Analis Intelijen Sebut PSBB Picu Kecemburuan Sosial dan Konflik di Masyarakat

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 14 April 2020
Analis Intelijen Sebut PSBB Picu Kecemburuan Sosial dan Konflik di Masyarakat

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta. Foto: Net

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek berpotensi memunculkan beberapa kerawanan. Seperti di sektor ekonomi dengan terganggunya pendapatan masyarakat dan kesempatan memperoleh pendapatan.

Selain itu, PSBB ini membuat para perantau juga terhambat untuk kembali ke daerah asal karena peraturan di beberapa daerah asal perantau yang menerapkan aturan bahwa orang yang datang dari zona merah COVID-19 akan menjadi ODP dan wajib karantina selama 14 hari.

Baca Juga

Tabrakan Aturan Soal Ojol, Kemenhub Kembalikan Kepada Kebijakan Masing-Masing Daerah

"Kerawanan lainnya adalah adanya economy gap yang bisa memicu kecemburuan sosial yang cukup tinggi," jelas Stanislaus kepada MerahPutih.com di Jakarta, Selasa (14/4).

Menurut Stanislaus, kelompok menengah ke atas yang mayoritas memperoleh pendapatan tetap akan dipandang sebagai kelompok berbeda oleh kelas menengah bawah yang mayoritas dari sektor informal.

"Situasi ini bisa memicu kecemburuan sosial dan konflik antar kelas," jelas dia.

Ia melihat, potensi ancaman yang terjadi adalah adanya kriminalitas dengan motif ekonomi karena tingkat kesulitan untuk bertahan hidup di Jakarta. Berbagai bentuk kriminalitas seperti penjarahan, pencurian dan lainnya perlu diwaspadai.

"Mengingat dalam situasi desakan ekonomi yang ekstrim rasionalitas dan kesadaran hukum bisa melemah," imbuh Stanislaus.

Petugas gabungan pemerintah Jakarta Utara, TNI dan Polri memantau penerapan PSBB di Jakarta Utara, Senin (13/4/2020). (ANTARA/Humas Pemkot Jakarta Utara)
Petugas gabungan pemerintah Jakarta Utara, TNI dan Polri memantau penerapan PSBB di Jakarta Utara, Senin (13/4/2020). (ANTARA/Humas Pemkot Jakarta Utara)

Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI akan memberikan bantuan sosial dalam bentuk dan jumlah tertentu untuk masyarakat yang dianggap rawan karena terdampat COVID-19.

Baca Juga

Anies Tak Akan Tindak Pengendara Roda Dua Bawa Penumpang Satu Alamat KTP

Meskipun ada kekhawatiran oleh sebagian kalangan bahwa bantuan sosial ini bisa menjadi persoalan baru terutama jika distribusinya tidak tepat sasaran atau tidak merata.

Beberapa pihak seperti sektor bisnis menanggapi situasi PSBB ini dengan paranoid berlebihan dan menganggap situasi sekarang bisa mengarah kepada konflik sosial seperti tahun 1998. Sikap paranoid dari sektor bisnis ini mulai nampak dengan adanya penjagaan aparat keamaan yang dapat dinilai berlebihan.

"Langkah ini dapat menciptakan kesan menunjukkan diri sebagai kelas elit yang justru dapat menimbulkan kecemburuan sosial di masyarakat," terang Stanislaus.

Ia mencontohkan, pengamanan yang berlebihan menjadi daya tarik bagi pihak lain yang akhirnya menjadi kerawanan bagi objek tersebut.

Strategi sektor bisnis (non obvitnas dan objek strategis lainnya) yang memperkuat keamanannya dengan menggunakan aparat keamanan organik adalah langkah yang kurang tepat.

"Langkah tersebut juga akan mengurangi kekuatan aparat keamanan organik Polri dan TNI yang mempunyai tugas besar dari negara untuk menjaga keamanan dan mengutamakan keselamatan rakyat," sebut dia.

Stanislaus berpandangan, kerjasama pemerintah pusat dan daerah hingga tingkat terendah perlu dilakukan untuk memastikan semua masyarakat yang dalam kondisi rawan menerima bantuan tersebut, termasuk para perantau dari daerah yang bekerja di DKI Jakarta.

"Para perantau ini terancam tidak memperoleh bantuan sosial mengingat bukan pemilik KTP DKI, sementara kesempatan memperoleh pendapatan sangat terbatas," terang anggota program Doktoral Kajian Ilmu Intelijen Universitas Indonesia ini.

Terkait dengan potensi kriminalitas dan ancaman gangguan keamanan lainnya, aparat keamanan perlu melakukan patroli dan pengawasan secara ketat terutama di wilayah rawan.

Dalam hal ini aparat keamanan (Polri dan TNI) perlu bekerja sama dengan elemen masyarakat termasuk satuan pengamanan yang mempunyai kewenangan kepolisian terbatas di lingkungan kerjannya.

"Pendekatan kepada masyarakat secara intens perlu dilakukan agar masyarakat merasakan kehadiran negara pada saat situasi darurat," tutup Stanislaus.

Pemerintah sendiri sudah menyetujui adanya pemberlakuan PSBB di wilayah Jabodetabek. Dampak berlakunya PSBB ini maka diberlakukan pembatasan aktifitas di luar rumah seperti pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan institusi pendidikan lainnya.

Baca Juga

Tak Mau Dicap 'Omdo', Jokowi Ultimatum Menteri Cairkan Semua Bansos Pekan Ini

Lalu, pembatasan juga dilakukan di aktivitas bekerja di tempat kerja, kegiatan keagamaan di tempat ibadah, kegiatan di tempat atau fasilitas umum, kegiatan sosial dan budaya, dan pergerakan orang dan barang menggunakan moda transportasi.

PSBB dipandang sangat perlu dilakukan di wilayah Metropolitan menjadi episentrum dari penyebaran COVID-19 di Indonesia. Dari, jumlah kasus COVID-19 di Indonesia, DKI Jakarta mempunyai jumlah orang yang positif paling banyak dibanding propinsi lain, bahkan hampir 50 persen dari total orang yang positif COVID-19 di Indonesia ada di DKI Jakarta. (Knu)

#Intelijen
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Viral Anggota Bais Ditangkap Brimob Saat Demo Rusuh, Wakil Panglima TNI: Harusnya Tidak Menyebarkan, Kan Intelijen
Tandyo menjelaskan bahwa tugas utama intelijen memang mencari informasi
Angga Yudha Pratama - Senin, 01 September 2025
Viral Anggota Bais Ditangkap Brimob Saat Demo Rusuh, Wakil Panglima TNI: Harusnya Tidak Menyebarkan, Kan Intelijen
Indonesia
Wakil Panglima TNI Bantah Isu Keterlibatan Bais dalam Kerusuhan Demo
Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 September 2025
Wakil Panglima TNI Bantah Isu Keterlibatan Bais dalam Kerusuhan Demo
Indonesia
Intelijen Ikut Amankan Pesta Rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta, Fokus dari Thamrin Sampai Istana
10 ribu personel gabungan bertugas mengamankan pesta rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta, Minggu (17/8).
Wisnu Cipto - Sabtu, 16 Agustus 2025
Intelijen Ikut Amankan Pesta Rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta, Fokus dari Thamrin Sampai Istana
Indonesia
Anak Buah Prabowo jadi Koordinator Tim Pengawas Intelijen Negara
Puan menekankan pentingnya kerja sama antar stakeholder
Angga Yudha Pratama - Rabu, 04 Desember 2024
Anak Buah Prabowo jadi Koordinator Tim Pengawas Intelijen Negara
Indonesia
DPR Bentuk Tim untuk Awasi Kinerja Intelijen Negara
Yang pasti harus ada sinergi dan koordinasi di antara semua pihak
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Desember 2024
DPR Bentuk Tim untuk Awasi Kinerja Intelijen Negara
Indonesia
Bakamla Perkuat Pertukaran Data Informasi Intelijen dan Deteksi Anomali
Badan Keamanan Laut (Bakamla) memperkuat pertukaran data informasi dan intelijen dalam 100 hari kerja di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Senin, 11 November 2024
Bakamla Perkuat Pertukaran Data Informasi Intelijen dan Deteksi Anomali
Indonesia
Sepak Terjang Komjen Suntana, Ahli Intelijen Calon Menteri Kabinet Prabowo
Komjen Suntana merupakan lulusan Akpol 1989 yang terkenal malang melintang di dunia intelijen.
Wisnu Cipto - Rabu, 16 Oktober 2024
Sepak Terjang Komjen Suntana, Ahli Intelijen Calon Menteri Kabinet Prabowo
Indonesia
Prabowo Ungkap Ada Operasi Intelijen Adu Domba Dirinya dengan Jokowi
Prabowo menyatakan kabar itu merupakan upaya adu domba dari pihak yang tak suka hubungan dirinya dan Jokowi harmonis.
Wisnu Cipto - Minggu, 25 Agustus 2024
Prabowo Ungkap Ada Operasi Intelijen Adu Domba Dirinya dengan Jokowi
Indonesia
Menko Hadi Beberkan Laporan Intelijen Jelang Perayaan Paskah dan Idulfitri
Hasil pengamatan BNPT diketahui potensi aksi terorisme di Indonesia masih tergolong rendah hingga sedang atau menengah
Wisnu Cipto - Senin, 25 Maret 2024
Menko Hadi Beberkan Laporan Intelijen Jelang Perayaan Paskah dan Idulfitri
Indonesia
Intelijen Deteksi Gelombang Massa Mulai Bergerak Tolak Hasil Pemilu 2024
Laporan itu didapat Hadi ketika berkoordinasi dengan pihak Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS).
Wisnu Cipto - Jumat, 15 Maret 2024
Intelijen Deteksi Gelombang Massa Mulai Bergerak Tolak Hasil Pemilu 2024
Bagikan