80 Persen Perdagangan China-AS Terdampak Tarif Trump, Berbagai Negara Bakal Kena Imbas
Presiden AS Donald Trump (Foto: Partai Republik AS)
MerahPutih.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (9/4) menyatakan Amerika Serikatmenaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal China menjadi 125 persen, di tengah memanasnya sengketa dagang antara Washington dan Beijing.
Hal ini berbeda dengan pengumuman bahwa lebih dari 75 negara lain akan diberikan penangguhan selama 90 hari dari tenggat. Di mana sebelumnya mereka dijadwalkan akan dikenakan tarif lebih tinggi dari batas dasar 10 persen. Kondisi ini karena China disebut melawan.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memperkirakan bahwa volume perdagangan antara China dan Amerika Serikat dapat mengalami penurunan drastis hingga 80 persen akibat meningkatnya tarif perdagangan.
"Ketegangan perdagangan yang terus meningkat antara Amerika Serikat dan China menimbulkan risiko serius terhadap penyusutan tajam dalam hubungan dagang bilateral," kata Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala.
Baca juga:
Dampak negatif dari kebijakan tarif tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh AS dan Tiongkok saja, tetapi juga akan menjalar ke perekonomian negara-negara lain.
Menurutnya, jika dunia terbelah menjadi dua blok ekonomi yang saling bersaing, hal ini dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) global secara jangka panjang hingga hampir 7 persen.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arif Havas Oegroseno menilai, tarif timbal balik atau resiprokal Amerika Serikat (AS) menjadi momentum bagi ASEAN untuk memperkuat kemandirian regional dalam bidang ekonomi.
“Ini adalah momentum yang sangat baik bagi ASEAN untuk menciptakan kemandirian regional yang strategis dalam bidang ekonomi,” ujar Arif Havas.
Kontribusi AS dalam perdagangan global berkisar di angka 14-15,5 persen. Berdasarkan hal tersebut, Havas menyoroti potensi 80 persen aktivitas perdagangan global yang bisa dieksplore di luar AS.
Selain itu, Havas juga menyoroti nilai perdagangan global AS yang berada di kisaran 400 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.811 triliun (kurs Rp17.027,72). perdagangan antar-ASEAN pada 2024 itu mencapai 759 miliar dolar AS (Rp12.924 triliun). (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Warga Asal Negara Dengan Pemerintahan Tidak Stabil Bakal Sulit Masuk AS
China Kerahkan 100 Kapal AL Imbas Pernyataan Kontroversial PM Jepang
Bincang Ringan Presiden Prabowo dengan Ketua MPR China, Bahas Guci dan Bayi Panda
Lawan Rencana Agresi Militer AS ke Venezuela, Kuba: Kawasan Amerika Latin-Karibia Zona Damai
Takut Bobol, Kepolisian Kanada Cuma Pakai Drone China untuk Operasi Nonsensitif
Trump Ultimatum Maduro Segera Tinggalkan Venezuela, AS Bersiap Lakukan Operasi Darat
4 Dari 14 Orang Korban Penembakan di California Utara Meninggal, Penembakan Terjadi Saat Ulang Tahun
Kebakaran Hong Kong, Pemerintah Lakukan Penyelidikan di tegah Tekanan China
Rush Hour 4 Resmi Digarap: Jackie Chan dan Chris Tucker Comeback
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal