Alasan Tingginya Anak Putus Sekolah di Indonesia


Ilustrasi siswa.
MerahPutih.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti akan menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Ia memaparkan, dua strategi itu meliputi penghidupan kembali pendidikan non-formal, serta pembangunan rumah belajar yang akan melibatkan kolaborasi swadaya dari masyarakat serta pemerintah.
“Karena angka putus sekolah itu kan faktornya berbagai macam ya, sehingga kita buka berbagai opsi bagaimana antara semua anak Indonesia apapun keadaannya mereka tetap bisa belajar sebagai bagian dari bekal dan modal untuk menjadi generasi yang hebat di masa depan,” kata Mu'ti.
Pihaknya menilai penghidupan kembali pendidikan non-formal merupakan bagian penting dalam perluasan akses pendidikan untuk anak-anak Indonesia dari berbagai lapisan.
Baca juga:
Setuju Kemendikbudristek ‘Dipecah’ 3, DPR: Tangani Persoalan Pendidikan Tak Cukup Satu Kementerian
Sementara terkait pembangunan rumah belajar, pihaknya menerangkan tidak menutup kemungkinan akan memberdayakan bangunan sekolah yang sudah ada, dengan membuka kelas pembelajaran di sore atau malam hari.
Mu'ti mengamati tidak sedikit anak putus sekolah karena harus bekerja di pagi hari atau tidak ada pendamping yang mengantar karena harus bekerja di pagi hari.
“Banyak anak kita yang tidak bisa sekolah karena bekerja, bisa juga mereka tidak bisa sekolah karena jaraknya jauh dari sekolah yang ada dan tidak ada yang mengantar kalau pagi hari, makanya kami berusaha untuk menyediakan sarana belajar yang lebih mendekatkan dan memudahkan anak-anak Indonesia,” imbuhnya.
Ia mengatakan, hasil amatannya juga menyimpulkan ada berbagai macam faktor yang menyebabkan anak putus sekolah, di antaranya tentu faktor ekonomi, kondisi tempat tinggal, hingga keterbatasan fisik.
"Pemerintah akan berupaya maksimal untuk menyediakan beragam opsi untuk mengakses pendidikan sehingga lebih terbuka dan terjangkau bagi anak-anak Indonesia," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Sekolah Dapat Bantuan Smart TV, DPR Minta Guru Diberi Pelatihan dan Diawasi agar tak Ada Penyalahgunaan

Legislator PKB Desak Investigasi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

DPRD DKI Terima Laporan Pungli hingga Rp 5 Juta di Sekolah Gratis

Legislator Tegaskan Jumlah Siswa Sedikit tak Boleh Jadi Alasan Tutup Sekolah

Pramono Resmikan Universitas PTIQ sebagai Kampus Peradaban Alquran Internasional di Jakarta

Minta Maaf Langsung ke Kepala SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Arlan Ngaku Tindakannya di Luar Kontrol

Wali Kota Prabumulih Dapat Sanksi Keras dari Kemendagri, Disebut Main Copot Kepala SMPN 1 tanpa Prosedur Tepat

Guru SMAN 1 Sinjai Dianiaya Anak Polisi Depan Bapaknya, Komisi X DPR: Bukti Degradasi Moral

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan

Wali Kota Prabumulih Bantah Kepala SMPN 1 Dicopot karena Tegur Anaknya yang Bawa Mobil ke Sekolah
