Apes, Menang Lomba Baca Puisi Malah Dapat Hadiah Serbet
Juara 2 lomba baca puisi dapat hadiah serbet (MP/Sucitra De)
MerahPutih.Com - Hati Noval berbunga-bunga, saat namanya diumumkan sebagai pemenang lomba baca puisi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten. Mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Kota Serang itu sudah membayang jelas hadiah yang bakal didapatinya.
Untung tak dapat diraih, malang tak bisa ditolak. Posisi juara dua lomba baca puisi itu hanya mendapat hadiah 'aneh' berupa sehelai serbet. Apa pertimbangan tim juri sehingga mengganjar Noval dengan hadiah serbet?
Kontan saja, hadiah ajaib itu langsung menjadi buah bibir masyarakat Banten, khususnya para seniman. Seorang pelukis Kota Serang yang pertama kali mengunggah masalah Noval itu ke media sosial dengan tulisan "Juara 2 Baca Puisi".
Dalam keterangan di akun facebook miliknya, Adhy Handayana menulis keprihatinannya terkait lomba baca puisi dengan hadiah 'nyeleneh' tersebut. Menurut Adhy, momentum Hari Pendidikan Nasional ditandai dengan minimnya penghargaan dan apresiasi terhadap seni.
Dari penelusuran merahputih.com, ternyata sang juara lomba puisi adalah mahasiswa Universitas Bina Bangsa bernama Noval. Noval Faturahman mengaku mengikuti lomba yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, Rabu (2/5) dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, dan ia meraih juara 2 pada lomba yang diselenggarakan di pelataran gedung dinas tersebut yang berlokasi di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Jl Syeikh Nawawi Albantani. Saat dibuka, hadiah untuk kategori umum yang ia terima hanya dua helai serbet.
“Pas pulang saya buka hadiahnya, saya kira hadiahnya buku, pulpen, atau alat tulis lainnya. Ternyata pas dibuka cuma serbet. Gak ada piagam atau piala. Saya gak tau hadiah juara satu dan lainnya,” akunya.
Noval menceritakan, dirinya awalnya datang ke lokasi acara yang berada di halaman gedung Dindikbud Banten untuk menyaksikan acara Pentas Seni Budaya dalam peringatan Hardiknas. Ternyata dalam acara tersebut ada beberapa perlombaan, di antaranya lomba baca puisi.
“Karena masih bisa mendaftar, saya daftar. Dan ternyata juara kedua,” ujarnya.
Noval menduga kegiatan tersebut resmi dilakukan oleh dinas. “Panitianya juga lengkap pake tanda dinas,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Engkos Kosasih, belum bisa dihubungi untuk mengkonfirmasi perihal peristiwa tersebut. Sementara itu Kabid Kebudayaan Dindikbud Banten, Ujang Rafiudin mengaku bahwa kegiatan tersebut memang kegiatan dinas. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa dirinya tidak tahu persis secara teknis kegiatan tersebut karena bukan di bidangnya.
“Kebetulan saya juga sedang di luar. Saya tak tahu,” ujarnya.
Sebetulnya, bukan hadiah yang dipersoalkan tapi cara menghargai karya seni termasuk baca puisi itu yang disesalkan karena dilakukan instansi atau lembaga yang justru menjadi pengawal serta penjaga kebudayaan.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Sucitra De, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Banten dan sekitarnya.
Bagikan
Berita Terkait
Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Art Jakarta 2025 Tampilkan 75 Galeri dari 16 Negara, Kembali Bawa Segmen Unggulan
Mengubah Lelah Jadi Perayaan: Instalasi Seni Heineken Hadirkan Pengalaman Afterwork
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan
Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan
Puan Maharani Soroti Pemerataan Pendidikan di Hardiknas 2025, Minta Kualitas Setara untuk Seluruh Anak Bangsa
Prabowo Geram Saksikan Sekolah Hanya Punya Satu Toilet