Alasan Kenapa Indonesia Dianggap Negara Tujuan Investasi Menjanjikan Versi BKPM


Sejumlah pekerja di kawasan Sudirman-Thamrin. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja /rwa)
MerahPutih.com - pemerintah akan menggenjot investasi sebesar 18 persen demi menunjang target pertumbuhan ekonomi senilai 8 persen pada 2025.
"Presiden terpilih, Prabowo Subianto telah menyebutkan berkali-kali, bahwa ekonomi Indonesia ditargetkan 8 persen atau lebih tinggi dari desain awal Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Untuk mencapai hal tersebut, realiasi investasi yang harus dilakukan Indonesia pada tahun depan adalah Rp1.905 triliun atau meningkat 18 persen," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan.
Nurul menyampaikan hal tersebut dalam Indonesia-China Investment Forum 2024 yang diselenggarakan oleh BKPM bekerja sama dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Guangzhou dan dihadiri sekitar 100 pengusaha.
Target realisasi itu bertambah dari target tahun ini yaitu Rp1.650 triliun. Diketahui realisasi investasi hingga semester I 2024 telah mencapai Rp829,9 triliun atau mencapai 50,3 persen dari target dan telah berhasil menyerap lapangan kerja sebanyak 1.225.042 orang.
Baca juga:
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi Bisa Bikin Kemiskinan Turun
Realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp408,2 triliun atau 49,2 persen dari total investasi, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp421,7 triliun atau mencapai 50,8 persen dari total realisasi.
"Tentu saja Indonesia tidak mungkin mencapai target itu sendirian. Itulah sebabnya kami harus bekerja sama dengan China dan China selama 5-6 tahun terakhir selalu berada di peringkat kedua dan ketiga investor terbesar di Indonesia," ungkap Nurul.
Di posisi pertama dan ketiga adalah investasi asal Singapura dan Hong Kong, meski menurut Nurul, tidak tertutup kemungkinan perusahaan Singapura yang berinvestasi di Indonesia menginduk kepada China dan Hong Kong juga sesungguhnya adalah bagian dari China.
"Artinya secara total, saya cukup yakin bahwa China adalah investor terbesar di Indonesia. Itu sebabnya kami berterima kasih kepada China atas kontribusinya di Indonesia, tapi mengapa harus berinvestasi di Indonesia?" tambah Nurul.
Baca juga:
Kata Pengusaha Jika Indonesia Ingin Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen
Terdapat sejumlah alasan kenapa Indonesia dapat dianggap sebagai negara tujuan investasi yang menjanjikan. Menurut Nurul, pasca pandemi, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen per tahun.
Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam seperti nikel yang menjadi bahan baku dari industri utama China yaitu kendaran listrik serta kebijakan pemerintah Indonesia yang berpihak pada hilirisasi.
"Jadi alasan-alasan tersebut dapat membuka peluang yang sangat luas bagi Anda untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Pemerintah juga memberikan insentif seperti 'tax holiday', 'tax allowance', dan 'special economic zone' bagi para investor," jelas Nurul.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Banyak ‘Rojali’ di Mal, Kelas Menengah Pilih Barang Lebih Murah di E-Commerce demi Bisa Investasi
