Apa itu Doping? ini Jenis dan Efek Sampingnya
Apa itu doping dan efek sampingnya. Foto: Unsplash/Markus Spiske
MerahPutih.com - Apa itu doping menjadi perbincangan hangat di dunia olahraga. Penggunaan doping sering dikaitkan dengan tujuan untuk meningkatkan performa fisik para atlet.
Selain itu, doping juga digunakan untuk menangani kondisi mental yang terganggu hingga mencegah stres. Namun, penggunaan doping dilarang keras dalam dunia olahraga.
Baca juga:
Lalu, apa itu doping dalam dunia olahraga? Mengutip dari BNN, berikut adalah penjelasannya.
Apa itu Doping dalam Olahraga?
Doping adalah zat atau metode yang sengaja digunakan untuk meningkatkan prestasi. Namun, pengguna doping tidak melewati proses latihan terlebih dahulu. Jadi, cara ini dianggap ilegal untuk meraih kemenangan dalam sebuah laga atau pertandingan.
Artikel ‘Drug Abuse in Athletes‘ menjelaskan, bahwa atlet yang diteliti tidak hanya menyalahgunakan performance-enhancing drugs (PEDs). Jadi, PEDs merupakan obat-obatan atau zat untuk meningkatkan performa atlet.
Lalu, PEDs juga menjadi bagian dari narkotika dan zat adiktif lainnya. Bahkan, jenis PEDs seperti steroid tidak digolongkan ke dalam zat ilegal atau obat resep. Sebab, dimasukkan ke dalam golongan suplemen. Lalu, kandungan obat-obatan doping juga bisa membahayakan kesehatan atlet.
Banyak dari obat-obatan doping yang sebenarnya umum dan aman dikonsumsi tetapi untuk tujuan medis.
Namun, penggunaan obat sebagai doping sangat berisiko karena diberikan dalam dosis yang begitu tinggi Kebanyakan atlet mendapatkan obat doping secara ilegal sehingga tidak mendapat pengawasan tim medis.
Sebenarnya, terdapat kondisi ketika atlet diperbolehkan mengonsumsi obat-obatan. Izin medis ini dikenal sebagai TUE (Therapeutic Use Exemption) atau EIM (Experimental or Investigational Medications).
Jenis Doping yang Sering Digunakan Atlet
World Anti-Doping Agency (WADA) menjelaskan, ada lima jenis doping yang dilarang digunakan dalam dunia olahraga, yaitu:
1. Hormon Peptida
Pada dunia olahraga, doping hormon peptida digunakan untuk menambah jumlah sel darah merah. Jadi, sel darah merah bertugas untuk mengangkat oksigen di dalam tubuh. Penyalahgunaan doping jenis ini juga bertujuan untuk memodulasi pembentukan otot, tendon, hingga vaskularisasi.
2. Stereoid Anabolik
Stereoid anabolik adalah obat yang bisa meniru efek dari testoteron. Jadi, testoteron merupakan hormon yang berperan dalam pembentukan otot pria. Dalam olahraga, stereoid anabolik sering disalahgunakan untuk membentuk otot atlet.
3. Diuretik
Diuretik adalah jenis doping yang dianggap dapat mengurangi bobot badan, kemudian membuang sisa-sisa obat doping lainnya melalui urine. Selain itu, diuretik juga bisa membuat doping-doping lainnya tidak terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan.
4. Metabolik
Selanjutnya, doping jenis ini digunakan oleh atlet wanita untuk meningkatkan performanya. Untuk atlet pria, doping ini digunakan untuk mengurangi efek samping gynecomastia.
5. Beta-2 Agonis
Lalu, doping jenis Beta-2 agonis umumnya digunakan untuk membuka jalan napas. Kemudian, juga digunakan untuk meningkatkan performa pernapasan atlet.
Baca juga:
Terbukti Gunakan Doping, Paul Pogba Dihukum Larangan Bermain Selama 4 Tahun
Efek Samping Doping
Efek samping penggunaan doping bergantung dari jenis obat, jumlah obat, hingga jumlah pemakaiannya. Biasanya, efek samping dari doping bisa berupa:
Hipertensi
Kerusakan hati
Depresi
Gangguan jantung
Stroke
Gangguan perilaku
Kecemasan
Suasana hati yang buruk
Itulah penjelasan mengenai apa itu doping beserta jenis dan efek sampingnya. Umumnya, para atlet menggunakan doping untuk meningkatkan performa hingga membentuk otot tubuh. Namun, penggunaannya sangat dilarang keras. (sof)
Baca juga:
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Atlet Pencak Silat Indonesia Raih Emas di Asian Youth Games Bahrain 2025, Skor di Semifinal Hingga Final Bikin Geleng-Geleng Kepala
Targetkan 2 Emas di SEA Games Thailand 2025, Timnas Esports Indonesia Incar Peluang dari Free Fire dan MLBB Women
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah Raih Dua Emas dan Catatkan Rekor Dunia di Norwegia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan