3 Blunder Seputar Pembukaan Olimpiade Paris 2024


Defile Kontingen Negara Yunani di Sungai Seine membuka parade Olimpiade Paris 2024. ANTARAAFP/ANDREJ ISAKOVIC
MerahPutih.com - Pembukaan Olimpiade Paris 2024 pada Jumat (26/7) kemarin menjadi salah satu pembukaan terunik dan untuk pertama kalinya dilakukan di luar stadion.
Paris memilih perhelatan acara pembukaan Olimpiade 2024 di sepanjang aliran Sungai Seine. Terdapat 160 kapal yang melintasi Sungai Seine, 94 di antaranya membawa para atlet.
Meski acara pembukaan bisa dikatakan berlangsung dengan meriah dan sukses, tetapi di balik gemerlapnya pesta olahraga akbar itu masih menyisakan kejadian fatal yang berdampak buruk pada citra Paris.
Baca juga:
NOC: Prabowo Hadir di Olimpiade Paris Pertanda Titik Cerah Olahraga Indonesia
Kesalahan fatal tersebut terbagi menjadi beberapa hal, fatal karena hal teknis, fatal karena kesalahan human error, sampai ketidak hati-hatian menyinggung isu sensitif.
1. Sabotase Kereta Api

Tepat menjelang beberapa jam pelaksanaan upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, terjadi upaya sabotase kereta api Paris. Seperti yang diketahui kereta api merupakan transportasi penting bagi kota tersebut.
Dilansir dari APNews, disebutkan Arsonist alias penyerang kereta api menyabotase jaringan kereta api berkecepatan tinggi Prancis. Tindakan mereka memicu kebakaran lalu melumpuhkan perjalanan kereta api ke Paris bagi sekitar 800.000 orang di seluruh Eropa, termasuk para atlet yang hendak menghadiri upacara pembukaan Olimpiade.
Baca juga:
Tampil Eksentrik di Pembukaan Olimpiade, Lady Gaga Dedikasikan untuk Zizi Jeanmaire
Disebutkan bahwa kejahatan ini merupakan sindikat, sebab kerjanya terkoordinasi ini berupaya memutus jalur kereta api ke kota dari segala arah. Kebakaran sebagian besar terjadi di dalam pipa yang berisi kabel sinyal penting untuk sistem yang dikenal sebagai TGV.
Tidak ada laporan korban luka. Walikota Paris Anne Hidalgo mengatakan kerusakan tidak akan mempengaruhi upacara di mana 7.000 atlet Olimpiade akan berlayar menyusuri Sungai Seine melewati monumen ikonik Paris seperti Katedral Notre-Dame, Museum Louvre dan Musee d’Orsay.
2. Panitia salah sebut kontingen asal Korea Selatan Jadi Korea Utara

Komite Olimpiade Internasional ramai mendapatkan protes dari warga Korea Selatan usai salah menyebutkan negara asal ketika mengenalkan kontingen dan atlet Korea Selatan di upacara pembukaan Olimpiade Paris, Jumat (26/7).
Maka pada Sabtu (27/7) Komite Olimpiade Internasional meminta maaf atas kesalahan yang terjadi pada upacara pembukaan Olimpiade Paris di mana atlet Korea Selatan secara keliru diperkenalkan sebagai orang Korea Utara.
Kejadian dimulai saat delegasi Korea Selatan berlayar menyusuri Sungai Seine di ibu kota Prancis, mereka diperkenalkan dengan nama resmi Korea Utara: "Republique populaire democratique de Coree" dalam bahasa Prancis, kemudian "Republik Rakyat Demokratik Korea" dalam bahasa Inggris.
Baca juga:
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang terjadi saat memperkenalkan tim Korea Selatan saat siaran upacara pembukaan,” kata IOC dalam postingan di akun resmi berbahasa Korea X. Hal ini menjadi atensi pasalnya, hubungan politik antara Korea Selatan dan Korea Utara tengah memanas.
3. Dugaan Pelecehan

Permainan sorot lampu yang kerlap kerlip di dinding Eiffel, sungai Seine yang berkilau dipenuhi dengan pertunjukan yang meriah. Namun, ada satu tindakan yang menuai kritik keras.
Selama upacara, kamera siaran terfokus pada meja waria, salah satunya mengenakan mahkota dan berdiri di depan perlengkapan DJ. Waria alias drag queen adalah seseorang laki-laki, yang menggunakan pakaian dan riasan drag untuk meniru dan sering kali membesar-besarkan penanda gender dan peran gender perempuan untuk tujuan hiburan.
Baca juga:
Awalnya, penampilan mereka tampak melucu justru menyulut emosi. Pasal jika diperhatikan seksama para drag queen tersebut mencontoh rekreasi lukisan dinding karya Leonardo da Vinci tentang Yesus dan 12 muridnya.
Tak berhenti di situ, dalam potongan terpisah masih di video yang sama tiba-tiba menampilkan seakan di balik tudung saji seorang pria bercat biru dan dihiasi dengan bunga dan buah-buahan, yang diduga mewakili dewa Yunani Dionysus. Pemirsa menafsirkan ini sebagai parodi Perjamuan Terakhir, sehingga memicu kemarahan di media sosial. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Penuh Kengerian, Siaran Live Terakhir Streamer Prancis Jean Pormanove sebelum Meninggal

Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung

Prancis Kasi Peringatan, Bencana Menunggu jika Israel Duduki Gaza

Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris

Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Prancis Berencana Akui Kedaulatan Palestina Saat Sidang PBB September 2025

Presiden Prabowo Kembali ke Indonesia Setelah 2 Pekan Kunjungan Kerja

TNI Unjuk Gigi di Bastille Day Prancis: Prabowo Hormat, Macron Tepuk Tangan

Presiden Prabowo Subianto Tiba di Paris Hadiri Parade Militer Hari Bastille Prancis

Presiden Prabowo Jadi Pemimpin Asia Tenggara Satu-Satunya Hadiri perayaan Hari Bastille Prancis
