Ari Lesmana Fourtwnty Bagikan Tips ke Generasi Z Cara Jadi Kreatif dan Kritis


Berkarya (Foto: Pexels/Victor Freitas)
TAHUN 2020an merupakan periode keemasan bagi generasi Z atau kerap disebut Gen Z. Generasi kelahiran 1997 hingga 2000an tersebut kini mulai memasuki masa produktivitas. Kedatangan mereka di dunia profesional tentu menjadi satu hal yang menarik untuk diamati karena mereka sedari kecil sudah terpapar berbagai teknologi dan menjadi digital native.
Kendati status mereka sebagai digital native cukup diuntungkan, ada sejumlah hal yang harus dikuasai oleh generasi Z supaya bisa memanfaatkan tahun keemasannya dengan maksimal. Kemampuan tersebut yakni kemampuan untuk jadi kritis dan kreatif. Lalu, gimana caranya supaya bisa menguasai dua hal itu? Ari Lesmana, vokalis Fourtwnty yang juga merupakan POCO Icon membeberkan empat tips supaya bisa berpikir kritis dan kreatif!
Baca juga:
1. Konsistensi

Buat Ari, konsistensi adalah kunci penting supaya bisa berpikir kritis dan kreatif. Dirinya pun mengungkapkan bagaimana ia sejak kecil ingin menjadi musisi namun justru langkahnya bergerak ke arah lain. Kendati sudah mencapai kemapanan dengan menjadi pegawai, ia tidak menyerah pada mimpinya. Ia berusaha konsisten mengejar mimpi menjadi penyanyi top.
2. Fokus pada sesuatu, untuk jadi sesuatu

Satu hal simpel yang membuat Ari Lesmana bisa menjadi seorang musisi dengan karya yang luar biasa namun tidak mengesampingkan akademisi. Ia bahkan tetap bisa meraih nilai akademis yang baik. Ia melakukan segala hal dengan fokus dan segenap hati. "Jika kamu melakukan sesuatu, dengan sepenuh hati kamu akan menemukan jalan dan menjadi yang terbaik di bidang itu," jelasnya.
Baca juga:
Menjadi fokus bukan berarti membuatnya terhindar dari permasalahan. Ada fase dimana ia merasa gelisah atas keputusannya untuk bersungguh-sungguh di dunia musik. Namun, ia menilai kegelisahan itu hal yang wajar. Bahkan ia meyakini itu bisa jadi pemicu untuk terus berusaha.
3. Aksi dan kreasi

Hal lain yang tak kalah penting bagi Ari Lesmana untuk bisa menjadi sukses adalah berani beraksi dan berkreasi. Keberanian itu Ari terapkan bersama Fourtwnty, yang memang tidak memiliki manajemen sendiri. Menurut Ari, tidak adanya ikatan itulah yang membuat Fourtwnty bisa terbang bebas berkreasi dan kini digandrungi oleh banyak pecinta musik di Indonesia.
“Fourtwnty itu ya bisa dibilang yatim piatu ya. Enggak ada yang menolong kami selain diri kami sendiri,” ucap Ari.
4. Fokus pada fungsi, bukan gengsi

Sebagai Gen Z yang memang masih muda, mungkin kamu tertarik pada barang-barang yang bisa meningkatkan gengsimu. Namun, Ari bilang bahwa itu adalah hal yang salah. Yang terpenting dalam suatu barang, utamanya yang ingin kamu beli dengan harga mahal, adalah fungsinya.
Ari tentu punya pengalaman dengan hal itu. Sebagai musisi top, ia bisa saja membeli gitar atau alat musik apapun yang harganya selangit demi gengsi. Namun, ia memilih untuk menahan keinginan itu dan fokus menggunakan alat musik yang secukupnya sesuai fungsi.
“Intinya (hal yang harus dijauhi.red) itu gengsi. Misalnya begini deh, sampai hari ini aku menggunakan alat musik yang harganya sampai puluhan ratusan juta, pakai studio yang sewanya puluhan juta, enggak. Aku cuma di dalam kamar saja. Orang lain mungkin mau barang-barang mahal, tapi kalau aku itu hanya gengsi,” kata Ari. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
IdeaFest Tampil dengan Logo Baru di 2025, Tawarkan Creative Hub yang Adaptif dan Relevan

PRO AVL 2024 Jadi Wadah bagi Pelaku Industri Hiburan untuk Kembangkan Kreativitas
IdeaFest 2024 Kembali Digelar, Usung Tema 'i' sebagai Inklusifitas Industri Kreatif

Serunya Bertualang di Dunia Roblox Terbaru 'JBL Land'

Inggris Sebut Ekonomi Kreatif Indonesia akan Jadi Kekuatan Baru di Dunia

Pos Bloc Merambah Surabaya, Wamenparekraf Berharap Jadi Tujuan Wisata

Segera Digelar Periode Terakhir LEGO Play On Fest

Sukses Digelar, IdeaFest 2023 Dorong Kreator Pimpin Revolusi Kreatif

Iklan Kreatif Bikin Konsumen Adiktif

Seniman Nigeria Bikin Potret Wajah dari Sampah
