AS Masuki Masa Sulit Mencari Pekerjaan
Ilustrasi (foto: Pexels_Christina Morillo
MERAHPUTIH.COM - SEBUAH survei mengungkap proyeksi perekrutan di Amerika Serikat (AS) untuk para mahasiswa yang lulus tahun ini lebih rendah daripada tahun lalu. Organisasi keuangan, asuransi, dan realestat merencanakan penurunan perekrutan sebesar 14,5 persen. Jumlah itu berbanding terbalik dengan kenaikan 16,7 persen pada tahun lalu
Asosiasi Perguruan Tinggi dan Pemberi Kerja Nasional AS, dalam rilis hasil survei musim semi terhadap para pemberi kerja, menyebut selama hampir tiga tahun terakhir, para pemberi kerja bersaing memperebutkan pekerja. “Kini keadaannya sedikit berubah. Hanya sedikit pengusaha yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Tingkat PHK tetap mendekati rekor terendah. Namun, jumlah perusahaan yang melakukan perekrutan juga lebih sedikit," ungkap surat kabar The New York Times dalam laporan tentang survei tersebut, seperti dilansir ANTARA, Jumat (6/9).
Hal itu membuat para pencari kerja, baik yang sudah bekerja maupun yang masih menganggur, bersaing dalam mengisi lowongan pekerjaan nan terbatas. Menurut laporan itu, para pelamar yang lebih muda dan kurang berpengalaman, bahkan mereka yang baru saja mendapatkan gelar sarjana, merasa tersisih.
Secara terpisah, laporan terbaru dari Biro Statistik Ketenagakerjaan AS menunjukkan laju perekrutan secara keseluruhan di bidang jasa profesional dan bisnis, yang menjadi tujuan utama banyak lulusan muda, turun ke level yang belum pernah tercatat sejak 2009.
Baca juga:
Ancaman PHK di Industri Tekstil, DPR : Pemerintah Jangan Tenang-tenang Saja
Di angka 4,3 persen, tingkat pengangguran masih tergolong rendah. Namun, salah satu indikator utama momentum pasar tenaga kerja yang dikenal sebagai tingkat perekrutan mengalami penurunan drastis ke laju lambat. Tingkat perekrutan melacak perekrutan dalam satu bulan sebagai bagian dari total penyerapan tenaga kerja. Sebelumnya, penurunan drastis tingkat perekrutan tercatat pada 2014.
Direktur Riset Ekonomi Burning Glass Institute Guy Berger, yang mempelajari pasar tenaga kerja, menyebut hal ini secara historis konsisten dengan tingkat pengangguran sebesar 6,5 persen. "Ini merupakan masa yang sulit untuk mencari pekerjaan,” tegasnya.(*)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Tepis Kabar Perundingan Tarif dengan AS Terancam Batal, Sebut Cuma Dinamika
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Prabowo Subianto Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tenang dan Mampu Bertahan dari Gempuran Perang Dagang
Dorong Ekonomi Nasional Jelang Nataru, Pemerintah Siapkan 3 Program Salah Satunya Diskon Belanja
Pengusaha Diminta Jadi Kakak Asuh Koperasi Merah Putih, Pertumbuhan Tidak Dinikmati Segelintir Orang
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan