Apa itu Fruktosa? Ternyata tak Selamanya Baik untuk Tubuh


Perhatikan kebutuhan fruktosa untuk tubuh. (Foto: pexels/Pixabay)
FRUKTOSA sangat mudah ditemukan dalam produk-produk harian yang dikonsumsi orang. Seperti pada minuman kemasan, roti atau kue-kue manis. Fruktosa adalah pemanis yang sesuai fungsinya memberikan efek manis di lidah.
Apakah fruktosa memberikan manfaat semanis rasanya? Fruktosa alami tentunya ada yang terdapat dalam buah, sayur dan madu. Namun adapula fruktosa yang digunakan oleh industri makanan dan minuman kemasa. Fruktosa yang digunakan berasal dari tebu, bit dan jagung.
Biasanya fruktosa yang diambil dari tebu, bit dan jagung melalui serangkaian proses kimiawi. Fruktosa ini setelah mengalami proses tadi akan berubah menjadi kristal, berwarna putih dan rasanya sangat manis. Fruktosa ini juga tak berbau dan mudah larut dalam air.
Baca artikel lainnya; Gara-Gara 3 Hal ini Kamu Bisa Jadi 'Nagih' Gula
Gangguan Pencernaan

Fruktosa yang ada dalam produk komersil tak sepenuhnya dapat diterima oleh orang yang mengonsumsinya, demikian laman alodokter menuliskan. Kecenderungan yang ada seseorang akan mengalami gangguan pencernaan. Kemampuan seseorang menyerap fruktosa ini terjadi karena usus kecil tidak mampu menyerap fruktosa. Akibatnya adalah fruktosa akan menumpuk pada salurna pencernaan. Ini akan mengakibatkan keluhan sakit perut, diare, mual, kembung dan muntah.
Kemampuan menerap fruktosa atau yang dalam bahasa medis dan kesehatan disebut sebagai malabsorbsi fruktosa. Bila saja seseorang rendah dalam menyerap fruktosa dan memiliki riwayat gangguang pencernaan maka akan menimbulkan gejala seperti penyakit celiac dan radang usus.
Sementara orang yang berlebihan menyerap fruktosa memiliki risiko obesitas, resistensi terhadap insulin, naiknya kolesterol LDL, asan urat dan trigliserida. Laman alodokter juga menyebutkan bila efek yang ditimbulkan berhubungan dengan sindrom metabolik, diabetes tipe 2 dan sakit jantung.
Laman alodokter menuliskan, bila dibandingkan dengan pemanis lainnya seperti sukrosa dan glukosa maka fruktosa dianggap lebih berbahaya. Selain penyakit berbahaya tersebut, fruktosa menimbulkan rasa lapar dan dorongan makan dan minum yang manis.
Baca artikel lainnya: Ini yang Bikin Badan tetap Gendut!
Asupan Fruktosa

Sangat penting untuk membatasi konsumsi fruktosa. Menurut laman alodokter buah dan sayur yang cukup tinggi kandungan fruktosanya, seperti apel, anggur, semangka, pisang, stroberi, bluberi, avokad, asparagus, wortel, buncis dan selada.
Sementara makanan dan minuman yang ada di pasaran, sebaiknya kamu baca baik-baik kandungan di dalamnya. Selalu ingat ada tulisan fruktosa dalam kandungannya. Fruktosa dapat ditemukan dalam sirup jagung, sirup agave, sirup mapel, molase, gula palem dan gula kelapa.
Jadi sebaiknya menghindari atau membatasi mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi. Apalagi kamu yang memiliki risiko diabetes. (psr)
Baca juga: 3 Tips Sangat Mudah untuk Mengurangi Konsumsi Gula Berlebih
Bagikan
Berita Terkait
ID FOOD Gelontorkan Rp 1,75 Triliun Buat Serap dan Stabilkan Harga Gula Petani

Harga Gula di Tingkat Produsen Rendah, BUMN ID FOOD Percepat Pembelian

Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi

Stok Gula Nasional Menumpuk dan Mafia Pangan Bergentayangan, Pemerintah Didesak Setop Impor Rafinasi Hingga Prioritaskan Petani Tebu Lokal

Petani Tebu Menjerit, Puluhan Ribu Ton Gula Menumpuk di Gudang Nilai Capai Ratusan Miliar Rupiah

Impor Gula Rafinasi Dikuasai 11 Perusahaan, Komisi VI DPR: Rugikan Petani Tebu

DPR Setujui Abolisi untuk Tom Lembong atas Permintaan Presiden Prabowo

200 Ribu Ton Gula Impor Segera Masuk Indonesia Diklaim Buat Stabilisasi Harga

Kejagung Periksa Anak Buah Airlangga Hartarto Terkait Kasus Gula Tom Lembong

IDAI Ajak Orang Tua Jadi Role Model dalam Konsumsi Gula hingga Aktivitas Fisik
