Anak Muda Indonesia Diharapkan Tetap Kunjungi Museum


Edukator Museum Sumpah Pemuda, Dwi Nurdadi, berharap para anak muda tetap berkeinginan untuk mengunjungi museum (Foto: pixabay/PublicCo)
PADA Hari Museum Nasional, Edukator Museum Sumpah Pemuda, Dwi Nurdadi, berharap para anak muda tetap berkeinginan untuk mengunjungi museum. Menurutnya, ini sebagai bentuk dukungan terhadap museum di Indonesia.
Dwi mengatakan hal tersebut harus digaungkan karena anak-anak muda merupakan salah satu harapan agar museum tetap ramai pengunjung. "Kami berharap anak-anak muda bisa tetap mengunjungi museum. Karena museum itu sangat bergantung pada pengunjung pastinya. Kalau masyarakat enggan, itu museum-museum bisa mati suri," tutur Dwi seperti yang dikutip dari laman Antara.
Baca Juga:

Lebih lanjut Dwi menyampaikan bahwa support yang paling baik untuk museum adalah mengunjungi museum-museum yang ada di Indonesia. Dalam hal ini, baik secara virtual maupun mengunjungi secara langsung.
Mengenai pengunjung museum, Dwi menjelaskan bahwa selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Museum Sumpah Pemuda mengalami penurunan jumlah pengunjung sebanyak 90 persen.
Baca Juga:
Penurunan jumlah pengunjung ini dikarenakan pihak museum mengikuti aturan Pemerintah seperti Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pada data 2019 sebelum pandemi COVID-19, ada sekitar 30 ribu pengunjung dalam setahun.
"Sampai hari ini pun Museum Sumpah Pemuda masih tutup. Jadi kita dari awal tahun saja, Januari sudah ditutup lagi kan waktu itu. Jadi menurun drastis kalau kunjungan langsung," ujarnya.

Kendati demikian, Dwi menjelaskan bahwa saat ini antusias para pengunjung museum masih tinggi. Karena, banyak masyarakat yang menanyakan kapan Museum Sumpah Pemuda akan kembali dibuka. Tapi, pihak sekolah rata-rata masih takut untuk melakukan kunjungan langsung ke museum.
"Kalau kunjungan langsung sebenarnya masyarakat itu sudah banyak yang menanyakan kapan buka. Itu menunjukkan kalau keinginan untuk datang ke museum sudah cukup tinggi. Apalagi di bulan Oktober ya kalau Sumpah Pemuda itu," ujar Dwi.
Menurut Dwi, salah satu kunjungan terbanyak yakni dari sekolah-sekolah, bahkan persentasenya mencapai 80 persen. Namun pihak sekolah masih menunggu situasi pandemi lebih kondusif sebelum melaksanakan kunjungan museum. Meski begitu, kalangan keluarga, individu, serta mahasiswa banyak yang sudah ingin berkunjung. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ketua DKJ Tegaskan Perusakan Benda dan Bangunan Bersejarah Adalah Kejahatan Serius yang Melampaui Batas Kemanusiaan

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel

Bikin Ilmuwan Terkejut! Ini Rahasia Dinosaurus Super Cepat "Enigmacursor" yang Mampu Berlari Lebih Cepat dari Predator Terbesar

Pemerintah dan Keluarga Sepakat Jadikan Rumah Bing Slamet Museum

Museum Belanda Pamerkan Kondom Langka Abad ke-19, masih Utuh belum Dipakai tapi Terbukti tak Efektif

Dato Tahir Pastikan Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo Dibuka Agustus 2025

Buka Pameran 40 Museum Indonesia di Solo, Wali Kota Respati Minta Study Tour Sekolah Wajib ke Museum Jateng

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
