Menyelami Makna Hidup dalam Pempek
Pempek kapal selam khas Palembang. (Foto: Instagram/ekaerika58)
ANGKAT tangan kalau kamu suka makan pempek. Makanan khas Palembang satu ini selain rasanya enak, mudah ditemukan, dan bisa dibuat di rumah. Pempek merupakan makanan yang terbuat dari olahan ikan dan tepung, lalu disajikan dengan kuah cuko.
Dengan perpaduan rasa gurih, manis, dan asam dari kuah cuko serta tekstur kenyal, tidak mengherankan jika pempek menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Di balik kelezatannya, ternyata pempek memiliki filosofi yang jarang diketahui banyak orang. Mulai dari tekstur, bentuk, hingga rasa pempek memiliki makna mendalam yang bisa menjadi pelajaran hidup.
Seperti dikabarkan ANTARA, Kamis (3/2), restoran Pempek Ny Kamto membagikan empat filosofi pempek. Filosofi pertama ialah teksutr kenyal sebagai simbol fleksibelitas dan kedinamisan. Pempek memiliki tekstur kenyal yang berarti bahwa hidup harus luwes dan peka terhadap perubahan. Zaman yang terus berkembang menuntut setiap individu untuk beradaptasi dengan perubahan yang lebih positif. Jika menguasai kedua hal tersebut, kamu tentu akan memudahkan dalam menjalani hidup yang terus berubah seiring berkembangnya zaman.
Baca juga:
Filosofi yang kedua ialah cita rasa pempek yang melambangkan keseimbangan hidup. Rasa pempek yang lezat dan gurih datang dari perpaduan berbagai rasa yang seimbang. Ada rasa gurih dari ikan yang telah diolah, serta manis dan asam dari kuah cuko. Dari kombinasi tersebut, pempek dapat disajikan di berbagai kesempatan karena cita rasanya yang cocok dengan lidah banyak orang.
Sama halnya dengan manusia. Menjalani hidup yang seimbang akan memberikan banyak manfaat seperti menghindari stres, semakin produktif, dan berdamai dengan diri sendiri. Hal tersebut dapat ditempuh jika tidak bijak dalam mempertimbangkan berbagai hal, serta optimistis bahwa hidup tentu akan indah jika bersabar dan berusaha.
Baca juga:
Gurihnya Pempek Palembang "Keliling" Muhamad Tahir di Serang
Beralih ke bagian kuah cuko yang ternyata mengandung makna untuk lebih realistis. Kondisi hidup memang selalu berubah-ubah, kadang merasa senang, kadang juga merasa sedih. Layaknya perpaduan rasa pada kuah pempek yang manis dan asam, itu menjadi pengingat untuk kita dapat menjalani kehidupan yang realistis. Dengan begitu, kita dapat meminimalisasi rasa kecewa terhadap harapan dan mimpi yang belum tercapai.
Filosofi terakhir ialah kualitas pempek yang menggambarkan kredibilitas. Rasa ikan pada pempek selalu dijaga agar memberikan rasa yang segar dan nikmat. Dalam hal ini, tiap individu sebaiknya mampu menjaga kualtias diri dan meningkatkan kemampaun agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. Individu yang berkualitas tentu akan memiliki kredibilitas yang tinggi dalam hidupnya. (and)
Baca juga:
Fakta-Fakta Unik Pempek Kapal Selam, Si Legendaris dari Palembang
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Remaja China Kencingi Kuah Hotpot, Diharuskan Ganti Rugi Rp 4,7 Miliar
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut
Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa