Asal-Usul Istilah 'Slay'

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Minggu, 29 Januari 2023
Asal-Usul Istilah 'Slay'

Tokoh-tokoh queer ras kulit hitam. (Foto: diversitycenter.org)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

YASSS, Queen! Slayyy!

Familiar dengan kalimat tadi? Mungkin kamu akan menemukan kalimat tadi di bawah kiriman seseorang yang memamerkan OOTD-nya (outfit of the day) atau memamerkan suatu capaian hidupnya di media sosial.

Dilihat dari penggunaan konteksnya, ungkapan ini berkesan positif. Namun, jika diterjemahkan secara harfiah, artinya 'membunuh' yang berkonotasi negatif. Keduanya tak salah.

Faktanya, kata ‘slay’ ditemukan dalam bahasa Inggris. Akarnya dari bahasa Jerman dan umumnya digunakan untuk merujuk kepada tindakan membunuh yang melibatkan binatang mitologi dan musuh di medan perang.

Pada 1800-an, ‘slay’ digunakan sebagai ungkapan bahwa seseorang terlihat modis dan menarik. Kemudian, pada 1920-an istilah ‘slay’ berubah arti. Dari 'membunuh' menjadi 'berhasil membuat seseorang tertawa terbahak-bahak'.

Baca juga:

Bahasa Binan, Cikal Bakal Bahasa Gaul Generasi Z

slay
In-game RuPaul’s Drag Race (Foto: Knowyourmeme.com)



Kata ini juga digunakan oleh komunitas marjinal seperti queer dan kulit berwarna. "Dalam budaya ras kulit hitam, orang Latinx, dan orang-orang queer, yang tidak mengidentifikasikan diri mereka sebagai heteroseksual atau cisgender, seseorang dikatakan ‘slay’ jika pakaian, rambut, riasan wajah, tarian, dan sikap yang dimiliki dinilai sempurna tanpa celah," tulis dictionary.com

Slay’ digunakan sebagai metafora “kamu membunuhku dengan gayamu yang terlampau sempurna!”

Seiring berjalannya waktu, istilah ‘slay’ makin menyebar ke dunia gay, fesyen, dan drag. Drag adalah pertunjukan yang menampilkan ekspresi gender (yang berlawanan dengan jenis kelamin) yang dilebih-lebihkan dengan tujuan untuk menghibur.

Tepatnya pada 1991, istilah ‘slay’ makin dikenal lantaran disebut-sebut dalam film dokumenter drag dari New York yang berjudul Paris is Burning.

Ditambah lagi pada 2009, RuPaul, salah seorang ikon drag, menyiarkan acara televisinya yang berjudul RuPaul’s Drag Race dan membawa budaya drag ke ranah yang lebih luas. Ini secara tidak langsung menaikkan pamor istilah ‘slay’.

Baca juga:

Meskipun Hujan Bisa tetap 'Slay' Saat Nonton Konser



Beyonce, diva kesohor, memopulerkan lagi istilah ‘slay’ pada 2016. Ia memerintahkan para perempuan untuk bersatu dan ‘slay’. Perkataan Beyonce dibalas dengan respons “Yas, queen! Slay!

Seiring waktu, istilah ‘slay’ terus terekspos. Dari yang tadinya hanya digunakan oleh sekelompok minoritas khusus, queer, jadi digunakan oleh orang-orang di luar queer.

Beberapa pihak menganggap apa yang dilakukan Beyonce dan orang-orang lainnya sebagai apropriasi budaya (cultural appropriation). Artinya, pengadopsian suatu elemen atau hal dari satu budaya atau identitas yang dilakukan oleh kelompok dominan tanpa memahami arti sesungguhnya elemen atau identitas budaya tersebut.

Padahal sebenarnya mereka tidak pantas menggunakannya lantaran tidak memahami dan menghormati makna sebenarnya elemen atau identitas budaya tersebut.

Apropriasi berbeda dari apresiasi. Pada apropriasi, kelompok dominan mengambil elemen atau identitas budaya untuk tujuan eksploitasi sosial atau ekonomi.

Maka orang-orang di luar kelompok queer dianggap tidak seharusnya menggunakan istilah ini kalau tujuannya eksploitasi dan belum memahami arti sesungguhnya. Karena apropriasi itulah istilah ini jadi kaprah.

Nah, jika kamu salah satu orang yang sering menggunakan istilah ‘slay’, sekarang menjadi tahu sejarah awal mula dicetuskannya kata ini. Masihkah kamu akan menggunakan kata ini? (kmp)

Baca juga:

Makeup Tetap Slay Biarpun Keringatan Selama Konser

#Istilah Gaul #Bahasa Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pejabat Diingatkan Etika Berbahasa dan Gunakan Diksi yang Tepat Penting untuk Menjaga Persatuan Bangsa
Hafidz menyoroti masalah yang dihadapi bahasa daerah. Ia menyebutkan banyak penutur, terutama anak muda
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Pejabat Diingatkan Etika Berbahasa dan Gunakan Diksi yang Tepat Penting untuk Menjaga Persatuan Bangsa
Indonesia
Pelantikan Gunakan Bahasa Asing, Kemendiktisaintek Diminta Tegur Rektor UPI
Penggunaan bahasa Indonesia dalam acara resmi kenegaraan atau institusi pendidikan tinggi negeri merupakan kewajiban yang diatur secara tegas dalam undang-undang.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 16 Juni 2025
Pelantikan Gunakan Bahasa Asing, Kemendiktisaintek Diminta Tegur Rektor UPI
Indonesia
Sumpah Jabatan Diucapkan dalam Bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR Tinggalkan Acara Pelantikan Rektor UPI
Cucun Ahmad Syamsurijal menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 16 Juni 2025
Sumpah Jabatan Diucapkan dalam Bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR Tinggalkan Acara Pelantikan Rektor UPI
Lifestyle
League of Legends dan Teamfight Tactics Sudah Dilengkapi Bahasa Indonesia, Gandeng Juga Kreator Dalam Negeri
Supaya setting bahasa ini bisa diakses, gamer LOL dan TFT mesti mengupgrade update patch 15.7. Selain versi PC, opsi Bahasa Indonesia juga dapat dinikmati pada Teamfight Tactics Mobile melalui update patch terbaru ini
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 09 April 2025
League of Legends dan Teamfight Tactics Sudah Dilengkapi Bahasa Indonesia, Gandeng Juga Kreator Dalam Negeri
Fun
Mana Lebih Pas Digunakan, Mutualan atau Following? Ini Penjelasan Maknanya
Mengetahui istilah media sosial yang populer di kalangan pengguna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 17 Februari 2025
Mana Lebih Pas Digunakan, Mutualan atau Following? Ini Penjelasan Maknanya
Fun
Kamu Ramah ke Semua Orang atau Sasimo? Ketahui Perbedaan dan Dampaknya
Label sasimo kerap diberikan pada orang yang berlebihan dalam interaksi personal dengan orang lain.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Januari 2025
Kamu Ramah ke Semua Orang atau Sasimo? Ketahui Perbedaan dan Dampaknya
Fun
Apa Makna Gacor? Istilah Populer Kicau Mania hingga Perjudian Online
Istilah gacor mulanya populer di kalangan komunitas pencinta burung kicau.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 07 Januari 2025
Apa Makna Gacor? Istilah Populer Kicau Mania hingga Perjudian Online
Fun
Jangan Asal Panggil 'Jawir', Bisa Bikin Salah Paham dan Rasis!
Pelabelan nama seperti 'jawir' sering kali berakar dari stereotip yang membentuk opini publik.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 31 Desember 2024
Jangan Asal Panggil 'Jawir', Bisa Bikin Salah Paham dan Rasis!
Fun
Istilah 'NT' Sering Digunakan Gamer, Apa Maknanya?
Istilah-istilah dari game banyak digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 November 2024
Istilah 'NT' Sering Digunakan Gamer, Apa Maknanya?
Lifestyle
BM sebagai Keinginan Kuat, tetapi Mesti Dikontrol
BM merupakan istilah gaul yang berkembang di circle anak muda mengekspresikan keinginan yang kuat
Frengky Aruan - Kamis, 31 Oktober 2024
BM sebagai Keinginan Kuat, tetapi Mesti Dikontrol
Bagikan