3 Risiko yang Diterima Indonesia jika Konflik Israel-Hamas Tak Kunjung Selesai
                Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/12). ANTARA/Bayu Saputra
MerahPutih.com - Konflik antara Israel dan Hamas yang tengah berkecamuk saat ini berpotensi menimbulkan risiko ekonomi bagi Indonesia.
Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengungkapkan ada tiga risiko yang akan dialami Indonesia apabila konflik tersebut tidak kunjung selesai.
Baca Juga
[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Israel Mengakui Kekalahannya
Pertama, perang di wilayah Timur Tengah rentan mengakibatkan terjadinya perang minyak (oil war) yang berimplikasi terhadap harga minyak dunia hingga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
“Oil war itu mungkin implikasinya adalah harga BBM. Persoalannya adalah apakah harga BBM nanti akan di-adjust atau nggak. Jadi yang di-absorb adalah subsidinya,” kata Chatib dalam acara Regional Chief Economist Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/12).
Kemudian, risiko yang kedua yakni pengaturan subsidi BBM akan menimbulkan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang meningkat. Bahkan Chatib memproyeksikan apabila kebijakan subsidi BBM diterapkan, maka tingkat inflasi akan naik sekitar 4 persen.
Baca Juga
Israel Bakal Serang Wilayah Selatan Gaza Seperti Sebelumnya Dilakukan di Utara
Risiko ketiga yang akan terjadi yakni meningkatnya harga beras. Hal tersebut menurut Chatib akan sangat mempengaruhi masyarakat Indonesia, termasuk dalam aspek penyaluran bantuan sosial dari pemerintah.
“Oleh karena itu BLT, bantuan sosial jadi penting. Dari subsidi BBM, apalagi bantuan sosial tentunya, maka pengelolaan APBN akan sangat penting di sini,” ujar Chatib.
Adapun berdasarkan data terakhir Kementerian Kesehatan Palestina hari ini jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 17.177 sejak 7 Oktober 2023.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qudra mengatakan, sekitar 70 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan. Sedangkan 46 ribu orang lainnya terluka akibat serangan gencar Israel di wilayah Palestina yang diblokade tersebut.
Ia melaporkan paling sedikit 290 petugas medis tewas, 103 ambulans hancur dan 160 pusat layanan kesehatan menjadi sasaran serangan Israel, sementara 20 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer terpaksa tidak berfungsi. (*)
Baca Juga
[HOAKS atau FAKTA]: Produk Buatan Indonesia Diboikot Amerika dan Israel
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
                      OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
                      Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
                      PBB Kutuk Aksi Israel Bantai Anak-Anak Gaza Saat Gencatan Senjata
                      Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
                      Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja
                      Israel kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata
                      Kementerian Pertahanan Siapkan Langkah Awal Rencana Kirimkan Pasukan ke Gaza
                      Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak
                      Viral Warga Israel Diduga Punya KTP Indonesia, Begini Penjelasan Disdukcapil Cianjur