Analis Pertahanan: Intelijen Berperan Besar Ciptakan Isu ISIS

Fredy WansyahFredy Wansyah - Kamis, 26 Maret 2015
Analis Pertahanan: Intelijen Berperan Besar Ciptakan Isu ISIS

Kesatuan Islam Indonesia Anti Sara (KIIAS) melakukan aksi unjuk rasa di depan patung kuda, Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/3). (Foto: Antara/David Muhamarsya)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Nasional - Aparat Densus 88 Antiteror dibantu Barigade Mobil (Brimob) Polda Jawa Timur menangkap 4 terduga orang yang diduga terlibat jaringan gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) di Malang, Jawa Timur. (BacaPunya Tato Bertulis ISIS di Bibir, Pria Asal New York Dipecat)

Hingga Kamis (26/3), sejumlah anggota Brimob Polada Jatim masih menjaga ketat rumah milik terduga anggota ISIS berinisial HM di Jalan Ade Irma Suryani, Malang, Jawa Timur.

Sebelumnya Densus 88 Antiteror juga melakukan penggeledahan di kawasan Setu, Tangerang Selatan, pada Minggu (22/3). Aparat Polisi menggeledah kediaman Tuah Febriwansyah yang diduga kuat terlibat dalam jaringan gerakan Islam radikal ISIS. Dari hasil penggeledehan Mabes Polri mengamankan sejumlah barang bukti berupa 9 handphone, uang tunai Rp8 juta serta uang USD5.300, dokumen paspor dan laptop.

Lantas apakah betul ISIS sudah menjadi gerakan Islam radikal yang sedang berkembang dan berbahaya?

Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Analis pertahanan Universitas Bung karno (UBK) Jerry Indrawan Gihartono menilai berkembangnya isu dinamika pergerakan ISIS di Tanah Air, tidak murni karena persoalan radikalisme atas nama agama. Melainkan ada banyak kepentingan terselubung di balik berkembangnya gerakan radikal ini. (BacaIndonesia dan Amerika Sepakat Perangi ISIS)

"Bisa saya katakan, pihak yang paling berkepentingan dan kompeten dalam soal ISIS adalah intelijen," katanya saat dihubungi Merahputih.com, Kamis (26/3).

Jerry melanjutkan, peran intelijen dalam ISIS dinilai cukup besar. Sebagai salah satu instrumen lembaga keamanan negara, gerakan radikal ini sengaja diperlihara intelijen. Menurutnya, gerakan radikal bisa dimunculkan kapan saja dan dibenamkan kapan saja.

Gerakan radikal itu, sambung Jerry, akan dimunculkan ke permukaan untuk mengalihkan isu-isu krusial yang dihadapi pemerintahan. Sebut saja konflik internal yang melanda beberapa partai politik, kemudian wacana penggulingan Presiden Joko Widodo dan persoalan lain yang strategis.
"Jadi isu ISIS itu untuk menutupi kepentingan politik strategis, dan intelijen memiliki peran besar dalam hal itu," sambung Jerry.

Saat ditanya terkait merebaknya isu gerakan radikal ISIS apakah memiliki kaitan dengan kabar santer pergantian kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jerry membenarkan hal tersebut. (BacaPolisi Dalami Keterkaitan Chep Hermawan dengan ISIS)

"Ada kaitannya dengan pergantian Kepala BIN. Tapi siapa yang memainkan isu ini saya tidak tahu pasti," tandas Jerry. (bhd)

#Terorisme #ISIS
Bagikan
Ditulis Oleh

Fredy Wansyah

Berita Terkait

Indonesia
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Densus 88 mengungkap pelaku ledakan SMAN 72 kerap mengakses situs darknet dan merakit sendiri bahan peledak. 96 orang luka-luka dalam peristiwa itu.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Densus 88 Ungkap Fakta Baru Kasus Ledakan SMAN 72, Pelaku Kerap Akses Situs Darknet
Indonesia
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Uji Lab Puslabfor akan memastikan serbuk tersebut, sementara motif bullying santer jadi dugaan penyebab aksi ini
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Astaga! Isi Rumah Siswa Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bikin Merinding, Ada Serbuk yang Diduga Jadi 'Kunci' Balas Dendam Perundungan
Indonesia
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Terduga pelaku ledakan SMAN 72 Kelapa Gading, yang berstatus ABH dan diduga korban bullying, telah dioperasi karena luka berat di kepala dan dirawat intensif di ICU
Angga Yudha Pratama - Minggu, 09 November 2025
Operasi Luka Kepala Sukses, Terduga Pelaku Peledakan SMA 72 Mulai Sadar dan Dapat Penjagaan Ekstra Ketat
Indonesia
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Polri bersama dengan TNI masih mendalami insiden ledakan dalam bangunan SMAN 72 Jakarta yang berada di dalam Kompleks TNI AL, Jakarta, Jumat siang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Ledakan Terjadi SMAN 72 Jakarta Belum Terindikasi Aksi Terorisme
Indonesia
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Yusril menyebut pemerintah tidak menetapkan target waktu penyelesaian, karena hal ini tidak termasuk prioritas yang harus segera dirampungkan.
Angga Yudha Pratama - Kamis, 09 Oktober 2025
Menko Yusril Sebut Pengadilan Militer AS Akan Adili Hambali Bulan Depan
Indonesia
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Mereka diketahui aktif menyebarkan propaganda serta ajakan melakukan aksi teror melalui media sosial, baik dalam bentuk unggahan tulisan, gambar, maupun video yang mengarah pada dukungan terhadap Daulah ISIS.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
Indonesia
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
BNPT akan mencoba mencari korban sesulit apapun mengingat kejadiannya lebih dari 10 tahun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
BNPT Cari 8 Korban Bom Kepunton Solo, Biar Segera Dapat Kompensasi Negara
Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Bagikan