlawanan dengan jenis kelamin) yang dilebih-lebihkan dengan tujuan untuk menghibur.
Tepatnya pada 1991, istilah ‘slay’ makin dikenal lantaran disebut-sebut dalam film dokumenter drag dari New York yang berjudul Paris is Burning.
Ditambah lagi pada 2009, RuPaul, salah seorang ikon drag, menyiarkan acara televisinya yang berjudul RuPaul’s Drag Race dan membawa budaya drag ke ranah yang lebih luas. Ini secara tidak langsung menaikkan pamor istilah ‘slay’.
Baca juga:
Beyonce, diva kesohor, memopulerkan lagi istilah ‘slay’ pada 2016. Ia memerintahkan para perempuan untuk bersatu dan ‘slay’. Perkataan Beyonce dibalas dengan respons “Yas, queen! Slay!”
Seiring waktu, istilah ‘slay’ terus terekspos. Dari yang tadinya hanya digunakan oleh sekelompok minoritas khusus, queer, jadi digunakan oleh orang-orang di luar queer.
Beberapa pihak menganggap apa yang dilakukan Beyonce dan orang-orang lainnya sebagai apropriasi budaya (cultural appropriation). Artinya, pengadopsian suatu elemen atau hal dari satu budaya atau identitas yang dilakukan oleh kelompok dominan tanpa memahami arti sesungguhnya elemen atau identitas budaya tersebut.
Padahal sebenarnya mereka tidak pantas menggunakannya lantaran tidak memahami dan menghormati makna sebenarnya elemen atau identitas budaya tersebut.
Apropriasi berbeda dari apresiasi. Pada apropriasi, kelompok dominan mengambil elemen atau identitas budaya untuk tujuan eksploitasi sosial atau ekonomi.
Maka orang-orang di luar kelompok queer dianggap tidak seharusnya menggunakan istilah ini kalau tujuannya eksploitasi dan belum memahami arti sesungguhnya. Karena apropriasi itulah istilah ini jadi kaprah.
Nah, jika kamu salah satu orang yang sering menggunakan istilah ‘slay’, sekarang menjadi tahu sejarah awal mula dicetuskannya kata ini. Masihkah kamu akan menggunakan kata ini? (kmp)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pejabat Diingatkan Etika Berbahasa dan Gunakan Diksi yang Tepat Penting untuk Menjaga Persatuan Bangsa

Pelantikan Gunakan Bahasa Asing, Kemendiktisaintek Diminta Tegur Rektor UPI

Sumpah Jabatan Diucapkan dalam Bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR Tinggalkan Acara Pelantikan Rektor UPI

League of Legends dan Teamfight Tactics Sudah Dilengkapi Bahasa Indonesia, Gandeng Juga Kreator Dalam Negeri

Mana Lebih Pas Digunakan, Mutualan atau Following? Ini Penjelasan Maknanya

Kamu Ramah ke Semua Orang atau Sasimo? Ketahui Perbedaan dan Dampaknya

Apa Makna Gacor? Istilah Populer Kicau Mania hingga Perjudian Online

Jangan Asal Panggil 'Jawir', Bisa Bikin Salah Paham dan Rasis!

Istilah 'NT' Sering Digunakan Gamer, Apa Maknanya?

BM sebagai Keinginan Kuat, tetapi Mesti Dikontrol
