Analis Intelijen Duga Ada 'Aktor Besar' Biang Penyebar Virus Corona


Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta (Foto: Dok Pribadi)
MerahPutih.Com - Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta menilai sulit mengungkap aktor penyebar pandemi Covid-19. Pasalnya, Covid-19 sudah ditetapkan dunia sebagai bencana alam kesehatan berbentuk wabah.
Menurut Stanislaus, bisa saja 'aktor' penyebar virus ini sudah hilang.
Baca Juga:
"Jika ada pelaku dengan asumsi bukan bencana alam, dia akan menghilangkan jejak dengan segala cara," kata Stanislaus kepada wartawan di Jakarta, Selasa (5/5).
Stanislaus kemudian menyorot industri farmasi yang melebarkan sayap ke dunia dengan menjual obat dan vaksin pencegah Covid-19 sebagai upaya mencari keuntungan di tengah pandemi corona.

Menurutnya, industri farmasi itu bisa menjadi latar belakang.
"Dugaan-dugaan bahwa ada industri farmasi mempunyai peran kuat dalam Covid-19 menjadi masuk akal," tutur dia.
Dia menyadari pemulihan ekonomi imbas dari corona ini memerlukan waktu yang tidak sebentar, tetapi disarankannya Indonesia tidak bersandar kepada pihak asing.
"Momentum ini harus dimanfaatkan untuk restrukturisasi sistem agar tidak tergantung dari pihak asing, seperti sistem ekonomi, dan ketahanan," ujarnya.
Ia berujar, virus yang kini menjadi pandemi di dunia aslinya adalah senjata bioterorisme. Dia mengatakan efek dari senjata ini di luar kendali pembuatnya sehingga ikut menjadi korban.
"Dugaan Covid-19 sebagai bioterorisme memang cukup kuat. Namun terlihat bahwa dampak yang cukup besar tersebut menjadi hal yang di luar kendali," sebut Stanislaus.
Stanislaus mengatakan, era perang militer konvensional sudah bukan pilihan menarik bagi negara-negara besar untuk menaklukkan musuh.
Sehingga, cara-cara lain yang lebih efektif tapi memiliki dampak signifikan dilakukan.
Jika ada pelaku dengan asumsi bukan bencana alam, dia akan menghilangkan jejak dengan segala cara.
Namun, bila melihat dari efeknya yang besar hingga menerjang hampir seluruh dunia, Stanislaus memandang aktor dan pelaku dari wabah corona ini ikut menjadi korban.
"Jika dugaan bioterorisme itu benar," ucap anggota program doktoral Universitas Indonesia ini.
Pandemi corona memang berdampak besar terhadap negara di dunia.
Baca Juga:
BPIP Ajak Masyarakat Bergotong-royong Cegah Penyebaran COVID-19
Per Senin, 4 Mei 2020 pukul 9.29 WIB, kasus positif virus corona di dunia sebesar 3.566.004 orang.
Dari jumlah data itu, 248.282 pasien meninggal dunia dan 1.154.014 dinyatakan sembuh. Corona telah terkonfirmasi terdapat di 212 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Sedangkan di Indonesia per Senin sore 4 Mei 2020, kasus positif virus corona telah mancapai 11.587 orang.
Dari jumlah tersebut, 1.954 orang dinyatakan sembuh dan 864 orang meninggal dunia.(Knu)
Baca Juga:
Pasien Sembuh COVID-19 Menjadi 1.954, Sebanyak 18 Provinsi Tak Laporkan Kasus Baru
Bagikan
Berita Terkait
Viral Anggota Bais Ditangkap Brimob Saat Demo Rusuh, Wakil Panglima TNI: Harusnya Tidak Menyebarkan, Kan Intelijen

Wakil Panglima TNI Bantah Isu Keterlibatan Bais dalam Kerusuhan Demo

Intelijen Ikut Amankan Pesta Rakyat HUT ke-80 RI di Jakarta, Fokus dari Thamrin Sampai Istana

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
