Akhir Pekan Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp14.144 Per Dolar AS

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 18 Mei 2018
Akhir Pekan Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah Jadi Rp14.144 Per Dolar AS

Seorang petugas menghitung uang rupiah di Kantor Pusat BNI Jakarta, Senin (12/10). (Foto Antara/Wahyu Putro A)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.Com - Nilai tukar rupiah terus tertekan dan melemah sebesar 99 poin pada transaksi jelang akhir pekan. Dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat (18/5) sore, nilai tukar rupiah menjadi Rp14.444 per dolar AS.

Pelemahan ini cukup signifikan jika dibandingkan pada transaksi Jumat pagi yakni Rp14.045 per dolar AS. Artinya, menjelang akhir pekan rupiah melemah sebesar 99 poin terhadap dolar AS. Tekanan terhadap rupiah, menurut pengamat pasa uang dari Bank Woori Saudara Indonesia, Rully Nova cenderung masih dipengaruhi oleh sentimen eksternal mengenai prospek kenaikan suku bunga The Fed pada Juni mendatang.

"Sebagian investor masih menahan diri untuk menempatkan dananya meski Bank Indonesia telah meningkatkan suku bunga," kata Rully Nova di Jakarta, Jumat.

Kurs rupiah
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). (Foto Antara/Yudhi Mahatma)

Ia menambahkan imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang cenderung meningkat turut menjadi faktor yang menahan dana asing masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Pasar keuangan di Amerika Serikat dinilai lebih menarik saat ini," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi di Amerika Serikat tenor 10 tahun masih menjadi salah satu faktor penopang bagi penguatan dolar AS.

"Kenaikan yield obligasi juga dianggap sebagai indikasi The Fed akan menaikkan suku bunganya," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (18/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.107 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.074 per dolar AS.

Agus Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Terkait pelemahan nilai tukar rupiah yang diduga dipicu keterlambatan Bank Indonesia menaikan suku bunga dibantah Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Agus Martowardojo menyebutkan Bank Sentral terlambat menaikkan suku bunga acuan (behind the curve) sehingga nilai tukar rupiah pada Jumat ini tetap bergerak melemah.

Dalam perbincangan dengan media di Jakarta, Agus mengatakan rupiah yang masih depresiatif pada Jumat ini karena tekanan eskternal yang semakin besar karena ekspetasi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral AS pada Juni 2018 yang akhirnya mendorong kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun.

Kemudian juga tekanan ekonomi internal karena membengkaknya defisit perdagangan hingga 1,6 miliar dolar AS periode April 2018.

"Jadi kalau ada tekanan di rupiah, kami lihat ini sesuatu yang dalam hal karena faktor eksternal dan juga faktor internal," ujar Agus.

Agus menegaskan langkah yang diambil BI selalu selangkah lebih maju ke depan atau "ahead the curve" untuk mengantisipasi tekanan terhadap inflasi dan stabilitas perekonomian domestik.

Uang rupiah
Uang Rupiah (Setkab.go.id)

Kenaikan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" pada Rapat Dewan Gubernur 16-17 Mei 2018 kemarin, kata Agus, karena tekanan eksternal yang semakin deras dan bisa menggangu pencapaian sasaran inflasi jika tidak direspon dengan kenaikan suku bunga acuan.

"Di Mei 2018, kita lihat eksternal ada kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, US Treasury, tensi perdagangan antara AS dan China, keluarnya AS dari kesepakatan nuklir. Dan kalau kita lihat, sebenarnya inflasi sesuai arahan kita hingga Mei di 2,5-4,5 persen (yoy), tapi kita mau jaga inflasi kita stabiltas agar terus terjaga," ujar dia.

Namun, kata Agus, Bank Sentral siap menerapkan langkah kebijakan moneter yang lebih kuat termasuk penyesuaian kembali suku bunga acuan untuk memastikan stabilitas perekonomian terjaga.

"Kalau seandainya kita keluarkan bauran kebijakan seperti sekarang ini, kalau kondisi mengharuskan untuk kami kembali melakukan penyesuaian, maka kami tidak ragu," kata Agus.

Setelah BI menaikkan suku bunga acuan pada Kamis (17/5) kemarin sebesar 0,25 persen menjadi 4,5 persen, nilai tukar rupiah belum menunjukkan penguatan.Kurs Acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang diumumkan BI juga menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.107 per dolar AS pada Jumat ini dibanding Kamis (17/5) yang sebesar Rp14.074 per dolar AS.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Bank Indonesia Tetapkan Kenaikan Suku Bunga Acuan Demi Stabilitas Ekonomi Domestik

#Kurs Rupiah #Rupiah Melemah #Rupiah Anjlok #Bank Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Purbaya menyampaikan bahwa proses pencairan dana akan dilakukan segera setelah penandatanganan dilakukan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo
Pada pembukaan perdagangan hari Senin, di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp 16.472 per dolar Amerika Serikat (AS).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Ekonom mengungkapkan arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025, antara bertahan di level 5,25 persen atau turun, yang menunjukkan sinyalemen kebijakan moneter lebih longgar.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Indonesia
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyebut, Payment ID tunduk kepada aturan mengenai perlindungan data pribadi (PDP)
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 14 Agustus 2025
Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga
Indonesia
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Melesatnya transaksi QRIS ini sejalan dengan peningkatan mercant QRIS, total ada 961.872 merchant. Untuk nominal transaksi QRIS ini menembus Rp 961,6 miliar dengan pertumbuhan 100,6 persen secara year on year (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
Indonesia
Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025
BI memproyeksikan inflasi Jakarta akan berada dalam kisaran target 2,5% ± 1%
Angga Yudha Pratama - Senin, 11 Agustus 2025
Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025
Indonesia
Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui
Tindakan menolak uang rupiah untuk pembayaran dapat dikenai sanksi pidana diatur dalam Pasal 33 Ayat 2 Undang-Undang Mata Uang.
Wisnu Cipto - Jumat, 08 Agustus 2025
Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui
Indonesia
KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik
Jika aliran dana korupsi tersebut terbukti mengalir ke partai politik, KPK bakal menindaklanjutinya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 08 Agustus 2025
KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik
Bagikan