AS Ancam Boikot G20, DPD: Absen Berarti tak Hormati Indonesia
Baliho KTT G20 mulai terpasang di samping Gedung DPR RI. Foto: MP/Dicke Prasetia
MerahPutih.com - Pimpinan DPD RI mendorong Pemerintah Indonesia agar tak terpengaruh dengan tekanan Amerika dan sekutunya yang meminta untuk tidak mengundang Rusia dalam pergelaran KTT G20 di Bali pada Oktober mendatang.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPD Sultan B Najamudin dalam rangka memberikan dukungan kepada pemerintah sebagai penyelenggara Presidensi G20 2022. Sultan juga mendukung agar pemerintah memastikan tidak menunda pelaksanaan G20.
Baca Juga
"Sebagai tuan rumah yang baik, Indonesia berkewajiban untuk mengundang dan kemudian memuliakan semua tamunya pada forum G20, tanpa terkecuali," kata Sultan dalam keterangannya, Kamis (7/4).
"Bahwa sedang terdapat resistensi politik beberapa negara terhadap Rusia dan mengancam untuk absen dalam forum G20, itu tentu bisa dimaknai sebagai sikap yang tidak menghormati Indonesia sebagai Presidensi G20," sambung dia.
Menurutnya, me-manage konflik kepentingan antarnegara yang saat ini tengah berkonfrontasi akan menjadi ujian diplomasi yang menentukan bagi Indonesia. Kesuksesan G20 kali ini bisa menjadi akhir dari serangkaian konflik politik dan perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina beserta NATO.
Baca Juga
Alasan Maudy Ayunda Jadi Jubir Pemerintah untuk Presidensi G20
"Posisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sangat penting dalam meyakinkan kekuatan politik dunia untuk mendorong keterlibatan dunia serta mengurangi ketegangan dan de-eskalasi situasi geopolitik saat ini," ucap mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.
Selanjutnya, Sultan menegaskan, menghentikan semua aktivitas militer dan mengedepankan upaya diplomasi merupakan dukungan paling penting bagi proses pemulihan ekonomi global yang menjadi agenda utama G20. Untuk mewujudkan tema besar "Recover Together, Recover Stronger" disyaratkan adanya kebesaran jiwa semua pemimpin negara-negara G20.
"Sangat penting untuk ditegaskan bahwa Indonesia dan G20 sampai kapan pun tidak terkait dengan konflik dan kepentingan politik mana pun. Menolak hadir dalam forum G20 adalah sentimen negatif yang dapat membubarkan forum yang strategis ini," tutupnya.
Diketahui, Menteri Keuangan AS Janet Yellen bersikeras bahwa Rusia harus dikeluarkan dari forum Kelompok 20 ekonomi utama. Amerika Serikat pun mengaku akan memboikot sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul. (Pon)
Baca Juga
Pamor Jawa Tengah Meningkat Usai Sukses Laksanakan Satu Pertemuan G20
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Wapres Gibran Rakabuming Serukan Keadilan di Sektor AI di KTT G-20, Harus Bawa Manfaat bagi Negara Pemasok Bahan Baku
Gibran Wakili Prabowo di KTT G20 Afrika Selatan, Ini Agenda Yang Dibawa
Gibran Gantikan Prabowo Terbang ke KTT G-20 di Afrika Selatan, Go International Berpidato soal Isu Global di Depan Pemimpin Dunia
Menkeu Purbaya Sambangi Wakil Ketua DPD Tamsil Linrung Bahas UU HKPD
Ketua DPD Buka Konvensyen Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) ke-23 di Jakarta
Bukan Hanya Al-Khoziny, DPD RI Soroti Potensi Bangunan Rapuh di Ribuan Pesantren Indonesia
Prabowo Mau Sikat ‘Orang Kuat’ di Balik Tambang Ilegal, DPD RI Beri Dukungan
PPATK Diingatkan Jangan Asal Blokir Rekening, Harus Punya Pijakan dan Hukum Jelas
Saat Pertemuan Menteri G20 Sri Mulyani Pamer Cara Indonesia Atasi Masalah Dana Buat Pembangunan
Bahas Perang Tarif di Afrika Selatan, Sri Mulyani Ingin G20 Kerja Sama Saling Menguntungkan